Ha’aretz – Infopalestina: Menurut sumber di Tel Aviv hubungan Turki-Israel hari ini melewati tahap paling tahapan sulit terutama dengan pernyataan Turki yang menyebutkan bahwa Mossad Israel menggerakkan elemen Partai Buruh Kurdistan untuk melancarkan aksi intensif di tahap berikutnya sebagai semacam tekanan.
Sumber-sumber di Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan
Sumber-sumber ini mengatakan bahwa tujuan pertama bagi Turki adalah akan meninjau kembali perjanjian bilateral (dengan Israel) di mana ada 59 kesepakatan antara kedua negara termasuk 43 perjanjian perdagangan dan 16 perjanjian militer sebagiannya diperbaharui setiap lima tahun.
Ha’aretz mengungkapkan bahwa pembatalan beberapa perjanjian bisa terjadi. Di antaranya adalah perjanjian transaksi pesawat pesawat tak berawak (Heron) yang tidak berarti sama sekali karena Turki telah membayar dan menerima setengahnya yaitu enam pesawat.
Sehari sebelum agresi Israel di Gaza akhir tahun 2008 pemerintah Recep Tayyip Erdogan menandatangani perjanjian kerjasama intelijen dengan “Israel” senilai 65 juta dolar.
Pada tanggal 25 Desember tahun 2008 disepakati untuk melengkapi system mata-mata pada pesawat tempur Turki. Surat kabar Haaretz menyebutkan bahwa Ankara juga membekukan perjanjian kontrak pertahanan dengan “Israel” yang nilainya mencapai miliaran dolar menyusul serangan Israel terhadap armada kebebasan (pada akhir Mei 2010).
Ha’aretz menjelaskan bahwa di antara 16 proyek yang telah dibekukan nilainya mencapai 5 milyar dolar yang berdasarkan perjanjin ini Ankaran rencananya menerima 1000 tank Merkava generasi ketiga demikian juga pembekuan perjanjian senilai 50 juta dolar untuk pengembangan tank Turki jenis (M60) perjanjian senilai 800 juta dolar untuk membeli dua pesawat patroli Israel dan sistem peringatan dini.
Haaretz menulis tentang serangan tersebut: Apa yang terjadi merupakan kelanjutan dari peristiwa yang memalukan akibat blokade terhadap Jalur Gaza hanya untuk membebaskan satu orang tentara. Sementara kerusakan yang diakibatkan oleh blokade adalah satu setengah juta penduduk di