Fri 9-May-2025

Perluasan Permukiman dan Perundingan Palestina

Senin 12-Juli-2010

Tahsin Yahya Abu Ashi

Pada 24 Juni 2010 pemerintah Zionis memutuskan secara bulat untuk melanjutkan perluasan permukiman di Tepi Barat dan Al-Quds Timur segera setelah selesainya masa pembekuan permukiman yang pernah diputuskan pemerintah tersebut hingga September bulan depan. Sebagaimana diungkapkan menteri negara urusan tembok dan permukiman Maher Gunaim. Ia menyatakan pemerintah Israel akan terus melanjutkan pembangunan permukiman serta memperluas puluhan permukiman yang sudah ada di Tepi Barat. Gunaim meminta Uni Eropa serta Amerika sebagai pemantau kesepakatan penghentian permukiman yang merupakan bentuk penipuan besar yang dilakukan pemerintah Israel dibalik pernyataan mereka menghentikan permukiman.

Semua tindakan ini mereka lakukan ditengah perjanjian yang gagal ditanda tangani bersamaan dengan datang utusan Amerika untuk Timteng George Mitchell berdasarkan sumber pejabat Israel di deplu yang mengatakan menlu Israel Evigdor Lieberman telah menyampaikan hal ini pada bangsa Amerika bahwa kembali ke perbatasan 1967 merupakan bentuk bunuh diri. Tidak ada kesepakatan apapun dalam hal ini dengan pihak Palestina. Pejabat tersebut melanjutkan sementara Abu Mazen tidak mewakili bangsa Palestina di Gaza. Ia juga diragukan mewakili rakyatnya di Tepi Barat. Namun ia mengatakan perundingan dengan Palestina akan terus berlangsung hingga 20 tahun ke depan.

Pernyataan menlu Israel ini bersamaan dengan menungkatkan ketegangan yang berlangsung antara pihak Israel melawan Palestina. Sejumlah aleg Al-Quds pun telah diusirnya. Hari ini saja pemerintah Israel memutuskan untuk menghancurkan 22 rumah di Al-Bustan dan membangun 1600 unit permukiman selain mempersiapkan infra setruktur untuk mendirikan ribuan unit permukiman di Tepi Barat dan yang lainya. Hari itu juga kepala distrik Al-Quds Meir Barkat memploklamirkan rencana ini dengan nama rancangan pengembangan Silwan. Disamping mendirikan taman peninggalan bersejarah di situs Silwan yang didiami 80 warga Palestina.

Walaupun sekjen PBB Ban Ki Moon menolak tindakan Israel di kawasan dengan mengatakan proyek permukiman yang didirikan pemerintah Israel bertolak belakang dan bertentangan dengan undang-undang internasional.

Dalam pernyataan yang dibacakan jubir PBB Martin Nesreiki yang mengungkapkan kekhawatiranya terhadap keputusan kepala distrik Al-Quds yang menyetujui penghancuran sejumlah perumahan Palestina selain membangun sentra-sentra kegiatan masyarakat terbaru di Al-Quds Timur. Ia menjelaskan keputusan pemerintah Israel bertentangan dengan undang-undang internasional.

Bersamaan dengan itu Israel tetap melanjutkan rencananya dengan tanpa memperdulikan semua ketentuan yang ada. Israel telah mengambil keuntungan dengan perpecahan Palestina dan semakin lemahnya bangsa Arab atau dengan sejumlah negara yang mengail dengan dua umpan.

Dengan demikian tidak ada faidahnya perundingan selama lebih dari 20 tahun dengan Israel. Semua aksi menunjukan kebodohan Israel. Bangsa Palestina lemah karena ulah dirinya sendiri. Perundingan dengan Zionis tidak ada faidahnya. Bangsa Arab dan kaum muslimin berpecah belah. Mereka juga terlibat. Sementara Tim Kuartet menimbang dengan dua timbangan. Sementara itu telah menipu dunia. Ia melakukan siasat secara sistematis dan terprogram. Apakah kita realistis terhadap rakyat kita dengan mengubah platform kita terhadap musuh siapa yang akan bersama kita ??. (asy)

Tautan Pendek:

Copied