Kader Hamas dan para pendukungnya yang diculik milisi Abbas dibawah ke tempat tersebut sebagai transit kedua dari proses penahanan dan interogasi setelah selesai tahap pertama di pos-pos penahanan milik milisi Abbas yang tersebar di seluruh penjuru Hebron Dura Halhul Yata Tafuh dan yang lainnya.
Keistimewaan yang dimiliki pusat penahanan di
Pusat tahanan ini juga dikenal dengan kerasnya intimidasi dan penyiksaan di dalamnya.
Begitu seorang korban penculikan tiba di “benteng penyiksaan” mereka langsung memukulinya mengintimidasi dan melecehkannya. Kemudian ditempatkan dalam kondisi yang sangat sulit. Dia dimasukkan ke dalam sel yang luasnya tidak lebih dari 1×15 meter tanpa ranjang atau selimut. Sel-sel ini sangat lembab tidak ada sinar matahari yang masuk hampir-hampir tidak ada udara di dalamnya. Korban berada di dalam sel betul-betul terisolasi total dri dunia luar di sekitarnya.
Di samping kerasnya kondisi sel sendiri korban juga mengalami intimidasi fisik dan non fisik berupa cacian dan umpatan pukulan pelecehan ancaman dan diikat dalam kondisi sangat menyakitkan. Seperti dua kali yang diikat kuat ke belakang di bawah kursi kemudian mendorong tubuh korban ke belakang memanfaatkan sakit korban atau luka yang dialaminya untuk melakukan tekanan dan ancaman pembunuhan terhadapnya atau penculikan anggota keluargnya serta menggunakan cara-cara penyiksaan sangat keras tehadap tubuh korban di larang tidur dalam jangka waktu sangat lama.
Di antara cara-cara penyiksaan yang juga digunakan di dalam penjara ini adalah dengan mengikat korban dalam tempo sangat lama yaitu dengan mengikat kedua tangan korban ke belakang dan memaksanya duduk di atas kursi kecil yang membuatnya merasa angat kesakitan di bagian punggung dan tulang belakang korban ditinggalkan dalam keadaan terikat seperti itu selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu.
Milisi Abbas menutup akses media atas apa yang terjadi dalam pusat penahanan di seluruh
Selain itu korban-korban meninggal yang berjatuhan di dalam penjara milisi Fatah juga turut menyingkap cara-cara penyiksaan kotor yang dilakukan dinas keamanan otoritas Ramallah terhadap para aktivis Palestina dan pejuangnya.
Laporan Penyiksaan Bermunculan
Organisasi pemantau HAM “Human Right Watch” meminta otoritas Fatah di Ramallah melakukan penyelidikan secepat mungkit atas penyiksaan dua korban penculikan selama bulan lalu di penjara
Sebelumnya anggota milisi Abbas telah menculik dan menahan Ali Ahmad Salhab teknisi mobil berusia 4 tahu asal
Korban kedua berinisial (MB) yang tidak mau disebutkan namanya. Dia ditangkap pada 16 September lalu dan awalnya ditahan pusat penahanan dinas keamanan Fatah di Hebron. Kemudian dipindahkan ke
Wakil Direktur Eksekutif Human Right Watch di bagian Timur Tengah dan Afrika Utara Joe Stork mengatakan “Laporan-laporan penyiksaa yang dilakukan oleh dinas keamanan otoritas Abbas terhadap para korban penculikan terus bermunculan. Abbas dan Fayad mengetahui persis hal ini. Keduanya harus bekerja memperbaiki kekacauan ini dengan menerapkan sanksi dan menjamin mereka yang bertanggung jawab diajukan ke pengadilan.”
Pada 31 Agustus 2010 Brigade al Qassam sayap militer gerakan Hamas menyatakan bertanggung jawab atas serangan yang mengakibatkan tewasnya 4 orang Zionis di daerah Hebron. Setelah itu otoritas Fatah menahan ratusan orang Hamas di
Salhab dan seorang lagi ditahap secara kasar. Meskipun undang undang Palestina mewajibkan pihak berwenang menunjutkan perintah penangkapan saat melaksanakan penangkapan. Namun mereka yang melakukan penagkapan ini tidak menunjukkan perintah penangkapan baik kepada Salhab atau kepada (MB).
Organisasi HAM Internsional ini mengatakan bahwa otoritas Fatah sangat longgar dalam menindak pejabat keamanan yang terlibat dalam penyiksaan dan perlakukan buruk terhadap tahanan.
Dalam konteks yang sama Joe Stork mengatakan bahwa setelah setahun penyiksaan terhadap korban hingga mendekati cacat milisi Abbas melarangnya mendapatkan perawatan medis dan melakukan penyiksaan kembali. Milisi Fatah menahannya selama berhari-hari setelah mengalami kesakitan dan ketakutan. Dia melanjutkan “Persoalan menyedihkan ini adalah akibat jelas ketidak mampuan otoritas (Abbas) menghentikan kekacaun dengan menerapkan sanksi kepada siapa saja yang terlibat dalam pelanggaran.”
Kepada Human Right Watch Salhab mengatakan dia menyaksikan anggota dinas keamanan Abbas mengencangkan ikatan tahanan lain dalam kondisi terentang di penjara