Mon 5-May-2025

Mish’al: Tekanan Amerika Ke Otoritas Palestina Hadang Rekonsiliasi Nasional

Kamis 18-Februari-2010

Khusus – Infopalestina -Channel TV Rusia Rusia Today Rabu (10/2) melakukan wawancara dengan Kepala Biro Politik Hamas Khalid Mish’al saat kunjungan Mish’al ke Moskow. Berikut wawancara selengkapnya:

Hari-hari ini sedang tenar istilah takhsib (pengayaan)…. pengayaan uranium….. pengayaan hubungan…. lalu apakah Mesir dan Rusia bisa mengayakan rekonsiliasi nasional Palestina?

Rekonsiliasi Palestina tidak membutuhkan pengayaan dari luar karena rekonsiliasi ini kepentingan nasional kami dan perpecahan itu kondisi darurat. Sangat disayangkan sekali campur tangan luar dalam beberapa tahun sebelumnya telah diterapkan kepada kami pascakemenangan Hamas dalam pemilu (legislatif 2006). Mereka ingin melakukan kudeta atas hasil pemilu yang demokratis tersebut kemudian menggunakan (Jendral Amerika) Dayton melakukan campur tangan keamanan berikut programnya. Sejak saat itu hingga kini campur tangan di bidang keamanan tetap berlangsung di Tepi Barat. Juga campur tangan di bidang lainnya yang tidak membuahkan hasil apa-apa. Faktor-faktor eksternal ini adalah yang mendasar ditambah adanya kelompok internal Palestina yang mendapatkan kesempatan memperkuat dirinya dengan faktor eksternal. Mereka berharap bisa kembali ke kekuasaan dan melanggar hasil-hasil pemilu. Kami sendiri tidak menyebut diri kami sebagai pengganti orang lain. Kami rekan orang lain dalam permainan demokrasi dan dalam penataan internal Palestina. Baik dalam koridor Otoritas Palestina (OP) dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Perpecahan ini tidak membuat kami lemah dengan begitu kami melakukan rekonsiliasi nasional Palestina tanpa membutuhkan faktor eksternal. Meski demikian kami menyambut baik peran Arab khususnya peran Mesir yang mengayomi rekonsiliasi ini. Kami merespon semua upaya Mesir beberapa bulan lalu sejak akhir Januari 2009 hingga hari ini. Namun sangat disayangkan rekonsiliasi ini dipengaruhi oleh dua faktor faktor pertama veto Amerika. Mitchel (George Mitchel utusan khusus Amerika ke Timur Tengah red) pernah menekan OP di Ramallah dan menyampaikan pesan ini juga kepada pihak Mesir. Isi pesan tersebut adalah jika terjadi rekonsiliasi dukungan materi Amerika kepada OP akan diputus. Kembali sangat disayangkan hal ini menyebabkan kebingungan dan saya khawatir nantinya perubahan di dalam kertas (draft) Mesir dibayang-bayangi oleh suasana seperti ini sehingga Hamas akan dicela dan bola berada di gawangnya. Faktor kedua rekonsiliasi ini tercerai-berai akibat terkendala oleh masalah-masalah tekhnis yang kami lihat sederhana sekali. Karena itu suatu hal yang lumrah bagi masing-masing pihak yang andil dalam rekonsiliasi. Kami minta draft Mesir dilakukan cek ulang yang disertai draft-draft sebelumnya dengan lima poin penjelasan dari kami yang sudah kami diskusikan di Kairo selama satu tahun penuh.

Lalu apa sebenarnya poin-poin pokok yang menurut Anda perubahannya yang tidak memihak kepada kepentingan pihak Anda?

