Fri 9-May-2025

Raed Shalah Syaikhul Aqsha yang Kembali Mendekam di Penjara Israel

Senin 26-Juli-2010

Gaza – Infopalestina: Dia memikul tanggung jawab untuk membela masjid al Aqsha dengan kata-kata sikap dan perbuatan. Demi itu semua dia menghadapi banyak bahaya. Kadang-kadang terluka ditahan dan dipernjara di saat yang lain. Hidup bersama dengan ancaman dan terror serta upaya-upaya pembunuhan tanpa henti. Namun dia tak hentinya memukul lonceng bahaya: al Aqsha dalam bahaya.

Dia adalah Syaikh Raed Shalah. Yang layak untuk menyandang gelar sebagai “Syaikhul Aqsha”. Karena kegigihan dan komitmennya dalam melawan semua upaya penjajah Zionis dan kaum pemukim Zionis untuk menyerbu masjid al Aqsha dan mengungkap semua rencana jahat yang membidik masjid al Aqsha.

Dan kini Syaikhul Aqsha Ahad (25/7) kembali dijebloskan kepada penjara Zionis Israel. Orang-orang Palestina pun sangat merasa kehilangan dan besedih saat menyaksikan semua yang terjadi pada Syaikh Raed Shalah. Mereka melihat penahanannya ini sebagi isyarat bahaya besar sedang mengintai masjid al Aqsha hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Syaikh Raed Shalah lahir pada tahun 1958 di kota Ummul Fahm di wilayah utara Palestina terjajah. Dari salah satu keluarga Palestina yang tetap bertahan di tanah Palestina 1948 – saat terjadi tragedi pengusiran massal warga Palestina dari kampung halaman mereka.

Dia mengenyam pendidikan dasar dan menengah di sekolah-sekolah di Ummul Fahm. Melanutkan studi sarjana di Fakultas Syariah Universitas Hebron dan lulus dengan gelas sarjana Syariah Islamiyah.

Hidup Syaikh Shalah dipenuni dengan sejarah pengorbanan jihad perjuangan pemberian dan pembelaan terhadap kiblat pertama umat Islam tersebut. Pengalaman penjara dia rasakan pada usia 23 tahun.

Sekeluar dia dari bangku kuliah di Fakultas Syariah Universitas Hebron Israel menjebloskannya ke dalam penjara dengan “tuduan” terkait dengan organisasi terlarang. Yaitu “Usratul Jihad”. Itu terjadi pada tahun 1981. Setelah keluar dari penjara Israel di harus menjalani hidup sebagai tahanan kota dalam masa yang lama. Selama itu dia dilarang meninggalkan kota sepanjang waktu dan dilarang meninggalkan rumah pada malam hari. Dia harus komitmen membuktikan keberadaannya sekali atau dua kali setiap hari di markas kepolisian Israel di Wadi Ara.

Dia pun berusaha untuk meniti jalan pendudukan sebagai seorang guru di sekolah-sekolah di Ummul Fahm. Namun departemen pendidikan Zionis menolak permintaannya dan dia pun akhirnya bekerja serabutan dan membangun rumah tangga pada tahun 1985.

Sejumlah organisasi dia dirinya sebagai ekpresi pembelaannya terhadap kota al Quds secara umum dan masjid al Aqsha secara khusus. Di antara yang paling terkenal adalah “Muasasat min Ajli al Aqsha” dan menyelenggarakan perlombaan “Baitul Maqdis fi Khatar” yang kegiatannya dilaksanakan setiap tahun pada bulan Ramadhan. Dia juga benyak melakukan pendukumentasian sejarah al Quds dengan membuat film documenter buku-buku dan peta tentang masjid al Aqsha.

Harakah Islamiyah (Gerakan Islam) yang didirikan dan dipimpin oleh Syaikh Raed Shalah tidak hanya memberikan perhatian kepada masjid al Aqsha saja. Gerakan ini bahkan bekerja meliputi kerja rekonstruksi dan perlindingan masjid-masjid mushala-mushala dan pemakaman-pemakaman Islam yang mengalami ancaman yahudiasi Zionis.

Setelah terpilih sebagai ketua Organisasi al Aqsha untuk Pemeliharaan Tempat-tempat Suci Islam organisasi ini berhasil mengungkap upaya-upaya berkali-kali yang dilakukan penjajah Zionis Israel dalam melakukan penggalian di bawah masjid al Aqsha. Dia pun dicekal oleh otoritas penjajah Israel dan organisasi ini dibubarkan. Dia pun mendirikan “Organisasi al Aqsha untuk Wakaf dan Peningalan” yang bekerja dengan misi yang sama dan dengan risalah yang sama.

Dia termasuk inisiator utama renovasi bagian timur Mushala Marwani al Aqsha lama dan banyak lagi proyek-proyek rekonstruksi di masjid al Aqsha yang dia lakukan selama perannya sebagai yayasan al Aqsha dan bekerjasama dengan lembaga wakaf dan komisi pembangunan di al Quds. (asw)

Tautan Pendek:

Copied