Alex Vizman
Badan intelijen militer Israel memprediksi bahwa 2011 saat ini akan menjadi tahun gempa (gunjang ganjing) politik dan keamanan di kawasan Timur Tengah. Ini tahun strategi dimana akan terjadi sejumlah perubahan strategi dramastis di kawasan yang mencapai fase kematangan sebelum berakhir tegas sumber keamanan di Tel Aviv.
Menurut prediksi mereka di tahun 2011 otoritas Palestina akan mengalami perubahan besar dan tidak akan berani mengumumkan pendirian Negara Palestina secara sepihak pada September depan namun akan banyak Negara dunia yang mengakui Negara Palestina di perbatasan jajahan tahun 1967.
Badan intelijen Israel menilai revolusi Mesir akan mempengaruhi inti “logat” otoritas Palestina dan sikapnya dalam berinteraksi dengan Israel. diprediksi akan terjadi setback dalam hubungan keamanan antara otoritas Palestina dan Israel untuk menghindari ini seharusnya otoritas dianggap sebagai agen Israel.
Menurut prediksi Israel Libanon akan jatuh ke genggaman Hizbullah dan semenanjung Sinai akan menjadi wilayah yang paling rumit. Bisa jadi warga baduwi semenanjung ini akan memicu koalisi Hizbullah dengan Hamas dalam menyelundupkan senjata. Diperkirakan warga baduwi semenanjung Sinai akan dibekali senjata untuk melakukan aksi memusuhi Israel.
Menurut intelijen Israel tidak ragu lagi bahwa Negara zionis akan melakukan persiapan politik dan militer yang bertujuan mencegah perubahan-perubahan yang bisa menjadikan ancaman strategi bagi Israel. Menurut mereka juga kelemahan Amerika dan menguatnya pengaruh “kelompok radikal” di kawasan Timur Tengah pimpinan Iran ikut berperan dalam memicu situasi di Mesir Jordania Arab Saudi Emirat Arab dan Otoritas Palestina.
Beberapa tahun belakangan pengakuan terhadap Israel dan Negara-negara sekutu Amerika di Timteng semakin bertambah karena ada kepentingan bersama antara keduanya (Israel dan AS). Kepentingan bersama ini harus didasarkan kepada kepentingan aktif seperti menahan upaya untuk melakukan hegemoni di kawasan dan harus ditingkatkan kekuatan militer Negara Arab yang merupakan sekutu AS.
Soal perundingan damai intelijen menegaskan seharusnya dua rel perundingan: Israel – Palestina dan I – Negara-negara Arab moderat berjalan beriringan. Bisa jadi Arab akan menyinggung prakarsa perdamaian Arab tahun 2002.
Terlepas dari sejumlah keberatan Israel dalam prakarsa Arab ini yang penting koordinasi antara keduanya. Israel tidak ada salahnya mengumumkan resmi menerima prakarsa perdamaian Arab ini dengan presepsinya. (bsyr)
Sumber: Haaretz 13/2/2011