Sun 11-May-2025

Pengamat Israel Sepakat Netanyahu Gagalkan Perundingan

Minggu 14-November-2010

Infopalestina: Pendapat sejumlah pengamat Zionis Israel mengecam PM Israel Benyamin Netanyahu yang terus menggagalkan perundingan dengan otoritas Palestina sesekali dengan menghambatnya dan pada kali yang lain dengan menciptakan berbagai macam alasan. Sebagian pengamat menilai kemenangan Partai Repulik di Amerika pada pemilu sela telah memberi dorongan kuat bagi Tel Aviv.

Pengamat politik Israel Akiva Eldar dalam hal ini menegakan bahwa Netanyahu telah memberikan kontribusi untuk mengakhiri perjanjian Oslo yang telah berubah menjadi alat mengukuhkan pendudukan di mana dia mewarnai “negosiasi yang mandul” dengan karakter agama dan mengencam ketenangan sekarang “yang menyesatkan”.

Dia menyatakan bahwa Netanyahu terus melanjutkan jalan yang diprakarsai oleh mantan Perdana Menteri Israel Yitzhak Shamir yang mengatakan setelah mengikuti Konferensi Madrid tahun 1991 – dalam keadaan terpaksa dank arena tekanan dari Amerika Serikat – bahwa Israel akan tetap bernegosiasi dengan Palestina selama dua puluh tahun.

Editor masalah politik di sruat kabar Israel Haaretz Aluf Ben membandingkan antara kepala-kepala pemerintah Israel dengan mengatakan bahwa Menachem Begin dikenal dengan perjanjian perdamaian dengan Mesir Yitzhak Rabin dengan perjanjian Oslo Ehud Barak dengan penarikan diri dari Libanon Ariel Sharon dengan penarikan diri dari Gaza dan Ehud Olmert dikenal dengan perang di Lebanon dan serangan ke Deir al-Zour ( di Suriah).

Sedangkan Netanyahu sama sekali tidak meninggalkan jejak dalam pemerintahannya yang pertama dan kedua hingga sekarang. Menurut Ben hanya satu keputusan saja yang diambil Netanyahu yang mampu mengubah kondisi saat ini dari asasnya keputusan ini mampu membongkar pemukiman-permukiman “dan selain itu tetap hanya kata-kata kosong”.

Komentator politik di surat kabar Israel Yedioth Ahronoth Shimon Scheffer dalam sebuah wawancara dengan radio menuduh Netanyahu tidak tegas dan mengulur-ulur waktu demi kepentingan tujuannya yang lebih tinggi yaitu untuk tetap berkuasa.

Scheffer mengejek pernyataan Netanyahu yang diulang-ulang bahwa dia mengagumi karakter komandan historis Inggris Winston Churchill dengan mengatakan “Tidak ada kesamaan antara Netanyahu dan Churchill kecuali hanya merokok cerutu.”

Dalam konteks ini mantan Menteri Pendidikan Yossi Sarid menyalahkan Netanyahu dan menuduhnya menghindar melakukan penundaan dan membuat alasan untuk menghindarkan diri dari menyukseskan perundingan dengan Palestina.

Sarid mengatakan bahwa Israel yang dipimpin oleh Netanyahu juga menulikan telinga dunia dengan berbicara tentang “keamanan keamanan dan keamanan tanpa perdamaian”. Sarid melanjutkan “Di Yerusalem upaya-upaya Israel gagal mengintegrasi Yerusalem Timur yang masih tetap dengan kearabannya mekipun ada upaya pembersihan dilakukan sebaliknya kita memutuskan antara dua bagian kota. Kita rampas kita caplok dan kita kuasai tetapi karena kurangnya siasat kita kehilangan dan merugi.”

Sementara itu kolumnis Israel Gideon Levy menegaskan bahwa pemerintah Israel tidak ingin menyelesaikan perjanjian perdamaian dengan Palestina dan tindakan-tindakan agresif tidak mengejutkannya.

Levny menganggap tuntutan “Keyahudian Negara” adalah sebuah alasan yang digunakan Netanyahu untuk merealisasikan tujuan-tujuan di antaranya adalah menemukan alasan untuk tidak masuk dalam perundingan menggiring warga Arab ke pojok dan upaya memanjakan mereka untuk melakukan reaksi agar memudahkannya menuduh mereka tidak setia pada Israel.

Levny menyimpulkan “Tidak ada perjanjian perdamaian yang nyata di depan mata tanpa pembekukan (pembangunan) permukiman. Tanpa evakuasi dari pemukiman-permukiman tidak akan ada proses perdamaian.”

Al Jazeera Net 12/11/2010 (asw)

Tautan Pendek:

Copied