Pertama sebelum kami masuk ke beberapa contoh bahwa prinsip rekonsiliasi yaitu rekonsiliasi Palestina-Palestina. Problemnya bukan dengan Mesir atau dengan negara Arab lainnya. Maka pihak-pihak yang terlibat rekonsiliasi adalah Hamas Fatah dan faksi-faksi perlawanan Palestina lainnya. Maka secara otomatis pihak-pihak Palestina tadi ketika menerima draft akhir rekonsiliasi untuk menelaah kembali draft tersebut. Ini adalah prinsipil sekali kita tidak boleh mendebatkannya. Bukankah ini sebuah kebenaran? Kami tidak menyerukan draft itu didiskusikan dari nol. Kami katakan bahwa memang disana ada draft akhir yang diajukan oleh Mesir lalu kami teliti kembali draft itu berikut draft-draft penjelasan. Ini adalah lumrah kita tidak boleh mendebatkannya lagi baik secara prinsip maupun secara detail. Esensinya disana ada sejumlah catatan. Saya akan menyebutkan dua contoh saja. Ada 5 atau 6 tema penting sebenarnya. Contoh pertama berkenaan dengan paniti pemilu. Kami katakan dalam dialog-dialog detail di Kairo bahwa kita akan membentuk panitia pemilu yang memantau pelaksanaan pemilu sejalan dengan semua elemen dan kami sebutkan nama-nama (panitia) dengan kesepakatan. Kemudian kepala OP sesuai undang-undang mengeluarkan keputusan presiden (keppres) tentang pembentukan panitia ini. Seperti apa yang sepakati oleh sebagian faksi-faksi. Ini yang kami sepakati yang kemudian disetujui juga Fatah dan faksi-faksi lain termasuk Hamas didalamnya. Kami lihat draft Mesir terakhir dan kami temukan teks bahasanya sudah dirubah. Kenapa dirubah? Kami tidak tahu ini contoh dan contoh lain seputar Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Teks-teks ini tertinggal pekanan dan berbulan-bulan lamanya hingga sampai kepada kami. Lalu apakah masuk akal teks yang dibuat dalam waktu yang lama dan didiskusikan secara seksama disebabkan perpecahan lalu kami datang di kesempatan terakhir dan menghapus teks tersebut? Ini tidak masuk akal. Sebagai contoh PLO kami telah sepakat atas draft detail yang intinya harus ada pembentukan dewan nasional baru dan pemilihan panitia pemilu yang baru juga. Kami tidak menerima detail-detail di draft yang terkait kecuali dengan semua kosa katanya termasuk didalamnya teks terakhir. Teks terakhir ini sangat penting agar semua pihak yakin bahwa pemimpin transisi ini bisa dihargai khususnya di jalur politik yang urgen. Didalamnya ada perundingan dengan Israel dan ada juga pertempuran politik sengit dengan Israel. Semua faksi berhak yakin bahwa pimpinan transisi ini keputusannya dihargai dan semuanya mengakui. Dimana tugas bisa diterima atau tidak. Sesungguhnya pembuangan teks itu banyak menimbulkan tanda tanya besar. Seperti yang saya katakan kepada Anda banyak tema penting. Pertanyaannya adalah kenapa harus direvisi?

Apa yang harus dilakukan sekarang? Dokumen sudah ada. Niat seperti yang Anda katakan dan dikatakan oleh pihak lain PLO dan Mahmud Abbas bahwa rekonsiliasi adalah sasaran utama. Lalu apa yang harus dilakukan sekarang dalam kondisi tidak damai dan tidak pula perang?

