Gaza – Infopalestina: Hak kembali pengungsi Palestina merupakan salah satu prinsip dasar bangsa yang tidak akan bisa dilepaskan hanya dengan sikap “mundur” (mengalah) atau membiarkannya apapun jabatan orang yang mengalah dan mundur dari hak itu.
Piagam dan undang-undang internasional menjamin hak Palestina ini. Namun dalam penerapannya hak ini disia-siakan karena lemahnya bangsa Arab terhinanya perunding Palestina yang hanya berjalan di belakang fatamorgana dan keberadaannya tidak lebih dari paku baru dan terakhir bagi hancurnya Palestina. karena
Konspirasi Bertubu-tubi
Konspirasi terhadap hak kembali pengungsi Palestina karena hak ini dianggap akan mengancam entitas Israel. Sebab entitas penjajah yang melakukan pembantaian terhadap warga Palestina dan mengusir mereka dari tanah air mereka.
Otoritas Fatah berperan besar dalam menciptakan kondisi yang memudahkan proses penjatuhan hak kembali pengungsi Palestina. Caranya mereka terus melakukan perundingan dengan Israel mereka ngotot menerapkan solusi dunia negara yang sama dengan tuntutan PM Israel Benjamen Netanyahu agar yahudisme negara Israel diakui.
Solusi berdirinya dua negara ini dimana Abbas sendiri tidak mentahui seperti apa negara Palestina yang dijanjikan itu ditambah aksi pencaplokan wilayah Palestina di Tepi Barat yahudisasi yang begitu cepat terhadap kota Al-Quds masjid Al-Aqsha maka solusi ini dianggap sekadar mengakui yahudisme negara Israel di atas wilayah Palestina jajahan 1948. Maka tak ayal hak kembali pengungsi Palestina akan hilang.
Pidato Tanpa Peduli
Yang meresahkan para pengamat adalah pidato resmi “cuek” bahkan “menyerah”nya Otoritas Fatah di Ramallah. Presiden demisioner Abbas mengatakan bahwa tidak ada solusi lain kecuali dua negara. Ia menyebut bahwa masalah “negara yahudi” adalah urusan internal Israel tidak hubungan dengan Palestina Jumat (15/10) ketika dia konferensi pers di Vinlandia bersama presiden Tarja Halonen di Ramallah.
Menurut para pengamat pidato Abbas ini sudah sampai pada titik nadir. Terkadang Abbas menyatakan dirinya tidak menginkari hak kembali yahudi ke Palestina atau “keamanan Israel adalah keamanan kami”.
Korespondensi Rahasia
Bahkan lebih dari itu PM Israel Benjamen Netanyahu menyatakan dirinya melakukan surat menyurat rahasia dengan Abbas soal ini.
Para pengamat mengisyaratkan bahwa bahaya pandangan dan arah politik Netanyahu adalah karena ia berbicara soal penyempurnaan apa yang dimulai oleh David Ben Gorion pendiri negara Israel bahwa tanah Palestina jajahan tahun 1948 harus menjadi “negara yahudi” bukan negara yang dihuni oleh warga yahudi. (bn-bsyr)