Thu 8-May-2025

Kenapa Israel Tidak Peduli dengan Penderitaan Palestina?

Selasa 20-April-2010

Amerah Haas

(Haaretz 14/4/2010)

Ada warga Israel yang merindungan sejumlah berita baik di Ramallah. Ini hasil sejumlah wawancara dengan warga Israel yang tidak pernah berdemo dengan Palestina dalam mengadapi gas air mata peluru karet dan pukulan serdadu Israel dan tidak pernah ikut dalam persidangan militer atau di cek poin Israel.

Sangat aneh soal pengetahuan warga Israel yang hidup hanya 12 menit dari perlintasan Kalanda dan Zaem tidak pernah menginjakkan kakinya di sana. Mereka tidak pernah melihat terbenamnya matahari atau tugu pengintaian dan kawat listrik berduri. Warga Israel di sana hanya tahun restoran café rumah mewah dan pos polantas. Namun mereka mengetahui aktivitas terowongan bawah tanah di Rafah.

Pemikiran warga Israel jelas bahwa Palestina memiliki harta bahkan yang di Jalur Gaza. Maka tidak perlu bicara soal krisis kemanusiaan. Maka warga Israel terus hidup biasa meskinya hanya 12 menit mereka belajar menghadiri pesta music pameran melancong ke luar negeri jalan ke mall.

Pada realitas pemerintah Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat sama-sama ingin menyampaikan pesan bahwa keduanya baik-baik. Pemerintah Ismail Haniya berhasil berjalan biasa karena ia berhasil dalam memenuhi kebuthan rakyatnya berkat ekonomi terowongan bawah tanah berupa keripik kentang bahan bakar hingga kambing kurban sampai mobil.

Pemerintah Salam Fayyadl juga baik-baik saja. Bahkan mereka mampu membuktikan bahwa mereka mambangun lembaga pemerintah melalui negara.

Namun ada ranjau di tengah kondisi “biasa-biasa saja” ini. Ramallah masih menarik minat orang masuk ke sana meski mereka bukan merepresentasikan mayoritas dan menarik dana dari makelar bangunan dan perdagangan.

Menggeliatnya Ramallah tidak menggambarkan hingga sekarang tentang kondisi menggeliatnya produktifitas yang utuh. Kemungkinan besar Palestina akan jauh dari apa yang diinginkan sebab ia berada dalam penjajahan.(bn-bsyr)

Tautan Pendek:

Copied