Infopalestina: Di saat negara penjajah Zionis terus meningkatkan tekanan terhadap perlawanan Palestina di Jalur Gaza pusat-pusat penelitian di negara Zionis menerbitkan studi dalam rangka menghasut opini publik terhadap gerakan Hamas barang kali sebagai pengantar untuk melancarkan agresi baru ke Jalur Gaza.
Pusat-pusat penelitian Israel menjelaskan bahwa kekuatan Hamas saat ini masih terus membesar. Menurut prediksi pusat-pusat penelitian Israel pelaksanaan secara penuh kekuatan tersebut bisa terjadi beberapa tahun. Adapun pada sebagian perangkat terjadi kematangan mendasar yang bisa memperluas bersarnya ancaman bagi militer Israel dan orang-orang Israel yang tinggal di Nagev Barat.
Ancaman-ancaman tersebut sebagaimana diterbitkan oleh Pusat Informasi Israel Seputar Intelijen pada 15 Januari 2011 mencakup hal-hal berikut:
1. Kemampuan canggih untuk melaksanakan aksi-aksi spektakuler di dalam Israel untuk melakukan aksi penculikan
2. Memperluas skala peluncuran roket ke Israel
3. Memperluas akurasi jangkauan dan kekuatan yang mendasari di dalam peluncuran roket
4. Memperluas ancaman dengan menggunakan senjata anti-tank yang diarahkan pada kendaraan-kendaraan lapis baja Israel
5. Ancaman yang diarahkan terhadap kekuatan infanteri tentara Israel
6. Lebih memperhatikan kemampuan pasukan militer Hamas yang seharusnya mengelola seluruh pertempuran dari daerah-daerah padat penduduk di Jalur Gaza.
Studi ini juga mengatakan berdasarkan sumber-sumber keamanan di Tel Aviv bahwa para pemimpin gerakan Hamas di Suriah yang bergantung pada bantuan Iran Suriah dan dana yang berhasil dihimpun dari dunia Arab dan barat memegang kendali proses membesarnya kekuatan gerakan di Jalur Gaza. Proses membesarnya kekuatan militer Hamas ini bisa dilihat pada sisi-sisi berikut:
1. Transfer dan ekspor informasi ideologis dan teknologi
2. Penyediaan sarana tempur dan logistik
3. Pelatihan aktivis Hamas di Iran dan Suriah
4. Penyelundupan persenjataan dana dan aktivis dari Iran dan Suriah ke Jalur Gaza melalui infrastruktur yang menyebar di terowongan dan perbatasan Rafah
5. Memanfaatkan kelemahan dan kekurangan pasukan keamanan Mesir yang menahan diri untuk melaksanakan operasi keamanan secara efektif dan efisien yang bisa memotong jaringan tabung oksigen yang menghubungkan antara Hamas dan organisasi lainnya dan negara-negara yang mendukungnya.
Selanjutnya penelitian ini menyatakan bahwa konsepsi pertahanan Hamas untuk mempertahankan Jalur Gaza dirancang untuk memberikan respon asimetrik pada superioritas militer Israel secara militer dan teknologi hal ini dilakukan dalam beberapa cara:
1. Penggunaan sarana peperangan canggih yang telah berhasil digunakan oleh pihak Hizbullah seperti bom rantai dan senjata anti-rudal
2. Menimbulkan korban sebanyak mungkin di barisan tentara Israel dengan mengatus bagian utama operasi tempur di daerah-daerah padat penduduk
3. Mengembangkan cara-cara bersembunyi dan kamuflase untuk mempertahankan semangat juang Hamas
4. Menguras fron internal Israel dengan meluncurkan roket secara intensif
5. Melaksanakan aksi-aksi melalui perbatasan Sinai dan Tepi Barat selama tentara Israel giat di Jalur Gaza.
Jelas bahwa Israel tetap dengan keyakinan bahwa Hamas pada tingkat militer telah menyepurnakan proses mengambil pelajaran dari sesi pertempuran terakhir ke Jalur Gaza dengan bantuan Iran Suriah Hizbullah serta dengan menutup kesenjangan dan memperbaiki kelemahan yang ditemukan dalam konfrontasi dengan tentara Israel.
Barang kali hasi penting yang dicapai gerakan Hamas berdasarkan laporan-laporan Israel ada membekali diri dengan persenjataan perang di antaranya adalah roket canggih dan roket antikendaraan lapis baja yang lebih akurat mematikan dan memiliki jangkauan lebih jauh dibandingkan dengan apa yang dimilikinya sebelum agresi Zionis Israel ke Jalur Gaza.
Dimana laporan-laporan Israel mengklaim bahwa Hamas memiliki puluhan roket tipe (Fajar) dari Iran dan jenis lainnya yang serupa. Tidak tertutup kemungkinan menurut laporan-laporan Israel Hamas juga memiliki rudal-rudal anti-pesawat. (asw)
