Fri 9-May-2025

Netanyahu Kembali Arahkan Operasi Pembunuhan Misy’al di Ibukota Arab

Selasa 23-Maret-2010

Infopalestina: Menurut sumber-sumber Zionis PM Israel Benjamin Netanyahu baru-baru sengaja mengalihkan penugasan aksi pembunuhan pemimpin Hamas Khaled Misy’al dari dinas intelijen Mossad ke Badan Intelijen Militer “Aman”.

Masih menurut sumber Zionis konsisi Misy’al berada di atas daftar target operasi pembunuhan berdasarkan sejumlah pertimbangan terutama karena dia memimpin garis keras di Hamas dan dia gigih menghina Israel sebagaimana yang dilakukan Nasrallah terkait dengan kesepakatan pertukaran tahanan.

Selain itu dia juga telah menggagalkan upaya Mesir untuk mencapai rekonsiliasi antara Otoritas Palestina dan Hamas yang membuat Mesir marah kepadanya dan Mesir masih punya kepentingan penghilangan nyawanya terutama karena Mesir melihat dia menjadi sekutu Iran dan Hizbullah serta berkoordinasi dengan Teheran Damaskus dan Hassan Nasrallah dalam dimensi militer dan operasional.

Dia juga menjadi supervise dalam proses penggalian terowongan di perbatasan dengan Mesir. Karena dukungan dana yang berasal dari Iran dan lainnya telah digelontorkan kepadanya. Hal inilah yang turut memberi kontribusi untuk memperkuat markasnya dan monopolinya di dalam pembuatan keputusan di pimpinan Hamas.

Sumber-sumber Zionis ini mengungkapkan bahwa Mossad memiliki kemampuan untuk menarget mujahid Misy’al beberapa kali di masa lalu di Qatar. Namun Mossad mengurungkan operasinya karena alasan-alasan tertentu. Di mana berdasarkan perhitungan situasi politik pada waktu itu lebih baik dia dihabisi di Sudan atau Libya.

Menurut sumber Israel pemindahan tugas pembunuhan Misy’al dari Mossad ke Badan Intelijen Militer ini berarti bahwa pembunuhan pemimpin Hamas ini akan dilakukan di Libanon atau di negara-negara Arab lainnya di mana kerja intelijen militer Israel terfokus di negara-negara tersebut. Sehingga memungkinkan agen-agen intelijen non-Yahudi bisa bekerja untuk kepentingan mereka.

Hal itu dilakukan setelah mereka lulus kursus pelatihan dan ketrampilan untuk beraksi di di negara-negara Arab belum lagi keuntungan dalam hal informasi atau logistik yang diperoleh dari dinas-dinas keamanan pemerintah dan intelijen Arab dan Kurdi (Peshmerga).

Sumber ini menyatakan bahwa penasehat keamanan nasional Zionis Uzi Arad telah bertemu dengan para pemimpin intelijen Zionis. Dalam pertemuan itu Uzi menjelaskan sejumlah alasan di balik keputusan Netanyahu untuk memulai operasi pembunuhan pemimpin Hamas di luar negeri.

Uzi mengatakan Israel harus mengembalikan kredibilitas kemampuan tangan-tangan intelijen Zionis ke kepala para pemimpin (Hamas) tersebut. Bahwa mereka tidak akan bisa menikmati kekebalan bahkan jika mereka berada di setiap kota di kawasan ini.

Lebih jauh bahwa operasi pembunuhan para pemimpin Hamas di luar negeri akan mengurangi pentingnya penahanan Shalit yang menjadi alat penekan dan tawar menawat di tangan gerakan Hamas.

Terutama karena pelaksanaan sejumlah aksi pembunuhan terhadap para pemimpin Hamas di luar negeri dapat mendorong mereka untuk melepaskan persyaratan bagi pembebasan Shalit karena perimbangan akan berubah menjadi pembebasan Shalit sebagai imbalan untuk (Misy’al) bertahan hidup.

Uzi mengatakan bahwa Israel sejak Perang Teluk pada tahun 1991 ingin berhasil dalam membangun sistem intelijen yang kuat di bawah tanah di sebagian besar negara-negara Arab. Sistem intelijen yang mampu bekerja secara efektif untuk melawan pemimpin Palestina dan mengungkap dampaknya keberadaannya dan identitasnya bahkan jika terpaksa harus menutupinya melalui penggunaan dokumen-dokumen nama-nama dan data-data yang berbeda-beda.

Al Majd Yordania 20/3/2010 (asw)

Tautan Pendek:

Copied