Hilmi Musa
Sebelumnya kepala staf militer Zionis jenderal Beni Giants mengungkapkan pasukannya memiliki kekuatan yang mampu melakukan segala macam perang jika mau. Namun seseorang tak menginginkan perang. Karena ongkos perang lebih mahal dari pada keuntungan yang didapat. Namun begitu mantan kepala staf militer Dani Halotz mengkhawatirkan akibat dari berlanjutnya ketakutan di kalangan masyarakat Israel akibat kekhawatiran mereka terhadap proyek nuklir Iran serta tuntutan mereka untuk melakukan perdamaian dengan Suriah.
Dalam pidatonya di depan sebuah konferensi yang diadakan pusat kajian keamanan regional di Tel Aviv kemarin Giants menyatakan Israel memiliki kemampuan untuk bertempur jika terjadi. Ada kesemaaan kepentingan antara Israel dan Dunia Barat dalam konflik dengan kelompok radikal. Ia menjelaskan bahwa hubungan antara Iran Hizbullah dan Suriah telah menciptakan realitas yang sangat sensitive yang mungkin akan berkembang terus. Giants menegaskan kelompok radikal sangat mengancam mereka daripada ancaman kepada kami. Sementara itu proyek nuklis Iran telah mengancam dunia secara keseluruhan bukan hanya pada Israel saja. pihaknya tidak bisa membiarkan bahaya ini terus terjadi. Ini adalah masalah dunia bukan hanya masalah Israel. Dan dengan keluasan terus berkembang kea rah yang tidak sehat di Timteng yaitu menuju perlombaan senjata yang berbahaya bagi dunia semuanya.
Walaupun Giant menegaskan bahwa Israel tidak bisa tinggal di negara korban. “Tidak ada yang bisa kita lakukan selain karena kewajiban moral yang mendorong kita untuk bekerja dengan semaksimal mungkin. Tetapi kita juga tak dapat mengizinkan diri kita untuk membela negara kita. Sayah tidak akan membantah tentang hak kita secara moral untuk bekerja. Akan tetapi jelas bahwa sebagian kelompok di kawasan bersama kami justru makin meningkatkan eskalasinya. Maka semuanya akan mendapatkan kerugian lebih dari apa yang kita dapatkan” ungkapnya.
Dan diantara maneuver untuk menghadapi front dalam negeri yang diberinama “Titik perpindahan 4” yang akan dimulai pada Ahad depan untuk pertama kalinya diikuti pemerintah local Arab. Harian Zionis Maarev dalam terbitanya mengatakan ada sejumlah langkah untuk mengosongkan ribuan warga yahudi dari kota Betah Takva setelah mereka mendapat serangan roket hingga wilayah segitiga Arab. Sementara itu pemerintahan darurat regional yang mengawal program ini telah menyatakan kesiapanya untuk menerima 20.000 pengungsi Zionis dari Betah Takva. Sumber ini menjelaskan bangsa Arab menginginkan penegasan bahwa mereka tidak kurang kuwalitasnya dalam mengelola atau mengatur pemerintahan local lainya. Distrik Taybah telah menampakkan kwalitasnya dalam melindungi dan memahami peraturan yang ada melebihi sejumlah wilayah pemerintahan local Yahudi. Dengan terpaksa sumber ini mengakui bahwa pemerintahan local Arab di Israel tidak mendapat anggaran yang cukup. Tetapi dengan konisi seperti itu ia mampu menghadapi keadaan darurat.
Di sisi lain kepala setaf militer Zionis Jenderal Dani Halotz dikagetkan dengan munculnya permainan perang yang terjadi kemarin di Hertzel center bahwa Israel dapat berinteraksi dengan kepemilikan Nuklir Iran. Walau ia sangat mengkhawatirkan kemungkinan Iran dapat menguasai senjata nuklir. Ia sendiri menyebarkan ketakutan ini. ia mengatakan kita tak boleh mendekati bencana yang mungkin akan diciptakan Iran. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran adalah dengan menerapkan sanksi politik.
Dalam pada itu Halotz juga meminta mengkonsentrasikan pada perundingan dengan Suriah untuk mengisolasinya dari poros Iran dan Hizbullah. Ia mengatakan resikonya sudah diketahui masalahnya hanya perlu bagi yang mengambil keputusan. Ia menegaskan keputusan ini tidaklah mudah tetapi tidak sederhana. Keputusan tersebut hendaknya tepat sesuai sasaran. Apabila kita katakan tidak maka kita harus mengetahui bagaimana melakukan yang harus diperlukan demi melakukan keputusan tersebut. (asy)