Tue 6-May-2025

Jauhari: Pertemuan Damaskus Spektakuler

Sabtu 22-Mei-2010

Penulis dan pengamat politik Shakir Jauhari menilai pertemuan tiga pemimpin antara Kepala Biro Politik Hamas Khalid Mish’al dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Presiden Suriah Bashar al-Asad sebagai pertemuan “spektakuler”.

Dalam wawancara dengan Infopalestina Rabu (12/5) ia menambahkan bahwa “Pertemuan ini menunjukkan betapa pentingnya Hamas di level internasional.”

Lebih khusus lagi Jauhari mengomentari bahwa “Selama dua kali Mish’al mengunjungi Rusia selama itu ia tidak bertemu langsung dengan presiden Rusia.”

Jauhari menilai bahwa pertemuan ini adalah pertemuan yang dikehendaki sendiri oleh presiden Rusia “Pertemuan ini membuka jalan bagi Rusia menggantikan posisi Mesir sebagai mediasi dalam rekonsiliasi nasional Palestina. Tentu atas restu dan mendapatkan lampu hijau dari Tim Kwartet (Rusia Amerika PBB dan Uni Eropa red.)”

Ia juga mengungkapkan urgensi pertemuan ini dengan mengatakan”Ada kehendak kuat dari negara-negara besar untuk merubah kebijakan Hamas agar bisa bersinergi dengan syarat-syarat Tim Kwartet.”

Pengamat politik ini mengungkapkan keyakinannya bahwa “Isu pengakuan kepada Zionis Israel adalah isu utama yang tengah digalakkan di level politik. Bisa jadi Rusia ingin melewati isu ini khususnya Abbas dalam salah satu pernyataannya menyatakan tidak perlu menuntut Hamas untuk mengakui Zionis Israel.”

“Jika mereka serius dalam masalah itu maka cakrawala politik baru akan terbuka khususnya isu tentang rekonsiliasi” lanjut Jauhari.

Ia mengatakan”Rusia menilai bahwa “dokumen rekonsiliasi nasional” merupakan pondasi yang dijadikan titik tolak untuk berinteraksi dengan sikap politik Hamas.”

Jauhari meyakini bahwa “Dokumen ini merupakan bentuk pendirian sikap Hamas. Hamas menerima dokumen itu yang menerima pendirian negara Palestina berbatasan tahun 1967 tanpa berkompromi dari tanah 1948. Hamas memang tidak mengakui Zionis Israel. Itu yang mereka menjalankan apa yang mereka katakana. Sebaliknya Abbas mengatakan ucapan namun menjalankan kebalikan.”

Seputar perundingan tidak langsung yang disetujui oleh pihak Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Jauhari mengomentari dengan mengatakan”Perundingan-perundingan mendatang yang akan segera dilaksanakan memfokuskan pada dua isu isu keamanan dan perbatasan.” Ia menambahkan”Saya yakin Netanyahu mungkin bisa mencapai dengan pihak Palestina sejumlah kesepahaman yang terkait masalah keamanan. Namun dalam soal perbatasan ia mengalami kesulitan untuk mencapai kesepahaman karena ia ingin menggunakan waktu untuk melaksanakan kebijakannya membangun permukiman Yahudi dan menjajah tanah Palestina.”

Soal respon Hamas atas upaya Rusia Jauhari melihat bahwa “Hamas siap menyampaikan fleksibelitas politik yang tidak melampaui batas-batas yang mereka sudah tentukan sendiri.”

Seputar penyebab keluarnya pernyataan Rusia pascapertemuan tentang Shalit Jauhari mengatakan”Rusia ingin menghentikan ledakan yang akan datang sesuai prediksinya dan menghentikan meletusnya perang karane isu Shalit. Atau kemungkinan Rusia akan memainkan peran agar perang tersebut tidak urung terjadi.”

Berikut wawancara selengkapnya:

*Pertama bagaimana Anda menilai pertemuan antara Presiden Rusia Dmitry Medvedev dengan Kepala Biro Politik Hamas Khalid Mish’al?

**Pertemuan tiga pemimpin antara Kepala Biro Politik Hamas Khalid Mish’al dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Presiden Suriah Bashar al-Asad sebagai pertemuan “spektakuler”.

Pertemuan ini menunjukkan betapa pentingnya Hamas di level internasional.

Lebih khusus lagi selama dua kali Mish’al mengunjungi Rusia selama itu ia tidak bertemu langsung dengan presiden Rusia.

Yang perlu diperhatikan adalah pertemuan ini adalah pertemuan yang dikehendaki sendiri oleh presiden Rusia “Pertemuan ini membuka jalan bagi Rusia menggantikan posisi Mesir sebagai mediasi dalam rekonsiliasi nasional Palestina. Dan tentu atas restu dan mendapatkan lampu hijau dari Tim Kwartet (Rusia Amerika PBB dan Uni Eropa red.)”