Tidak ada masalah yang disebut ”tidak damai dan tidak perang”. Memang benar ada sejumlah perbedaan yang ingin kami selesaikan dengan rekonsiliasi. Solusinya harus ada langkah yang menutupi lobang ini dengan cara yang bisa menjaga performa masing-masing. Kami tidak ingin melukai perasaan siapapun melukai Mesir melukai Fatah kami sekali lagi tidak ingin melukai siapapun. Tapi kami tidak boleh berinteraksi dengan jalur ini dengan perasaan terpaksa. Ayo tanda-tangani kemudian kami ingin mendengar catatan-catatan Anda! Cara berpikir seperti ini tidak bisa diterima karena sesungguhnya mediator bertugas mempermudah rekonsiliasi bukan memaksakan suatu pandangan tertentu atau memaksakan draft yang menurut kami banyak catatannya. Sebenarnya ada tiga solusi yang masuk akal. Solusi pertama mediator Mesir tidak perlu menghadapi masalah ini secara tegang dan tidak menganggapnya sebagai masalah personal. Seperti seakan-akan ada seseorang yang ingin memangkas kata Mesir atau membengkokan lengannya. Sebagaimana yang kadang kita mendengarkan sebagian ungkapan itu. Tidak Hamas tidak pula bangsa Palestina yang bisa membengkokan lengan Mesir tidak pula negara Arab manapun. Kami bukanlah musuh sampai mempunyai pemikiran buruk semacam itu. Kami menghormati umat (Islam) kami hormati Mesir kami hormati Arab. Kami cuma ingin rekonsiliasi bukan berkelahi satu dengan lainnya. Dengan demikian Mesir berperan sebagai mediasi silahkan Hamas silahkan Fatah silahkan semua faksi apakah ada catatan atas teks-teks yang ada dalam draft? Silahkan periksa lagi. Tapi jangan mengulang kembali pembahasan dialog dari nol. Masalah ini kami saling memahaminya namun soal penelitian ulang adalah sebuah hak lumrah. Apakah ini jalan keluar atau solusi lumrah? Saya yakin sebaliknya akan membesarkan Mesir bukan mengecilkannya atau memojokkannya. Seperti seorang bapak di rumahnya yang menghadapi perbedaan dan ia campur tangan secara sederhana kemudian memberikan solusi bagi perbedaan-perbedaan antara anak-anaknya sesama anggota keluarga. Solusi kedua Fatah sebenarnya bisa melakukan tindakan yang bisa menenangkan semuanya termasuk Mesir. Mereka harus punya rasa tanggung jawab. Saya maksudkan adalah para petinggi Fatah dan OP yang berinteraksi dengan kami. Mereka tahu bahwa teks-teks itu sudah dirubah kemudian mengatakan tidak teman-teman di Mesir kita harus meneliti kembali. Kalau solusi pertama tidak berhasil disusul solusi kedua juga tidak menghasilkan apa-apa apa yang akan kita lakukan? Kita gulung rekonsiliasi? Tidak kita tidak akan menggulungnya. Rekonsiliasi adalah keputusan dan pilihan kami. Kami harus selesaikan masalah ini. Terus apa yang bisa kita perbuat? Kami katakan silahkan beberapa negara Arab ikut campur tangan kami menyambutnya. Bukan berarti menggantikan Mesir tapi bersama-sama Mesir.

Jika campur tangan Arab ini berhasil apa pandangan Anda seputar perundingan damai final. Anda tidak hanya sebagai kelompok pejuang perlawanan saja tapi juga berupaya melakukan perundingan. Ini hal biasa dalam gerakan-gerakan perlawanan lalu item-item penting apa yang dipakai untuk melakukan perundingan dengan pihak Israel?

