Ma’arev – Infopalestina: Akhir pekan lalu Sabtu (13/11) surat kabar Israel Ma’arev melaporkan bahwa penjajah Zionis Israel secara tiba-tiba memutuskan untuk menunda pemasangan sistem pertahanan “Iron Dome” (kubah besi) untuk menangkal rudal dan roket perlawanan Palestina. Pemasangan system pertahanan ini sedianya ditunda hingga tahun depan.
Sebelumnya bulan Juni 2010 lalu Kementrian Pertahanan Israel telah mengumumkan bahwa pihaknya akan mengoperasikan sistem pertahanan “Iron Dome” pada bulan Oktober/November untuk mencegat rudal dan roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza dan Libanon.
Namun sumber militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa militer Israel telah memutuskan untuk menunda pemasangan sistem pertahanan tersebut hingga kuartal pertama tahun 2011 agar ada waktu lebih banyak lagi untuk melatih orang-orang yang akan bekerja mengoperasi sistem tersebut karena beratnya kompleksitas system tersebut.
Sistem pertahanan rudal yang dikembangkan oleh perusahaan militer Israel “Rafael Defense Advanced Systems” atas bantuan dana keuangan dari Amerika Serikat itu bertujuan untuk mencegat rudal dan peluru artileri yang ditembakkan dari jarak antara empat hingga 70 km. Dan setiap baterai rudal terdiri dari sistem radar teropong pemantau dan program pengendalian senjata sangat canggih dan dilengkapi tiga sistem peluncuran masing-masing berisi 20 rudal pencegat. Demikian menurut sumber militer Israel seperti dilaporkan Ma’arev.
Sudah Diuji Coba
Awal Januari 2010 lalu Israel mengklaim telah menguji coba sistem pertahanan roket Iron Dome. Yang diyakini akan mampu menangkal kiriman rudal-rudal yang kerap diluncurkan kelompok-kelompok perlawanan Hamas dan Hizbullah dari Libanon.
Sistem pertahanan yang menelan dana $ 200 juta itu diyakini akan ampuh dalam menangkal kiriman rudal dari luar. Meski demikian sebagian pejabat keamanan Israel mengakui sistem itu mungkin tidak akan mampu menghentikan setiap roket. Namun mereka mengatakan ini adalah perkembangan penting dalam melindungi Israel dan memberi pukulan psikologis bagi Hamas.
“Sekarang kami benar-benar terbuka untuk siapa pun yang ingin menembakkan roket ke Israel ” kata Uzi Rubin mantan pejabat Departemen Pertahanan Israel yang bertanggungjawab atas proyek tersebut kala itu.
Ted Postol seorang ahli pertahanan rudal di Massachusetts Institute of Technology mengatakan apa yang dilakukan Israel hanya memberi manfaat kecil dalam membantu melindungi masyarakat setempat dari tembakan langsung. Apalagi jika dikaitkan dengan besarnya biaya untuk menangkal satu roket yang mencapai sekitar $ 100.000.
Dalam sebuah ujicoba yang dilakukan Iron Dome telah sukses mencegat roket yang dibuat menyerupai roket Qassam dan Model-Grad Katyusha berjarak dekat dalam serangkaian tes yang diadakan oleh Kementrian Pertahanan Israel.
Iron Dome menggunakan sebuah radar yang dapat menemukan serta melacak lokasi dari sebuah roket kemudian mencegatnya dengan sebuah pencegat misil kinetik. Baterai pertama yang akan ditempatkan sepanjang perbatasan Gaza akan terdiri dari tiga atau empat peluncur dan tiap peluncur memiliki 20 misil.
Untuk pengoperasian sistem ini Angkata Udara Israel juga telah membentuk sebuah batalion baru. Batalion baru tersebut adalah bagian dari Divisi Pertahanan Udara dari Angkatan Udara Israel. Komandannya Letkol Shabtai Ben-Boher yang pernah menjabat sebagai komandan sebuah Batalion Misil Patriot.
Pejabat dari Batalion tersebut telah latihan dengan sistem-sistem tersebut serta memformulasikan sebuah doktrin untuk operasinya. Para tentara yang akan bergabung dengan Batalion ini adalah mereka yang telah dipilih dari unit-unit Divisi Pertahanan Udara. Latihan tersebut diadakan dengan menggunakan simulasi komputer dan fokus kepada komando dan sistem kontrol Iron Dome sistem radar baru dan pelontar misil.
