Mon 5-May-2025

Qasim: Jika Israel Lepas Tangan Otoritas Palestina Hancur dalam 10 Hari

Selasa 1-Maret-2011

Nablus – Infopalestina: Guru besar ilmu politik di Universitas An-Najah Tepi Barat Dr. Abdus Sattar Qasim menegaskan angin perubahan di kawasan Timur Tengah tidak akan jauh dari otoritas Palestina di Ramallah. Ia memprediksi dalam 10 hari otoritas Abbas ini akan bubar jika Israel lepas tangan darinya.

Dalam wawancara dengan Infopalestina Qasim menegaskan semua yang dilakukan Otoritas Palestina terkait dengan aksi membual menghentikan perpecahan tidak berpengaruh dalam realitas.

Qasim menyerukan pentingnya membuat solusi ala Palestina yang berisi konsekwensi menghentikan kesepakatan koordinasi dengan Israel. Ia menegaskan unjuk rasa mendukung Abbas di Tepi Barat tidak menggambarkan kenyataan yang ada.

Ia menegaskan bahwa terhentinya perpecahan dan terwujudnya rekonsiliasi hanya bisa bila otoritas Palestina menghentikan kesepakatan dan koordinasi keamanan dengan Israel serta membebaskan tahanan politik. Sayangnya otoritas Palestina pimpinan Abbas tidak pernah merespon hal itu kecuali hanya sekedar symbol saja.

Pakar politik ini menilai revolusi di negeri-negeri Arab saat ini berjalan sesuai dengan logika sejarah. Revolusi itu akan berdampak negative bagi otoritas Palestina di Ramallah terutama jatuhnya rezim Hosni Mubarak.

Ia mengisyaratkan bahwa Amerika dan barat berusaha meminimalisir dampak revolusi Arab dengan mengambil pelajaran karena pernah mendukung Shah Iran tahun 1979. Sebab jatuhnya rezim-rezim Arab sudah pasti tidak berpihak kepada kepentingan Amerika Israel dan Eropa.

Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana Anda membaca angin perubahan di kawasan Arab pasca revolusi Mesir dan Tunisia?

Apa yang terjadi sesuai dengan logika sejarah. Situasi sebelum ini sudah mendukung untuk revolusi Arab sejak lama. Saya yakin revolusi akan berlanjut ke Negara-negara Arab lainnya.

Saya prediksi akan terjadi pertumpahan darah di jalan-jalan Arab sebab rezim ngotot mempertahankan kekuasaan otoriternya dan korupsinya serta bekerjasama dengan Israel dan Amerika.

Ada upaya sebagian pihak membatasi revolusi dan intifadah ini terjadi karena masalah-masalah internal jauh dari politk luar negeri dan kaitannya dengan barat?

Ada sejumlah faktor meletusnya revolusi lapar kemiskinan sebagai faktor utama. Namun faktor terpenting adalah perasaan “Arab” yang selama ini terhina yang disebabkan oleh dua hal faktor internal karena keamanan rezim Arab selama ini hanya menghina mengejar-ngejar dan melecehkan warga Arab sendir.

Kedua faktor eksterner karena Arab terkalahkan dari setiap pertempuran dan persaingan di segala bidang militer budaya sosial dan tekanan luar tepatnya Amerika dan Israel. Kedua Negara ini memaksa kehendak bangsa Arab sehingga selama ini mereka merasa diremehkan. Inilah yang menjadi faktor utama revolusi ini. Buktinya adalah Tunisia sebab kemiskinan di sana tidak sedahsyat di Mesir dan Maroko namun mereka melakukan revolusi.

Apa dampaknya slogan “rakyat ingin bebaskan Palestina” yang digaungkan di Mesir dan Tunisia?

Dimensi kebangsaan (Arab) kurang mencuat dalam protes-protes ini sebab urusan internal dalam negeri menjadi prioritas. Namun setelah itu akan mengambil dimensi kebangsaan di masa selanjutnya.

Apa ada indikator barat tepatnya Amerika lepas tangan dari rezim yang loyal kepada mereka?

Barat tidak berlepas diri namun mereka belajar dari khususnya Iran tahun 1979 ketika mendukung Shan Iran dan kekerasan yang dilakukan kepada rakyatnya sehingga Iran makin benci kepada Amerika.

Amerika dan barat sadar bahwa revolusi Arab tidak mungkin dilawan dan tidak mungkin diremehkan atau dihabisi atau dihadapi dengan senjata sebab ujungnya rakyat yang menang.

Barat dan Amerika bekerja cerdas dan berusaha berusaha memusuhi bangsa Arab mereka bilang mendukung HAM untuk mengurangi respon balik memusuhi mereka. Jatuhnya rezim Arab tidak berpihak kepada kepentingan Amerika Israel dan Eropa.

