Fri 9-May-2025

Reaksi Kemarahan Warga Atas Keputusan Penahanan Terhadap Syaikh Shalah

Senin 19-Juli-2010

Pemimpin gerakan Islam di wilayah Palestina 48 Syaikh Raed Shalah menegaskan keputusan pengadilan Zionis yang memvonis penjara selama lima bulan sebagai bagian dari setrategi mereka untuk meyahudikan Al-Quds serta Masjid Al-Aqsha. Ia menegaskan vonis penjara karena melindungi Al-Quds merupakan kemuliaan.

Dalam pernyataanya Syaikh Shalah menyebutkan dirinya tidak kaget dengan keputusan tersebut. Namun ia memperkirakan akan terjadi sesuatu yang dakhsyat akibat penjajahan berupa hysteria kegilaan hingga proyek yahudisasi Al-Quds yang sangat serakah untuk membangun kuil Sulaiman.

Ia menegaskan keikutsertaanya dalam freedom flotilla meningkatkan desakan pengusirannya dari Al-Quds. sementara itu peran negara-negara Islam belum ada peningkatan secara siginifikan bagi warga Al-Quds dan Al-Aqsha. Akan tetapi ia mengisyaratkan kebersamaan yang dibangun warga Al-Quds serta Palestina 48 sepert Silwan dan Syaikh al-Jarrah dalam menghadapi masalah devortasi aleg Al-Quds.

Akibat dari keputusan pemerintah Israel yang memvonis Syaikh Shalah lima bulan penjara timbul kemarahan dari kalangan rakyat Palestina jajahan 48 Tepi Barat dan Jalur Gaza. Di sisi lain wakil ketua gerakan Palestina 48 Kamal Khotib menyatakan vonis terhadap Syaikh Shalah bersifat politis dalam rangka membantu lembaga-lembaga Zionis dan keamananya. Ia menyebutkan vonis tersebut sebuah kezaliman yang bertujuan menjauhkan Syaikh dari tugas dan peranya selama ini dalam melindungi Al-Quds dan Al-Aqsha.

Khotib mengarahkan pernyataanya kepada bangsa Israel bahwa ketiadaan Syaikh Shalah karena dipenjara pemerintah Israel tidak akan menghentikan misi yang diemban Syaikh Shalah. Proyek itu akan dilanjutkan. Penjara tidak akan menghalangi Syaikh Shalah dalam melaksanakan kewajibanya membela Al-Quds dan Al-Aqsha.

Sementara itu ketua komisi pemantau Tinggi urusan Palestina Muhammad Zaidan mengatakan vonis terhadap Syaikh Shalah bersifat politis yang bertujuan membuka pintu yahudisasi dan Al-Aqsha. Disamping sebagai kezaliman dan rasialis. Kami menyaksikan bagaimana mereka mengincar para pemimpin Palestina di dalam negeri maupun Al-Quds untuk mengosongkan wilayah Palestina dari para tokohnya.

Selain itu Ikatan Ulama Palestina mengecam keputusan Zionis terhadap Syaikh Shalah. Keputusan tersebut menggambarkan arogansi dan kezaliman Zionis terhadap semua prinsip dan undang-undang dalam mewujudkan mimpinya sebagaimana tertuang dalam kitab Talmudnya. Seperti membuat kuil Sulaiman yang mereka cita-citakan berada di atas reruntuhan Masjid Al-Aqsha bersamaan dengan pemberangusan terhadap semua upaya perlawanan dari warga. (asy)

Quds press 16/7

Tautan Pendek:

Copied