Gaza – Infopalestina: Otoritas Fatah kembali dengan berani melakukan kejahatan yang pernah dilakukannya pada tahun-tahun sebelumnya yang membahayakan kepentingan Palestina menyebabkan realitas Palestina ke dalam kehancuran dan bencana. Kini otoritas Fatah memutuskan untuk kembali melakukan perundingan langsung dengan penjajah Israel yang masih terus melanjutkan pembangunan dan perlusan permukiman Yahudi di kota al Quds serta mengusir warganya menghukum para anggota dewan asal al Quds dan menghancuran rumah-rumah di kota tersebut.
Langkah berani otoritas Fatah melakukan kejahatan ini semakin memperkukuh kembali perpecahan dan membelakangi kembali rakyat Palestina. Siap berpelukan dalam dekapan penjajah Zionis yang masih terus melakukan kejahatan bertubi-tubi terhadap rakyat Palestina semua itu tanpa dipedulikan oleh otoritas Fatah.
Koresponen Infopalestina saat meminta pendapat para warga Palestina di Jalur Gaza seputar langkah otoritas Fatah kembali ke perundingan langsung dengan penjajah Zionis Israel mereka menyatakan menolak tegas perundingan tersebut.
Muhannad Najar seorang guru berusia 29 tahun mengatakan “Terseretnya otoritas Ramallah ke dalam perundingan langsung dengan otoritas penjajah Zionis Israel kan membuat masalah Palestina menuju ke arah yang tidak jelas (majhul) dan mengembalikan rakyat Palestina ke bingkai pertama selain mempertaruhkan hak-hak dan prinsip-prinsip Palestina ke dalam bahaya.”
Najar menambahkan “Kegagalan dalam tahap perundingan ini nampak sangat jelas dan nyata sekali terlebih setelah adanya pengakuan mereka yang mempropagandakan perundingan tentang kegagalannya. Adalah nol besar perundingan ini bisa membuahkan hasil baik perundingan langsung maupun tidak langsung itu adalah pengakuan mereka sendiri.”
Dia menyerukan otoritas Fatah untuk menarik kembali dari keputusannya melakukan perundingan dengan penjajah Zionis Israel dan bergabung kembali dengan pilihan rakyat Palestina dan melawan penjajah menghentikan koordinasi keamanan dan menghentikan tindak represif dengan memburu para pejuang perlawanan di Tepi Barat. Perundingan itu hanya membuat komplek-komplek permukiman Zionis bertambah dan meluas.
Sementara itu Afaf Yunus (31) seorang pegawai pemerintah di Gaza mengatakan “Menyerang pada perundingan berarti mengakui dan mendukung tindak kejahatan yang dilakukan perampas dan siap memberikan konsesi-konsesi meski hanya sedikit dari hak-hak permanen Palestina kepada penjajah Zionis Israel” yang justru merugikan kepentingan Palestina sendiri.
Dia melanjutkan “Perundingan ini adalah untuk kepentingan penjajah Zionis Israel itu yang pertama dan utama. Selain juga akan memperkukuh perpecahan Palestina. Perundingan itu tidak akan memberikan manfaat apa-apa buat orang-orang Palestina. Karena penjajah Israel tidak berunding dengan kita karena kita kuat. Bagaimana mungkin perundingan bisa berhasil di tengah-tengah perpecahan internal. Oleh karena itu perundingan ini adalah pelecehan terhadap akal orang Palestina.”
Warga Palestina lain Suad Hamdan (33) menyatakan kaget dengan adanya niat otoritas Ramallah kembali ke perundingan langsung dengan penjajah Israel. Dia yakin perundingan ini hanya akan mendatangkan bencana dan kehancuaran buat bangsa Palestina seperti perundingan-perundingan sebelumnya yang membuat deerita rakyat Palestina.
Dia menambahkan “Kami sudah mengalami perundingan bertahun-tahun lamanya antara otoritas Palestina dengan Israel. Pertanyaannya adalah: apa hasil dari perundingan-perundingan ini? Saya bisa menjawabnya dengan mengatakan tidak menghasilkan apa-apa dan justru menambah menjamurnya permukiman Yahudi yahudisasi perlintasan-perlintasan militer blockade dan penutupan-penutupan (jalan) bagi orang Palestina. Jadi mana camapaian nyata dari perundingan-perundingan tersebut buat rakyat Palestina?! Jawabannya tidak ada sama sekali tidak ada capaian apa-apa.”
Dia menyatakan “Israel lah yang mendapatkan keuntungan dari perundingan-perundingan tersebut. Itu dilakukan hanya untuk mengulur waktu mengembangkan negaranya. Dengan perundingan ini Israel mendapatkan dua keuntungan. Keuntungan pertama bisa melanjutkan pembangunan dan perluasan permukiman serta kebijakan-kebijakan lainnya dengan mendapatkan payung legitimasi dari Palestina bahwa perundingan berlanjut artinya ada kerelaan dari Palestina. Yang kedua bisa menunjukan kepada seluruh dunia bahwa Israel masih melanjutkan perundingan dan duduk dengan pihak Palestina untuk mencapai solusi. Dan ini adalah tipu daya besar. Barangkali otoritas Ramallah tidak menyadarinya atau menyadarinya namun memiliki kepentingan tertentu dengan melanjutkan perundingan tersebut. Dalam waktu bersamaan Israel berunding berdusta dan meraup keuntungan.”
Langkah otoritas Ramallah ini tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan tekanan yang dilakukan Amerika. Adalah surat kabar Israel “Ha’aretz” yang menyebutkan bahwa utusan khusus Amerika di Timur Tengah George Mitchell telah membawa pesan dari Presiden Amerikan Barack Obama kepada Presiden Otoritasr Mahmud Abbas bahwa Amerika tidak akan memberikan dukungan pendirian Negara Palestina bila tidak menyetujui dimulainya perundingan langsung dengan penjajah Israel.
Ha’aretz mengutip dari ketua tim runding otoritas Fatah Shaib Uraikat yang membenarkan berita yang mengatakan bahwa Abbas mendapatkan surat dari Obama yang isinya seperti itu. (asw)