Bangsa Arab akan merdeka dan akan menguasai kekayaan alamnya yang akan mendorong mereka untuk maju di bidang ilmu pengetahuan ekonomi budaya dan akan menyatukan Arab. Ini jelas tidak berpihak kepada Eropa dan Amerika.

Apakah gaung revolusi dan perubahan akan terkena kepada otoritas Abbas?

Bisa sampai namun bentuknya tidak seperti di negara-negara Arab. Kita di Tepi Barat di bawah penjajah jika penjajah (Israel) melepaskan tangannya dari otoritas Palestina pimpinan Abbas maka otoritas ini akan hancur dalam 10 hari.

Bagaimana dampak jatuhnya rezim Mesir terhadap otoritas Palestina di Ramallah?

Dampaknya akan buruk bagi otoritas Palestina sebab selama ini Mesir adalah representasi legitimasi Arab bagi otoritas. Sekarang Mesir bukan lagi menjadi legitimasi dan hanya Israel hanya menjadi legitimasinya jika ini terekspos maka itu akan memperburuk.

Legitimasi dari Israel baik otoritas Palestina jika satu paket dengan legitimasi Arab. Namun tatkala Israel sendirian maka itu akan memberikan dampak berbahaya bagi otoritas Palestina karena akan terancam meleleh dan hancur.

Bagaimana pengamatan Anda soal ajakan pemilu oleh otoritas Palestina di tengah berlanjutnya perpecahan internal Palestina?

Tindakan ini hanya berusaha menyerap pengaruh dari kejadian yang mereka alami. Mereka mengira usulan seperti ini akan mengurangi tekanan yang ada. Jika otoritas Palestina mau menghadapi kenyataan dengan gentel maka dia harus menghentikan koordinasi keamanan dengan Israel dan membebaskan tapol serta menganulir kesepakatan Oslo saat itulah Palestina akan bersatu.

Sayangnya otoritas Palestina sampai saat ini mau menghentikan tindakan ini yang merugikan Palestina.

Pemilu Palestina yang digelar Abbas tidak akan bisa digelar tanpa persetujuan Amerika dan Israel.

Pasca publikasi Aljazeera tentang dokumen rahasia perunding Palestina sebagian meyakini akan ada aksi rakyat Palestina di Tepi Barat. Pejabat Otoritas Palestina ada bilang Aljazeera memprovokasi revolusi di Tepi Barat namun gagal kemudian beralih ke Tunis dan Mesir?

Ini ucapan norak. Media ikut berperan namun Arab sudah lama ditekan dan cukup untuk meledak tanpa ada peran media. Revolusi Iran digerakkan oleh kaset dan belum ada Aljazeera atau internet. Aljazeera bukan memprovokasi tapi hanya mempublikasikan dokumen.

Tepi Barat tidak siap revolusi masih butuh waktu. Jika terjadi di sana ada penjajahan sehingga dipikir adalah bagaimana bebas dari penjajahan.

Saya meyakini perimbangan kekuatan di Tepi Barat tidak mudah. Otoritas mengalami tekanan karena terungkapnya dokumen rahasia mereka yang sangat banyak korup gagal dalam segala hal. Mereka seperti penguasa Arab.

Kapan Anda perkirakan publik Palestina akan bergerak massif melawan? Apa pendapat anda soal statemen wakil kepala Mossad Israel bahwa jika penjajah melepas tangannya dari otoritas Palestina maka otoritas ini akan hancur dalam mengadapi Hamas?

Saya tambahkan otoritas Palestina akan hancur dalam 10 hari dan tidak akan bisa berlanjut. Ini sudah lama kami katakan.

Ada faktor lain yang menghalangi gerakan publik Palestina yakni faksi-faksi gabungan PLO yang membantu otoritas Palestina.

Hamas bicara soal kesiapannya meluncurkan prakarsa soal Palestina untuk menegaskan prinsip hak dan mengembalikan kesatuan Palestina. Apa pendapat Anda soal rekonsiliasi?

Palestina harus melepaskan diri dari kesepakatan Oslo dan turunannya. Harus ada badan nasional untuk mengatur urusan warga sehari-hari. Badan itu bersifat sipil yang berisi orang-orang yang independen dan profesional yang tidak ada kaitannya dengan politik dan perlawanan. PLO harus direhap ulang sesuai dengan kepentingan nasional.

Pesan Anda kepada Otoritas Palestina di Ramallah yang masih mengandalkan Amerika dan Israel?

Mereka sudah pernah mencoba hal in dari tahun 1988 sejak Majlis Nasional mengakui Israel yang tidak legal. Sudah sejak 23 tahun tidak ada gunanya. Pesan saya buat mereka “jalan yang kalian tempuh tidak akan menyampaikan kepada negara Palestina merdeka. Sudahlah sampai di sini saja kebodohan dan kepolosan kalian.” (bsyr)

Tautan Pendek:

Copied