Tue 6-May-2025

Aleg Al-Qarawi: Perubahan di Tepi Barat Makin Dekat

Senin 28-Februari-2011

Aleg Islam Fathi Qarawi menegaskan Hamas tidak akan masuk dalam pemerintahan yang diserukan oleh Otoritas “Abbas – Fayyad” saat ini sebab hal itu sama saja dengan menyelamatkan otoritas dari krisis riil yang dihadapi.

Dalam wawancara dengan Infopalestina Qarawi mengisyaratkan krisis Otoritas Palestina di Tepi Barat tidak mungkin dibebankan kepada Hamas untuk menyelesaikannya sebab itu problem internal dengan mengorbankan prinsip bangsa Palestina. Disamping itu otoritas Palestina adalah pemerintah inkonstitusional.

Qarawi mengingatkan bahwa warga di Tepi Barat kini hidup dalam keadaan terkekang dari sisi kejiwaan dan mereka berharap akan ada proses perubahan di Tepi Barat secepat mungkin. Dan sudah pasti situasi itu tidak akan lama karena sebentar lagi akan terjadi perubahan.

Berikut petikan wawancara lengkapnya:

Bagaimana anda memahami pengunduran pemerintah Fayyadl dan pembenakan kembali kepadanya untuk membentuk pemerintah baru?

Pada dasarnya pemerintah Fayyadl inkonstitusional dan ada konflik internal di Fatah mereka kita belakangan bisa melakukan perubahan. Padahal perubahan itu tidak akan terjadi. Fatah dan Azzam Ahmad pernah bilang perubahan bisa dalam dua hari namun sudah berbulan-bulan berlalu tidak ada perubahan.

Karena ada tekanan dari pihak Arab kepada otoritas ini akan meralat sikap soal persetujuan mereka dengan pembangunan pemukiman yahudi dan kembali kepada public Palestina serta terungkapnya kedok perunding Palestina maka kini otoritas Palestina berusaha mengalihkan perhatian public Palestina dengan cara “melakukan perubahan”.

Apa respon Anda akan ajakan mereka kepada Hamas agar masuk dalam pemerintahan meski Jalur Gaza dikuasai oleh Hamas?

Untuk saat ini tidak mungkin Hamas ikut dalam pemerintahan mereka sebab pemerintah Fayyadl tidak menunjukkan itikat baik terhadap rakyat Palestina. Jika Hamas ikut sama saja itu menolong mereka yang sedang menghadapi krisis yang selama ini mengorbankan kepentingan rakyat dan prinsip Palestina.

Apa pendapat Anda soal pengumuman DPP PLO akan menggelar pemilu presiden dan legislative serta pemilu daerah di tengah perpecahan Palestina?

Ini usaha untuk lari ke depan untuk menghindari seperti yang terjadi di public Arab terutama Mesir yang bisa jadi akan berpindah ke tempat lain. Mereka berusaha mencari selamat.

Usulan pemilu ini sia-sia sebab akan diselenggarakan tanpa kesepakatan nasional atau kesiapan mereka.

Ketertekanan di Tepi Barat dan blokade di Jalur Gaza serta sejumlah kasus lain tidak akan bisa menyukseskan pemilu mendatang.

Ada sebagian kelompok kiri minta penyelenggaraan pemilu bagaimana penilaian anda?

Memang semua kekuatan kiri ikut berperan dalam perpecahan internal Palestina. Aleg-aleg di Tepi Barat dikekang oleh gerakan Fatah dan kelompok kiri Palestina. Kelompok kiri dan Fatah satu paket.

Bagaimana kondisi di Tepi Barat dari sisi kebebasan penghargaan terhadap aspirasi rakyat penangkapan berlatar belakangan politik? Seperti apa datanya?

Agak sulit memberikan data rinci sebab jumlah tapol di penjara otoritas Palestina di Tepi Barat keluar masuk sehingga tidak pasti. Pemanggilan kader untuk introgasi juga tidak berhenti. Sayangnya otoritas tidak belajar dari kejadian Mesir dan Tunis serta Libia meski mereka merasa risau dan khawatir.

Jumlah tapol diperkirakan antara 700 orang di Tepi Barat.

Soal lembaga sosial yang disegel dan dibubarkan dan diganti oleh anggota Fatah?

Semua lembaga sosial di Tepi Barat sudah dibubarkan dan diambil alih oleh Fatah.

Tentang kebebasan di Tepi Barat?

Ini sangat buruk situasinya. Sekarang ini gara-gara salam atau ucapan selamat ied saja kepada aleg Islam mereka dipanggil untuk introgasi dan ditahan selama 5 bulan 10 hari dan 3 bulannya disel. Aleg Islam sudah membatas diri namun orang yang berinteraksi dengan aleg Islam itu yang ditangkap dan dipanggil.

Warga di Tepi Barat hidup dalam keresahan dan tekanan jiwa yang hebat. Pada saat terjadi revolusi di Tunisia dan Mesir dan tempat lain mereka berharap akan ada perubahan di Tepi Barat segera mungkin akibat tekanan itu.

Apakah hanya Hamas saja yang merasakan penderitaan dan tekanan di Tepi Barat?

Bukan semua kelompok Islam mendapat tekanan dan hanya Hamas paling keras sebab ia memiliki lembaga sosial yang disegel.

Belakangan terungkap konsesi berbahaya dari otoritas Palestina soal Al-Quds pengungsi Palestina disamping koordinasi keamanan dengan Israel. kenapa kita tak menyaksikan kemurkaan public di Tepi Barat?

Konsesi-konsesi itu tidak sampai informasi secara benar di public Palestina. Sebab aparat keamanan Palestina melakukan represif tanpa kasih sayang.

Disamping itu kondisi rakyat Palestina di Tepi Barat sangat pahit. Bisa anda bayangkan ada banyak orang yang menanggung satu atau dua keluarga kemudian penghasilannya diputus begitu saja oleh pemerintah. Sehingga yang dia pikirkan hanya mencari sepotong roti.

Jadi otoritas Palestina di Tepi Barat itu memerangi mata pencarian rakyatnya rizki mereka memerangi gerak gerik mereka. Maka ketika anda bertanya kepada bertanya kepada warga Tepi Barat maka mereka menjawab “akhir kehancuran mereka sudah dekat. Sebab kezhaliman ini tidak lama dan ini sunatullah.”

Pengalaman di penjara Otoritas Palestina seperti apa?

Saya pernah ditahan otoritas Palestina selama enam bulan pada tahun 1996.

Sementara anak-anak saya ditangkap karena artikel yang pernah saya tulis. Salah satu anak saya yang ditahan dan dipukul kemudian dibebaskan kemudian ditahan lagi dan disiksa di penjara karena saya (ayahnya) mengatakan ini itu atau menulis ini itu.

Anak saya Hamzah ditangkap oleh Israel dan merasakan kepedihan kemudian dibebaskan. Kemudian ia ditahan lain dan kemudian dibebaskan lagi. Kemudian dia ditahan disiksa hingga hilang ingatan dan mati suri.

Demikian juga anak saya yang ketiga ditahan oleh otoritas Palestina dan sebelumnya pernah ditahan Israel namun kondisinya sekrang jauh lebih buruk. (bsyr)

Tautan Pendek:

Copied