Disinilah pentingnya rekonsiliasi itu agar kita bisa menyatukan front internal Palestina dalam menghadapi musuh bersama Israel suka mbalelo seperti yang Anda lihat sendiri di era Netanyahu. Tidak mempan dengan sikap Arab ataupun sikap Palestina sendiri. Cuek dengan sikap Amerika dan dunia internasional mereka campakkan itu semua. Saya meyakini bahwa perundingan damai hari ini sudah tak lagi kesempatannya. Sebabnya karena sikap Israel sendiri. Israel menemukan dirinya sendiri pertama secara internal koalisi pemerintah Israel terlihat nyaman. Netanyahu dengan kerjasamanya bersama Barak (Ehud Barak Menhan Israel red.) merasakan bahwa kondisi internal nyaman sekali. Sementara rival-rival politik mereka lemah di politik riil Israel. Kedua Netanyahu mendapatkan kondisi Palestina dan Arab terpecah. Sangat disayangkan negara-negara Arab telah kehilangan pilihan-pilihan lain. Semuanya menari dengan alunan perdamaian tanpa memiliki draft penekan atau power. Dengan demikian Netanyahu melihat sikap Arab dan Palestina terbuka tanpa ada draft penekan sehingga ia tidak mau menghargai sikap tersebut dan tidak harus bernegoisasi dengan Arab. Ia siap duduk bersama Arab dalam upaya perundingan damai. Masakan di atas api tidak akan berhenti kemungkinan sampai tanpa perdamaian. Juga pemerintah Obama menemukan di awal ujiannya masalah penghentian permukiman Yahudi mengalami kemunduran karena sikap mbalelo Netanyahu. Ia Netanyahu menguji sikap Amerika dan mendapatkannya lemah tidak mau mundur. Oleh karena itu Netanyahu tidak merasa bahwa pemerintah Amerika memiliki kemampuan untuk menekan atau memaksanya memilih jalan damai atau perundingan. Adapun sikap dunia internasional dan Eropa lemah tidak bisa mendesak sikap Amerika. Terlebih-lebih menawarkan pandangan independennya dalam menangani konflik Arab-Israel.

Sikap Eropa sekarang lebih dekat dengan berbagai penderitaan Palestina. Itu dibuktikan dengan delegasi parlemen Eropa dan delegasi ini bukan sembarang delegasi delegasi parlemen yang bisa mempengaruhi kebijakan Eropa. Tidakkah Anda berkeyakinan bahwa hal itu menyebabkan munculnya jarak yang relatif memisahkan sikap Eropa dengan Amerika?

Oh tentu ada jarak antara sikap Eropa dengan sikap Amerika secara obyektif kami harus katakan demikian. Kemarahan juga mengkondisi opini umum dan petinggi Eropa terhadap kejahatan Israel di Gaza. Perang Gaza salah satu dampak pentingnya adalah mengungkap wajah buruk Zionis yang sebenarnya. Kemarahan itu semakin kuat atas kejahatan dan aksi terorisme yang dilakukan Israel di Gaza. Ini tentu baik buat kami dan inilah kekalahan yang dialami Israel dalam perang Gaza. Walaupun mereka menghancurkan banyak fasilitas dan membunuh banyak orang. Namun peran Eropa masih terbatas dalam peran berikutnya. Peran secara kemanusiaan delegasi berdatangan ke kawasan (Timur Tengah) bantuan layanan latihan keamanan kemudian politik. Sebuah bentuk peran politik yang masih malu-malu dalam bayang-bayang peran Amerika. Akan tetapi hingga kini belum ada peran istimewa independen karena Amerika tidak mengizinkan untuk berkompetisi. Israel sendiri menggunakan veto atas peran Eropa dan menurut perkiraan saya juga atas peran Rusia sebagai peran aktif yang independen. Israel merasa nyaman dengan perimbangan ini. Pelindungnya adalah Amerika saja karena Amerika memblok ke Israel. Ini yang prioritas. Israel kini seolah-olah menjadi bagian agenda internal Amerika. Ini sangat disayangkan. Walau demikian kami menyambut setiap perkembangan dari sikap Eropa dan menyampaikan apresiasinya atas peran Rusia yang terus bergerak di masa ini. Hari ini Amerika mundur. Ada keguncangan dalam peran Amerika dan kemunduran dalam berbagai level internasional. Khususnya masalah konflik Arab-Israel. Kredibilitas peran Amerika setelah kemunduran Obama menyikapi persoalan permukiman Yahudi dihadapan Netanyahu banyak mengguncang Amerika. Ini kesempatan bagi Rusia dan Eropa untuk masuk kami sebagai bangsa Arab dan Palestina akan menyambutnya. Akan tetapi seperti yang saya katakan perhatikan sikap ini akan menjadikan perundingan damai tanpa ujung. Ada dua solusi agar kita bisa sampai kepada perdamaian jalan pertama adalah lumrah dan masuk akal yaitu agar Arab dan orang-orang Palestina mengatur lagi kartu perundingannya dan memiliki kartu as yaitu perlawanan. Adapun perunding Palestina pergi dan berunding dengan Netanyahu yang menghancurkan infrastruktur militer di Tepi Barat dan melucuti senjata pejuang Palestina. Terus melakukan koordinasi keamanan dengan Israel atas dasar Peta Jalan Damai melawan anak bangsanya sendiri termasuk didalamnya Hamas Fatah dan faksi-faksi perlawanan lainnya. Ini dalam upayanya menyerang tanpa senjata. Sesuatu yang tidak masuk akal. Jika kita berani menata ulang kartu Arab dan Palestina khususnya kartu power saat itu kita akan bisa memaksa Israel untuk menghargai kita. Karena yang bisa membuat perdamaian itu hanyalah orang-orang yang kuat. Perdamaian tidak dibuat oleh pihak yang kuat dan pihak yang lemah. Ini adalah syarat kekalahan. Bukan perdamaian yang adil seimbang dan terhormat jika ini adalah solusi pertama.

