Mon 5-May-2025

Risq: Teman-teman di Dubai Harus Beri Akses Kepada Kami!

Rabu 10-Maret-2010

Amman – Infopalestina -Izzat Risq anggota Biro Politik Hamas meminta pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) untuk melibatkan gerakannya dalam penyelidikan yang tengah dilakukan terkait pembunuhan pemimpin Hamas Mahmud Mabhuh. Ia menjelaskan bahwa penyelidikan dalam kasus ini tidak mencapai kesempurnaan tanpa adanya kerja sama ”Kepada teman-teman di UEA harus memahami logika dan hak Hamas dalam mengevaluasi penyelidikan” katanya jelas.

Terkait dengan masalah serdadu Zionis Israel yang ditawan pejuang Palestina Gilad Shalit Risq menjelaskan dalam wawancara dengan koran Yordania as-Sabil Ahad (21/2) bahwa kasus ini mengalami stagnan akibat sikap keras pemerintahan Zionis Israel. Risq mengisyaratkan bahwa pemerintahan Netanyahu mundur dari beberapa isu yang sudah diselesaikan melalui perundingan tidak langsung dengan mediator pemerintah Jerman.

Mengenai perkembangan terakhir pembunuhan Mabhuh Risq menjelaskan bahwa Hamas masih terus berusaha melobi pemerintah otoritas Dubai untuk bisa ikut dalam penyelidikan. ”Persoalan ini belum sempurna tanpa adanya kerja sama ini” jelas Risq.

”Apa yang terungkap baru-baru ini menegaskan apa yang kami sebutkan dan kami tekankan sebelumnya bahwa Mossad sebagai pihak yang terlibat langsung dalam kejahatan ini. Kami yakin pejabat di UEA adalah pihak yang paling berkepentingan untuk mengejar para pembunuh dengan segala sarana yang ada. Karena tindakan kriminal ini terjadi di wilayahnya dan siapa yang melakukan kejahatan itu berarti telah melecehkan otoritasnya serta mengancam keamanan nasional” tambah Risq.

Masih tambah Risq ”Kami berusaha dan tetap berusaha mengontak teman-teman di UEA melalui jaringan diplomasi agar kami bisa ikut serta dalam penyelidikan dan dekat dengan penyelidikan itu sendiri. Karena Mabhuh adalah salah seorang pemimpin Hamas dan Hamas menjadi wali bagi pemimpin ini. Oleh karena itu adalah hak kami dan demi kemaslahatan semua Hamas bisa ikut serta dan memiliki akses.”

Risq menekankan bahwa ”Penyelidikan kasus ini tidak mencapai kesempurnaan tanpa adanya kerja sama.” Ia mengisyaratkan bahwa disana ada sejumlah penyelidikan yang dilakukan di UEA dan ada juga yang dilakukan oleh Hamas sendiri untuk menyempurnakan penyelidikan. ”Hamas telah membentuk komisi penyelidik di level tinggi untuk mengetahui latar belakang rincian eksekusi Mossad dan bagaimana caranya” lanjut Risq menjelaskan.

Seputar permintaan Hamas kepada UEA untuk diikutkan dalam proses penyelidikan Risq menyatakan:”Hingga kini belum ada hasilnya seperti yang saya katakan bahwa kami sedang berusaha dengan tenang dan lewat koneksi diplomatik. Kami tidak ingin ada ledakan media besar dalam masalah ini. Kepada teman-teman di UEA mereka harus memahami logika Hamas dan hak Hamas menuntut melakukan evaluasi penyelidikan. Mereka menjawab mereka sudah berkoordinasi dengan Otoritas Palestina (OP) bersama kedutaannya. Kami tidak ingin melibatkan pihak OP dan kedutaannya.”

Soal isu tentang penangkapan dua warga Palestina terkait pembunuhan Mabhuh petingga Hamas ini mengatakan:”Kami secara tegas menuduh Mossad dan pemerintahan Zionis terlibat dalam kejahatan ini. Kami tidak menuduh kepada pihak yang lain. Soal disana ada antek-antek Zionis atau mereka diperalat oleh Mossad dengan memberikan berbagai bantuan untuk menjalankan aksinya. Hal itu tidak merubah fakta bahwa Mossad dibelakang kejahatan ini.”

Seputar perkembangan pertukaran tahanan Risq menjelaskan bahwa ”Sikap Netanyahu tidak menunjukkan keseriusan dalam menyikapi masalah ini. Sikap tegang dan sombong sehingga masalah ini mengalami stagnanisasi. Logika ekstrim yang kini menjadi tren bagi pemerintahan Zionis Israel dibawah pimpinan Netanyahu dan Liberman. Keduanya berupaya untuk menggagalkan kesepakatan secepatnya. Kondisi stagnan ini harus dipertanggungjawabkan langsung oleh Netanyahu. Karena ada sebuah kemunduran dari beberapa isu yang sudah disepakati melalui perundingan tidak langsung dengan mediator pemerintah Jerman. Mereka menempatkan Jerman dalam posisi sulit karena kesepakatan yang sudah dicapai itu telah disetujui kedua pihak (Israel dan Jerman red.). Bisa jadi Netanyahu di akhir kesempatan merubah kesepakatan menjadi nol dan berupaya menekan agar kesepakatan itu seirama dengan ide dan pandangannya sendiri.”

Terkait dengan rekonsiliasi Palestina Risq menekankan bahwa pernyataan semua petinggi Hamas bernuansa harapan bukan pesimis. Kami berharap kami bisa terus optimis. Terkait dengan masalah ini Risq mengharap rekonsiliasi ini segera terealisasi. Disana ada upaya Arab yang mendorong kami ke arah tersebut melalui kunjungan yang kami lakukan untuk membantu pihak-pihak Palestina dan mediator Mesir keluar dari kebuntuan ini.

Ia mengisyaratkan bahwa Hamas memiliki hak normal untuk memberikan masukan-masukan di draft Mesir ”Karena ini sudah disepakati catatan-catatan itu penting dan urgen bukan sampingan atau catatan pinggir. Untuk itu Hamas komitmen dengan catatan-catatan tersebut karena ingin menjaga jalur politik yang benar bagi rakyat Palestina. Hamas tetap menjaga pondasi dan patokan bangsa Palestina. Disana ada janji negara-negara Arab untuk membantu menyelesaikan rekonsiliasi. Kami berharap hal ini berhasil. Tapi tidak menjamin berhasil seratus persen atau tidak sama sekali. Kami juga berharap ada sesuatu yang bisa terwujud sebelum KTT Arab. Namun hingga kini tidak ada sikap lunak dari pihak-pihak lain.

Soal rencana Zionis Israel melakukan serangan baru ke Gaza Risq mengomentari dengan mengatakan”Isyarat untuk perang itu adalah ciri dari Zionis. Penyerangan adalah fakta dengan berbagai bentuknya kadang meningkat kadang menurun. Adapun ancaman adanya perang baru ke Gaza sikap Hamas tidak mendorong sebuah perang. Kami tidak ingin adanya perang baru di Jalur Gaza karena dampak perang yang lalu masih terasa pengungsi masih belum mendapatkan tempat dan rumah-rumah hancur belum direnovasi.”

Mengakhiri wawancaranya Risq mengatakan”Kami tidak mengharap adanya perang baru tapi jika harus kami lakukan seperti keteguhan bangsa Palestina Hamas dan faksi-faksi sebelumnya. Mereka akan teguh kembali dan tak ada pilihan bagi mereka selain pembelaan mati-mati terhadap tanah airnya.”#

Tautan Pendek:

Copied