Angkatan Bersenjata Israel juga telah menemukan posisi-posisi sepanjang perbatasan Gaza yang akan dapat digunakan sebagai pangkalan bagi sistem tersebut termasuk menempatkan sistem tersebut sepanjang perbatasan dengan Libanon.
Sebelumnya Danny Gold kepala bidang penelitian dan pengembangan di Mafat mengatakan bahwa pengerjaan Iron Dome telah mencapai “tahapan akhir” walaupun prosesnya agak “molor”. Menurutnya Iron Dome adalah sistem pertahanan anti roket paling murah. “Sistem ini dapat dikembangkan lima kali lebih cepat dan biayanya sepuluh kali lebih murah” kata Gold.
Sistem yang Gagal
Meski sejumlah analis menyebut sistem Iron Dome bisa membuat posisi Hamas terjepit. Namun sejumlah analisis menyebutkan bahwa ini adalah sistem pertahanan yang gagal. Bahkan sebagian pakar menyebut Iron Dome sebagai sebuah ilusi belaka.
Seorang koresponden militer mengungkapkan hal tersebut kepada harian Israel berbahasa Ibrani Ma’ariv. Dia mengatakan ada sepucuk surat penting yang dikirimkan oleh sekelompok pakar militer dan warga Israel yang tergabung dalam Dewan Perlindungan Israel. Mereka mencatat bahwa sistem pertahanan Iron Dome – yang sedianya akan mulai beroperasi pada Oktober/November 2010 – tersebut adalah sebuah ilusi Zionis belaka dan sistem tersebut tidak akan mampu menghadapi tembakan roket jarak pendek yang ditembakkan oleh para pejuang Hamas.
Dalam laporan tersebut para pakar membenarkan bahwa sistem perlindungan Iron Dome tidak akan mampu langsung menghadapi roket-roket yang ditembakkan oleh Hamas namun berselang 25 hingga 30 detik sesudah roket diluncurkan dan roket yang periode terbangnya kurang dari itu tidak akan dapat diantisipasi.
Dalam surat tersebut terungkap pula bahwa Iron Dome tidak mampu melindungi pemukiman Yahudi ilegal yang terletak sekitar 16 kilometer dari Jalur Gaza seperti pemukiman Siderot Ashkelon Netivot yang diklaim Israel sebagai wilayah-wilayah yang paling terpengaruh oleh tembakan roket Qassam.
Para pakar merekomendasikan sebaiknya pemerintahan Israel mempergunakan sistem pertahanan Sky Guard dan bukannya Iron Dome. Karena Sky Guard mempergunakan laser yang mampu menembak jatuh peluru kendali dalam waktu enam detik sejak diluncurkan dan dalam waktu tiga detik sejak dikenali. Sistem tersebut juga mampu mengintersepsi peluru kendali yang dilengkapi dengan hulu ledak kimia dan biologis. Ditambahkan pula bahwa Sky Guard dapat dipasang di Israel hanya dalam waktu 18 bulan.
Meski demikian para pejabat tinggi Departemen Pertahanan Israel sering mengobral janji kepada para penduduk Yahudi yang tinggal di sekitar Jalur Gaza bahwa sistem perlindungan terhadap para penduduk hanya tinggal menunggu waktu. Hal tersebut disampaikan oleh komandan divisi anti-pesawat tempur Komando Utara Israel Kolonel Zivka Haimovich.
“Kami dapat menjanjikan bahwa setelah bertahun-tahun tembakan roket Qassam kepada komunitas (Yahudi ilegal) di Gaza maka akan ada sebuah solusi yang efektif dan efisien untuk mengatasi masalah itu. Sistem pertahanan roket Iron Dome akan segera diaktifkan” katanya kala itu. Pernyataan yang hampir sama juga sering disampaikan para pejabat pertahanan Israel. Meski kenyataan itu masih terlalu jauh.
Bahkan Iron Dome dinilai tidak mampu merampungkan seluruh langkah intersepsi roket termasuk pencarian lokasi peluncuran roket mengikuti jejak roket menghitung koordinat roket dan menghancurkan roket tersebut. Reaksi Iron Dome tercatat lebih dari 30 detik namun roket jarak pendek Qassam hanya berada di udara selama 14 detik. Jadi sistem Iron Dome yang dibangga-banggakan oleh pemerintah Zionis memang hanyalah sistem bisa dianggap yang sia-sia dan tidak ada gunanya. (asw)