Seperti yang saya pahami dari hal itu dasarnya adalah Palestina dengan batas tahun 1967?

Iya seperti yang sering kami sampaikan dan juga kami sampaikan kepada Mr. Lavrov (Menlu Rusia Sergei Lavrov red.) bahwa Hamas menerima perundingan berdasarkan batas Palestina tahun 1967. Dengan perbatasan ini kami mempunyai otoritas penuh ibukotanya al-Quds dengan memperhatikan semua hak Palestina dan Arab termasuk hak kembali para pengungsi ke wilayah-wilayah Palestina. Ini yang kami sepakati sebagai bangsa Arab dan Palestina. Dan saya yakin bahwa ini merupakan puncak fleksibilitas pragmatis dan realistis. Jadi ini adalah solusi pertama agar sikap Arab dan Palestina direvisi agar menjadi sikap yang terhormat yang dihargai oleh Israel. Solusi kedua kehendak dan keinginan dunia yang bisa memaksa Israel untuk mengormati hukum internasional dan mentaati tuntutan perdamaian yang adil dan hakiki di kawasan. Dan sayang sekali saya melihat di lapangan kehendak dunia ini tidak ada. Tidak pula inisiatif dari Arab. Terlebih-lebih soal upaya riil meninjau ulang akan pilihan-pilihan kami. Ini membuat Israel semakin mbalelo akibat pengabaian dari kita. Ada tiga masalah yang menggoda Israel untuk menjaga performa saja yang itu sebenarnya melanjutkan perundingan damai. Terkait dengan itu upaya perundingan damai ini taktik Israel dan Amerika. Israel memanfaatkannya untuk memperbaiki performanya di mata dunia. Hubungan publik. Kemudian Amerika mengatakan kepada dunia selesaikan isu Palestina secara formalitas agar tidak dibilang gagal. Sementara prioritas kebijakan Amerika adalah di Afghanistan dan Iraq. Krisis ekonomi kerja sama dalam menangani isu nuklir Iran perbedaan dengan Rusia dan China. Ini merupakan prioritas pemerintah Obama sekarang. Bukan prioritas konflik Arab-Israel. Jadi ini adalah masalah pertama yang bisa dimanfaatkan oleh Netanyahu. Hubungan publik masakan perdamaian tanpa damai. Adapun masalah kedua adalah membuat de facto. Payung perundingan adalah payung Netanyahu agar bisa membuat de facto yang bisa menguasai lapangan memutus tali Tepi Barat agar negara Palestina masa depan hanyalah mimpi belaka. Yahudisasi kota Al-Quds dengan merubah infrastruktur kota mengurangi jumlah penduduk timur Al-Quds mencederai tempat-tempat suci Islam dan Kristen khususnya Masjid Al-Aqsha. Demikianlah Netanyahu berbuat. Secara praktek ia menghancurkan dasar-dasar perundingan damai. Ia mengeluarkan judul-judul penyelesaian agar tidak masuk dalam agenda perundingan. Al-Quds diluar agenda hak kembali pengungsi juga diluar permainan. Permukiman Yahudi ia jadikan sebagai sebuah kondisi yang riil. Terus apa yang tersisa dari perundingan kalau begitu? Maka masalah-masalah tadi dikondisikan dan secara praktek dikeluarkan dari lingkaran diskusi di atas meja perundingan. Masalah ketiga dihadapan kondisi lemah Arab dan Palestina menggoda Netanyahu untuk mengkaji ulang program-program tradisi Likud dilempar menjadi isu. Yaitu Yordania menjadi tanah air pengganti (bagi bangsa Palestina red.). Dalam bukunya di tahun 90-an Tempat dibawah matahari Netanyahu mengisyaratkan bahwa Yordania adalah tanah air pengganti. Ia mengatakan pemerintah Inggris di tahun 20-an (abad 20 red.) saat menyetujui berdirinya negara Yordania… Ia mengatakan bahwa Inggris melakukan kesalahan karena telah memberikan empat-perlima perjanjian Balfour kepada orang-orang Yordania. Ia menganggap bahwa Yordania dan Palestina adalah satu bagian dari perjanjian Balfour. Apa yang menggoda Netanyahu untuk membuka agenda yang lama? Tak lain adalah kelemahan Arab. Oleh karena itu singkat saja saya tidak setuju penyelesaian damai dengan standar yang ada sekarang ini. Kami setuju atas penyelesaian hingga batas tahun 1967 namun penyelesaian ini butuh perjuangan keras dan kartu kuat yang utama adalah perlawanan.

