Biro Informasi – Juli 2010
Selama bulan Juli 2010 terjadi pelanggaran dan tindakan tak berprikemanusiaan oleh milisi Abbas yang berada dibawah komando pemerintah Oslo terhadap warga secara umum dan kepada kader Hamas serta simpatisannya secara khusus.
Pelanggaran-pelanggaran ini meliputi penangkapan penyiksaan vonis hukum secara illegal mencopot pegawai secara sewenang-wenang mengabaikan laporan pengadilan khusus terkait penangkapan terhadap sejumlah orang secara serampangan mengenyampingkan aduan dari puluhan wanita anak-anak serta para istri tawanan politik serta para syuhada.
Semua ini mengungkapkan kebobrokan dan pelanggaran secara terang-terangan terhadap aturan Palestina. Dan ini semua tak lepas dari kerja sama antara para pemimpin pasukan Abbas dengan militer Zionis. Merekapun saling berkunjung dan secara terang-terangan bersama-sama membuat pintu-pinu perlintasan di setiap perempatan jalan kota dan daerah di Tepi Barat.
Selama bulan Juli kemarin pemerintah illegal Salam Fayadh melakukan kebijakan mempersempit ruang gerak sejumlah lembaga social dan memutasikan sejumlah pegawai ke jabatan lain disamping mengancam mereka akan ditangkap jika tidak bekerja sama dengan pemerintahan illegal.
Hal yang paling tinggi eskalasinya adalah kasus penangkapan dan penodaan di Tepi Barat. Ditambah dengan kasus penyiksaan yang dialami sejumlah tawanan di dalam penjara Oslo yang dilakukan aparat Muller (nama belakang jenderal Keith Dayton) yang bekerja sama dengan militer Zionis dalam memberangus gerakan perlawanan secara umum dari Tepi Barat. Kondisi ini semakin meyakinkan bahwa pemerintah Oslo sama sekali tidak serius untuk mencapai rekonsiliasi nasional. Karena aksi-aksinya yang justru memperburuk perpecahan di tubuh Palestina sendiri. Dengan demikian pernyataan sejumlah pemimpin Oslo terkait rekonsiliasi hanyalah klaim atau bualan semata seperti melempar pasir kena mata sendiri.
Penangkapan
Selama bulan Juli terjadi penangkapan besar-besaran terhadap aktivis perlawanan dan gerakan Hamas. Tak kurang dari 27 hari mereka melancarkan aksi penangkapan di berbagai kota di Tepi Barat. Sebanyak 135 warga Palestina yang terdiri dari mahasiswa dosen guru sekolah pedagang dokter insinyur kepala sekolah pedagang mantan tawanan wartawan dan sebagainya dari berbagai kota di Tepi Barat.
Pelanggaran Terhadap hak Kebebasan
Tak kurang dari 12 pelanggaran yang dilakukan pemerintah Oslo dan aparatnya terhadap warga dimulai dari penyiksaan pemanggilan paksa pemerasan pelarangan liputan pengabaian hak-hak kesehatan perusakan fasilitas social dan lain sebagainya.
Kerja Sama Keamanan Dengan Penjajah
Dalam aksinya milisi Abbas selalu berkoordinasi dengan militer Zionis. Bahkan ada pembagian tugas wilayah serta jam operasi yang saling bergantian antara milisi Abbas dan Zionis. Merekapun tampak lebih mesra dengan saling kunjung mengunjungi antar sesama pemimpin militer selain mengadakan pertemuan intensive antara kedua belah pihak untuk membicarakan aksi setrategi serta kebijakan yang harus diambil dalam menghadapi rakyat Palestina di Tepi Barat. Tak kurang dari 11 kali mereka pertemuan baik di wilayah Tepi Barat maupun di wilayah jajahan 48.
Memutasikan Pegawai dan Mencopotnya
Tercatat sejumlah pegawai yang sudah dimutasikan atau dikeluarkan dari pekerjaanya hanya karena diketahui berapiliasi dengan gerakan Hamas di Tepi Barat. Seperti terjadi di Hebron pemerintah Oslo memecat empat guru wanita karena dicurigai sebagai anggota Hamas. Padahal mereka sebagai anggota badan divisi bagi panyandang cacat di Yata. (asy)