Thu 8-May-2025

Pertanyaan Tentang Aktivitas Mossad di Teluk

Rabu 10-Maret-2010

Dubai – Infopalestina: Operasi pembunuhan pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Hamas Mahmud Mabhuh telah membuka pintu spekulasi mengenai apakah dinas intelijen Israel (Mossad) memiliki aktivitas permanen di Emirat Dubai atau kawasan Teluk secara keseluruhan dan sejauh mana urgensinya kawasan ini bagi Israel terutama daerah ini paling dekat dengan Iran yang mereka anggap sebagai musuh mereka di wilayah ini.

Operasi ini juga telah menimbulkan pertanyaan mengenai alasan Mossad memilih Dubai sebagai panggung aksinya. Mengapa Israel lebih memilih melakukan pembunuhan Mabhuh di luar Suriah yang menjadi tempat tempat tinggalnya yang sebelumnya Mossad telah melakukan operasi pembunuhan terhadap pemimpin Hizbullah Imad Mughniyah terlebih Mabhuh sudah menjadwalkan untuk melanjutkan perjalanannya ke Cina tempat lain yang memungkinkan bagi orang-orang Israel untuk melaksanakan aksinya.

Banyak analis politik menegaskan bahwa Teluk adalah kawasan strategi yang menarik bagi Mossad. Hanya saja sebagian besar para analis politik menyangsikan bahwa dinas intelijen luar negeri Israel ini memiliki aktiitas sebelumnya atau ada secara permanen di kawasan ini. Buktinya adalah bahwa 26 orang yang berpartisipasi dalam pembunuhan Mabhuh semuanya berasal dari luar Dubai.

Kawasan Penting

Direktur Program Studi Keamanan dan Terorisme pada Pusat Studi Teluk di Dubai Dr. Mustafa al-Ani berpendapat tidak ada keraguan bahwa di sana ada perhatian Israel terhadap kawasan Teluk dan urusan yang berkaitan dengan Teluk serta hubungan kawasan ini dengan Iran di samping kemungkinan adanya kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda di beberapa negara Teluk.

Namun dia menyangsikan bahwa pembunuhan Mabhuh pada tanggal 20 Januari lalu itu sebagai indikasi bahwa Dubai atau negara Teluk lainnya adalah tempat aktivitas Mossad. Dia menyatakan bahwa “kejahatan ini dilakukan Mossad di wilayah UEA karena targe begerak ke sana.”

Ani menegaskan adanya kesulitan yang dialami Mossad untuk melakukan aksi pembunuhan Mabhuh di Suriah. Dia menambahkan bahwa orang-orang Israel menyakini bahwa kejahatan yang dilakukan ini mungkin akan lewat begitu saja tanpa ada masalah dan akan dicatat sebagai kematian yang wajar.”

Dia menjelaskan bahwa pembunuhan Mughniyah di Damaskus menyulitkan Mossad untuk mengembalikan skenario ini di tempat yang sama. Dia menilai aksi ini merupakan peristiwa yang “membangunkan dinas intelijen Suriah dan juga faksi-faksi bersenjata yang sudah menjadi lebih waspada.” Hal ini menurutnya yang membuat keberadaan Mabhuh di Dubai sebagai kesempatan bagi Mossad tidak boleh disia-siakan.

Dia berpendapat bahwa Beijing yang merupakan tempat persinggahan terakhir bagi perjalanan Mabhuh juga bukan arena yang tepat untuk menghabisinya. Karena Cina adalah sebuah negara adikuasa dan terikat hubungan penting dengan Israel yang membuat orang-orang Israel harus berhitung seribu kali untuk melakukan aksinya di sana.

Tujuan Mossad

Sementara itu pakar militer Libanon yang tinggal di Dubai Riad Kahwaji menggarisbawahi bahwa kawasan Teluk dan Emirat Dubai pada khususnya adalah daerah yang sangat penting baik bagi Mossad atau yang lainnya. Menurutnya belakangan ini dinas intelijen luar negeri menjadikan seluruh dunia sebagai arena operasinya ketika merasa ada kemaslahatan baginya di tempat tertentu.

Kahwaji mengatakan bahwa Mossad ada di mana ada sesuatu yang disebut kepentingan pertahanan dan keamanan bagi negara Israel. Menurutnya kehadiran target di Teluk membuatnya menjadikan kawasan ini arena untuk aksinya.

Dia sepakat dengan Dr. Mustafa al-Ani bahwa Mossad “menghindari melakukan kejahatan di Cina karena sebagai negara adidaya.” Dia menambahkan “Bermain dengan sebuah negara adikuasa tidak seperti dengan negara lain. Israel sangat memperhitungkan Cina. Sementara itu dengan negara Uni Emirat Arab Israel tidak memiliki hubungan apa-apa.” (asw)

Mohamed Essam – Al Jazeera Net 8/3/2010

Tautan Pendek:

Copied