Gaza- Infopalestina: Sejumlah pengamat Palestina menegaskan ancaman presiden demisioner Mahmud Abbas dan sejumlah petinggi Fatah untuk menghentikan kerja sama keamanan dengan Zionis adalah sebuah pengakuan tulus mereka tentang adanya kerja sama keamanan. Para pengamat ini meminta pemerintahan Abbas segera menjauhi ladang politik Zionis dan memberdayakan rakyat Palestina dan kelompok perlawananya dalam menghadapi arogansi Zionis.
Sebelumnya ketua fraksi Fatah di parlemen Palestina Azam Al-Ahmad mengingatkan tentang kemungkinan rontoknya kerja sama keamanan antara pihak Palestina dengan penjajah bahkan kemungkinanya sangat besar.
Pengakuan Terus Terang
Pengamat politik Faiz Abu Syamalah dalam pernyataanya kepada infopalestina Senin (19/4) mengatakan pengakuan terakhir anggota komite pusat Fatah Azam Al-Ahmad merontokan semua klaim Fatah yang menyatakan tidak ada kerja sama keamanan dengan Israel.
Ia menejelaskan sepanjang sejarah Israel selalu memanfaatkan semaksimal mungkin memanfaatkan kerja sama keamanan dengan pihak Palestina yang sangat menguntungkan para pemukim Zionis dan sangat merugikan perlawanan tanpa harus bercape-cape tanpa harus mengorbankan apapun demi tujuanya.
Abu Syalamah menegaskan pihak kepresidenan tidak mampu menghentikan kerja sama ini karena terkait dengan kepeningan politik mereka. Yang mereka inginkan hanya menyelesaikan masalah ini tanpa peduli dengan cara apa mereka menyelesaikanya.
Pernyataan Al-Ahmad hanyalah igauan atau basa basi tak lebih. Maka menghentikan kerja sama keamanan dengan Israel berarti mengawali proyek perlawanan terhadap Israel. Ia meminta pemerintah Ramallah segera menghentikan kerja sama itu secara nyata dan menjauhi permainan politik untuk meladeni arogansi Israel
Ancaman Tak Berfaidah
Di pihak lain pengaamat politik Dr. Yusuf Ibrahim dalam pernyataanya mengatakan Al-Ahmad tidak ada manfaatnya mengungkapkan pernyataan semacam ini. Perkataan itu justru menjelaskan tentang sejauh mana krisis yang terjadi selama ini antara Zionis dan pemerintah Fatah.
Apa yang diucapkan ketua fraksi Fatah merupakan ancaman yang tidak ada faidahnya. Ancaman tersebut sangat terlambat. Setelah pemerintah Abbas menyetui kerja sama ini atas prakarsa Amerika.
Sangat jelas Zionis mendukung Salam Fayad dengan mengorbankan presiden demisioner Mahmud Abbas. Oleh karena itu pantaslah bila sejumlah pimpinan Fatah melontarkan ancaman ini.
Sementara itu Dr. Abdu Sattar pengamat politik mengatakan ancaman pemerintah Palestina terhadap Israel untuk menghentikan kerja sama keamanan tidak akan berhasil menakut-nakuti pihak Israel. Adapun tentang keputusan Israel yang akan mendevortase warga Palestina dari Tepi Barat tiada lain hanya untuk mengembalikan pemerintah Palestina pada perundingan. Ia menjelaskan Israel tidak peduli apakah Mahmud Abbas kembali pada perundinan atau tidak. Yang penting bagi Israel adalah berlanjutnya kerja sama keamanan. Zionis sama sekali tidak pernah ingin mengakui hak-hak Palestina. Dia tidak akan memberikan apa-apa untuk Palestina. (asy)