Parlemen Knesset Zionis menunjukan keganasanya terhadap aleg Palestina 48 atas kunjunganya ke Libya akhir-akhir ini. Bahkan mereka menuntut ke enam aleg Arab 48 ini diadili karena telah bertemu dengan pemimpin Libya Moamar Qadafi sebagai ketua KTT Arab.
Atas permintaaan dari seorang aleg ultra kanan Michael Ben-Ari komisi ketertiban Knesset memutuskan untuk membahas masalah pencabutan kekebalan diplomatic ke enam aleg Arab tersebut sebagai awalan untuk pemberian sanksi secara hukum.
Sementara itu selama sidang biasa di parlemen sejumlah aleg radikal kanan mengusulkan untuk mencabut keanggotaan Ahmad Taybi sebagai ketua fraksi koalisi Arab dalam parlemen Knesset. Mereka menolak memberikan kesempatan pada Taybi untuk menyampaikan pidatonya hingga tuntas.
Ahmad Taybi diminta turun dari mimbar oleh ketua sidang. Akan tetapi ia bersikeras untuk terus menyampaikan pidatonya. Hingga pimpinan sidang memanggil bagian keamanan dan memaksa Taybi turun dari mimbar.
Di pihak lain aleg Arab di parlemen membalas tindakan pimpinan sidang dengan memboikot sidang parlemen Knesset pada pekan depan. Muhammad Barkah ketua front demokrasi untuk perdamain dan kesetaraan menjelaskan keputusan ini diambil karena pihaknya ingin membiarkan Zionis bersenang-senang dengan perayaan rasis mereka yang semakin menujukan hakikat ultra kanan Israel sebagai bangsa yang fasis yang mereka waritsi dari politik Nazi Jerman.
Sementara itu Thalib Shani aleg dari daftra Arab bersatu yang juga ikut dalam rombongan ke Libya mengatakan dirinya merasa heran dengan upaya dari sejumlah aleg Zionis yang mengkritik pedas kunjungan aleg Arab ke Libya. Bukankah Israel selama ini telah membina hubungan dengan Libya baik secara rahasia maupun terang-terangan. Israel juga telah mengirimkan senjata serta para intelnya kepada rezim yang paling fasis sedunia. Kenapa mereka menolak kunjungan ke Libya suatu negara yang tidak dianggap sebagai negara musuh menurut undang-undang Zionis?.
Di sisi lain aleg Arab lainya Hanin Za’bi mengatakan hubungan dengan minoritas Arab di dalam lingkaran dunia Arab merupakan hak yang diakui secara internasional. Israel seharusnya menghormati hak-hak ini. Dimana hak tersebut sejalan dengan identitas dan histioris negara kita bukan sebaliknya. Ia menegaskan siapapun tidak berhak untuk menentukan identitas minoritas Arab berikut sejarahnya apakah itu dari bangsa Israel Knesset maupun anggota aleg radikal kanan.
Senada dengan atas ketua komisi tinggi urusan Palestina di wilayah jajahan 48 Muhammad Zaidan menegaskan gerakan Israel yang menghalang-halangi kunjungan aleg Knesset ke Libya merupakan gerakan rasis dan upaya gagal untuk mengecap mereka sebagai teroris. Mereka berupaya untuk merampas hubungan bangsa Palestina dan bangsa Arab di kawasan maupun Islam. Disamping sebagai upaya mereka untuk membungkam hak-hak nasional dan peradaban regional serta kemanusiaan ungkapnya. (asy)
Arab48 1/5/2010