Fri 9-May-2025

Ajakan Zionis Untuk Mancabut Kwarganegaraan Arab 48 Demi Menegaskan Eksistensi Israel

Kamis 20-Mei-2010

Bukan hanya sekali serangan terhadap Komunitas Nasional Demokratic lewat media Ibrani berupa provokasi. Namun kali ini serangan ini muncul dari pejabat tinggi pemerintahan dalam rapat pekanan yang mengajak untuk merancang garis-garis merah.

Sementara itu menteri keuangan Israel Yuval Shtaints meminta warga yang melakukan provokasi terhadap negara Israel atau menangisi pendiriannya dicabut kwarganegaraanya. Pernyataan diungkapkan Shtaints menyusul aksi massa Palestina di wilayah jajahan yang memperingati Nakbah (penjajahan Palestina oleh Israel) berikut orasi sejumlah aleg dalam acara tersebut.

Sementara itu aleg Arab di parlemen Israel Jamal Zahaliqah mengingatkan proyek penghancuran terhadap rumah-rumah warga Al-Quds akan memicu ledakaan intifadah ketiga. Apa yang terjadi sekarang berupa yahudisasi Al-Quds sama dengan Nakbah. Ia menyerukan warga yang ada di Al-Quds ataupun di luarnya untuk bersatu dalam menghadapi proyek Zionis terhadap Al-Quds dan warganya.

Di sisi lain Shtaints mengungkapkan apakah mungkin bagi sesorang yang memprovokasi negaranya atau menangisi pendirianya disebut warga Israel ?. Menurutnya wajib bagi pemerintah untuk meninjau ulang status kewarganegaraan orang yang menentang eksistensi negara Israel. Ia menganggap aksi itu telah melewati batas. Ia mengatakan keberadaan warga Arab di satu sisi dan bangsa Yahudi di sisi lain serta menentang keberadaan negara Israel sesuatu yang tidak bisa dimaafkan. Sikap seperti ini harus ada upaya untuk mencabut kewarganegaraanya.

Shtaints mengingatkan tentang usulan undang-undang yang pernah diusulkan Dewan Knesset pada tahun 2005 tentang ketentuan pemberian sanksi 3 tahun bagi siapa yang mengadukan komandan Zionis di negara asing. Pada saat itu juga diusulkan pemberian sanksi kepada lembaga manapun yang berperan dalam pendakwaan terhadap komandan Israel. Namun saying usulan ini ditolak ungkapnya. Palestina Israel

Ia akan mendukung semua usulan pencabutan kewarganegaraan siapa saja yang terlibat provokasi terhad negara dari agama manapun dengan julukan teroris.

Menanggapi usulan ini Zahaliqah mengatakan pernyataan menteri dari partai Likud dan sebelumnya dari partai Baitunya Alex Miller adalah sebuah ancaman rasialis yang dibungkus politik secara resmi. Hanya orang yang kehilangan daya nalarnya yang akan menghukum orang lain hanya karena bersedih atau berkabung. Apapun yang terjadi apakah undang-undang ataupun peraturan tidak akan membuat kami mundur dari hak-hak kami. Jika ternyata aksi kami ini mengganggu mereka maka terbuktilah bahwa kami memang berada pada jalan yang benar.

Di pihak lain Alex Miller anggota parlemen dari patai Yesroil Baitunya meminta jaksa agung menyelidiki kasus criminal yang dilakukan Zahaliqah ketua fraksi Himpunan Nasional Demokratic.

Miller menyebutkan Zahaliqah terbukti berulang-ulang melakukan pelanggaran. Seolah undang-undang tidak berlaku pada mereka. Provokasi hari ini merupakan pelanggaran lainya dalam menghancurkan tatanan system di Isael dengan menantang negara dan symbol-simbolnya. Tak masuk logika seorang anggota Knesset berdemo menentang eksitensi negaranya sendiri berikut symbol dan lembaganya.

Sementara Zahaliqah membantah telah kami katakana berulang kali bahwa kami menentang undang-undang Nakbah. Tampaknya ada seoang yang anti ras ini khawatir dengan kata-kata Nakbah. Oleh karena itu akan saya katakana berulang-ulang dihadapanya dengan berbagai contoh serta ungkapan yang lain.

Ia menambahkan kita tidak akan menghormati undang-undang yang tidak pernah menghormati hari besar kami. Kalaupun kami diperiksa menjadi bukti kuat kelemahan daya nalar mereka yang tidak mau berdiskusi dengan kami. Mereka hanya menginginkan diskusi di ruang interogasi tukasnya. (Arab 4818/5/2010)

Tautan Pendek:

Copied