*Menurut pandangan Anda sejauh mana urgensi pertemuan itu?

**Urgensi pertemuan ini terletak pada kehendak kuat dari negara-negara besar untuk merubah kebijakan Hamas agar bisa bersinergi dengan syarat-syarat Tim Kwartet.

Pertemuan di level ini tujuannya agar Rusia mendapat sejumlah sambutan agar bisa melanjutkan upaya internasional yang ada kaitannya dengan isu Palestina.

*Upaya politik Rusia untuk berinteraksi dengan Hamas menurut Anda apa latarbelakangnya?

**Saya yakin isu pengakuan kepada Zionis Israel adalah isu utama yang tengah digalakkan di level politik. Bisa jadi Rusia ingin melewati isu ini khususnya Abbas dalam salah satu pernyataannya menyatakan tidak perlu menuntut Hamas untuk mengakui Zionis Israel.

Jika mereka serius dalam masalah itu maka cakrawala politik baru akan terbuka khususnya isu tentang rekonsiliasi.

Rusia menilai bahwa “dokumen rekonsiliasi nasional” merupakan pondasi yang dijadikan titik tolak untuk berinteraksi dengan sikap politik Hamas.”

Dokumen ini merupakan bentuk pendirian sikap Hamas. Hamas menerima dokumen itu yang menerima pendirian negara Palestina berbatasan tahun 1967 tanpa berkompromi dari tanah 1948. Hamas memang tidak mengakui Zionis Israel. Itu yang mereka menjalankan apa yang mereka katakana. Sebaliknya Abbas mengatakan ucapan namun menjalankan kebalikan.

*Anda berbicara tentang rekonsiliasi lalu bagaimana Anda melihat pertemuan itu bila dikaitkan dengan rekonsiliasi?

**Pertemuan ini akan membuka cakrawala baru bagi rekonsiliasi. Terutama kunjungan pihak Rusia ke Damaskus ini berbarengan dengan seruan Azam Ahmad yang menyatakan Fatah siap mengirim delegasi resmi Fatah untuk melakukan pertemuan langsung dengan pihak Hamas di Gaza melanjutkan proses rekonsiliasi.

Ini menunjukkan dua hal:

Pertama Pimpinan Fatah tidak mungkin mencapai solusi bagi rekonsiliasi melalui mediasi resmi. Walaupun pada dasarnya Ahmad menyatakan bahwa dialog ini berpegang pada usulan Mesir dalam soal rekonsiliasi.

Kedua disana ada optimisme Fatah adanya kemungkinan mencari solusi dengan pihak Zionis Israel. Hal ini tentu tidak akan terjadi selama Hamas tidak menyetujuinya.

*Soal keikutsertaan Suriah dalam pertemuan ini menurut Anda seperti apa?

**Rusia ingin mengawali perundingan tidak langsung antara Suriah dan Zionis Israel dengan perantara isu Palestina.

*Apa penilaian Anda atas respon Hamas atas upaya Rusia ini?

** Hamas siap menyampaikan fleksibelitas politik yang tidak melampaui batas-batas yang mereka sudah tentukan sendiri.

Hamas mampu untuk mewujudkan keinginan bangsa Palestina melalui mediasi internasional seperti Rusia lewat perantara isu Suriah.

Suriah dan faksi perlawanan melakukan koordinasi satu dengan lainnya untuk mencapai kepentingan tertinggi antara keduanya tanpa berkompromi dalam prinsip-prinsip perjuangan.

*Apa yang melatarbelakangi keluarnya pernyataan Rusia pascapertemuan tentang Shalit serdadu Israel yang ditawan pejuang Palestina?

**Rusia ingin menghentikan ledakan yang akan datang sesuai prediksinya dan menghentikan meletusnya perang karane isu Shalit. Atau kemungkinan Rusia akan memainkan peran agar perang tersebut tidak urung terjadi.

*Jauh dari pertemuan antara Medvedev-Mish’al apa pendapat Anda tentang persetujuan komisi legislatif PLO untuk kembali perundingan tidak langsung dengan pihak Zionis Israel?

** Perundingan-perundingan mendatang yang akan segera dilaksanakan memfokuskan pada dua isu isu keamanan dan perbatasan. Saya yakin Netanyahu mungkin bisa mencapai dengan pihak Palestina sejumlah kesepahaman yang terkait masalah keamanan. Namun dalam soal perbatasan ia mengalami kesulitan untuk mencapai kesepahaman karena ia ingin menggunakan waktu untuk melaksanakan kebijakannya membangun permukiman Yahudi dan menjajah tanah Palestina.#

Tautan Pendek:

Copied