Petinggi Hamas itu Dr. Ismail Ridwan dalam wawancara khusus dengan Infopalestina menjelaskan bahwa Hamas akan terus membela al-Quds dan tempat-tempat suci lainnya. Hamas menurut Ridwan tidak cukup dengan perjuangan sipil untuk mengungkapkan solidaritas dengan isu Al-Quds tapi juga menggunakan semua potensi dan upaya untuk membebaskan
Ridwan menilai bahwa kelemahan Arab dalam menentukan sikap-sikapnya untuk mendukung keteguhan dan kegigihan bangsa Palestian serta tidak memiliki mekanisme operasional yang jelas untuk menghentikan blokade Zionis “Akan mendorong Zionis meningkatkan eskalasi serangan dan yahudisasi
Terkait soal rekonsiliasi nasional Palestina petinggi Hamas ini mengisyaratkan bahwa masalah ini ”Masih jalan di tempat dan belum ada upaya baru dalam hal ini.” Ia menambahkan dengan mengatakan”Fatah tidak perhatian pada terwujudnya rekonsiliasi dan tidak ingin mengakhiri frisik internal Palestina.” Berikut wawancara selengkapnya:
**Setelah aksi Khanyunis media Zionis
*Hamas menyikapi dengan serius ancaman Zionis untuk menyerang kembali
**Apakah Hamas melakukan pengorganisasian perlawanan bersenjata dengan faksi-faksi lainnya di
*Sebelumnya perlu ditegaskan bahwa aksi-aksi perlawanan dilakukan sesuai dengan kesepakatan nasional. Kami selalu berupaya memunculkan mekanisme dan strategi perlawanan yang jitu untuk menjamin pilihan tempat dan waktu yang tepat. Ini kami lakukan agar target yang kami inginkan tercapai demi kepentingan rakyat Palestina.
Dalam pertemuan-pertemuan kami dengan faksi-faksi perlawanan lainnya beberapa hari lalu kami menegaskan akan pentingnya kesepakatan nasional dan hak perlawanan Palestina untuk membalas setiap serangan yang dilancarkan oleh Zionis menghadang operasi militer Zionis dan memilih taktik yang pas untuk membalas serangan Zionis ke Jalur Gaza. Termasuk ingin menyukseskan rekonsiliasi melindungi tempat-tempat suci tawanan Palestina dan melakukan sejumlah aksi.
**Soal
*Hamas menilai bahwa tempat-tempat suci adalah salah satu doktrin dan doktrin-doktrin bangsa Palestina. Oleh karena itu Hamas terus mengupayakan upaya politik militer dan sipil untuk memperkokoh penduduk di Al-Quds dan Palestina seluruhnya agar mampu menghadapi upaya Zionis untuk melakukan yahudisasi Al-Quds dan tempat-tempat suci didalamnya.
Hamas tidak hanya berupaya secara sipil dalam melakukan aksi solidaritas dengan Al-Quds atau cukup hanya ancaman-ancaman semata namun menjalankan agenda-agenda seperti melakukan kontak dengan pihak Arab untuk menggalang dukungan bagi
**Pergerakan dan pernyataan Salam Fayyad beberapa hari lalu kepada harian
*Soal pernyataan Fayyad ini menunjukkan betapa bejatnya moralitas Fayyad berikut gerakannya Fatah. Karena Fatah memberikan dukungan untuk melakukan normalisasi hubungan
**Apakah upaya rekonsiliasi berhenti dan apakah ada pihak-pihak lain yang bergerak untuk mengaktifkan masalah ini? Lalu apakah pejabat-pejabat Mesir sudah melakukan kontak dengan Hamas?
*Hamas sudah mengupayakan sekuat tenaga bagi terbentuknya kesatuan namun sangat disayangkan pihak Fatah tidak ingin rekonsiliasi ini sukses. Rekonsiliasi ini menghadapi veto Amerika dan masih jalan di tempat. Belum ada upaya baru lagi untuk masalah ini.
Semua pintu untuk terciptanya kesatuan isu Al-Quds doktrin dan pembelaan terhadap bangsa Palestina sudah kami buka. Namun hingga saat ini kami belum menemukan respon apapun. Pihak Mesir sendiri tidak melakukan kontak dengan kami lagi. Maka masalah ini masih jalan di tempat tidak ada perubahan yang berarti sama sekali.
**Apa yang diharapkan oleh Hamas dari hasil KTT Arab di Libya baru-baru ini?
*Semua keputusan KTT Arab tidak sesuai dengan levelnya dan diluar prediksi Hamas bersama rakyat Palestina. KTT Arab lebih memfokuskan strategi perundingan dengan pihak Zionis sementara Zionis terus meningkatkan eskalasi yahudisasi di kota Al-Quds dan meneruskan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat. Kelemahan Arab dalam menentukan sikap-sikapnya untuk mendukung keteguhan dan kegigihan bangsa Palestian diiringi dengan tidak memiliki mekanisme operasional yang jelas untuk menghentikan blokade Zionis “Akan mendorong Zionis meningkatkan eskalasi serangan dan yahudisasi kota Al-Quds.”
**Terkait keterbukaan Eropa dengan Hamas apakah memang ada dampak yang dirasakan di lapangan dari kontak Hamas dengan sejumlah kalangan di Eropa?
*Keterbukaan Eropa dengan Hamas bukanlah hal baru. Sejumlah pertemuan antara Hamas dan Barat telah terjadi baik yang baru ataupun yang lama. Semua pertemuan itu bertujuan ingin mengetahui sejauh mana sikap kami secara langsung terkait dengan syarat-syarat yang diajukan oleh Tim Kwartet (tim perundingan damai yang terdiri dari Amerika Rusia PBB dan Uni Eropa red.). Kami tegaskan dalam pertemuan-pertemuan tersebut akan doktrin kami dan kesiapan kami untuk bertemu dengan pihak manapun yang menginginkan rekonsiliasi Palestina kecuali dengan Zionis Israel.
Pertemuan-pertemuan tersebut bisa membantu Barat untuk memahami pandangan Hamas yang sebenarnya dan sikap Hamas terhadap kejahatan Zionis Israel yang dilakukan atas bangsa Palestina di Jalur Gaza. Hamas juga berusaha untuk memindahkan pemahaman ini ke dunia sehingga mendapatkan respon baik dari Eropa. Mereka merasakan sendiri bahwa kami adalah pihak yang benar yang tengah mengalami penderitaan dan penjajahan. Akan tetapi pengaruh Eropa ini tidak mendatangkan apa-apa bagi kami karena mereka terbelenggu sendiri dengan syarat-syarat Tim Kwartet (syarat-syarat Tim Kwartet itu adalah Hamas harus mengakui eksisntensi negara Zionis Israel dan menghentikan semua perlawanan bersenjata menghadapi Zionis red.)#