Tuan Khalid Mish’al kalau pemilu sekarang dilaksanakan di Gaza dengan semangat penataan internal Palestina dan pelaksanaan pemilu itu sendiri sesuai jejak pendapat terakhir tidak ada dukungan kepada Hamas di Gaza sebagaimana yang pernah diraih sebelumnya. Bahkan perbedaannya jauh dukungan Hamas itu diperoleh di negara-negara Arab tetangga Palestina. Lalu bagaimana peluang Hamas untuk menang sebenarnya?

Ok coba Anda perhatikan pertama permainan jejak pendapat. Anda tentu tahu permainan sebagian orang berusaha memainkan dengan satu taktik dan ingin menipu dirinya sendiri dengan cara tersebut. Sebelum pemilu 2006 di Palestina hasil jejak pendapat untuk Hamas tidak seperti yang mereka peroleh saat pemilu berlangsung. Untuk itu kami tidak merasa terganggu. Sampai data yang Anda sampaikan tadi bahwa terakhir popularitas Hamas hanya mencapai 44% di dalam Palestina. Angka 44% itu sendiri tergolong angka yang besar. Di Mesir 52% di Yordania 56% ini angka besar bagi Hamas walaupun ada blokade dan tekanan pihak luar dengan izin Allah ta’ala Hamas masih bisa mendapatkan popularitas besar. Walau demikian mereka menggantungkan atas apa? Buat mereka lapar lalu suruh milih. Maksudnya ia ingin memilih apa yang dikatakan perut seorang warga Palestina. Tapi orang Palestina itu bebas. Walaupun ia lapar tapi otaknya jalan dan arahnya tidak salah. Tak diragukan memang bangsa Palestina bukan milik seseorang. Bangsa ini bangsa yang bebas. Sesekali memilih Hamas sesekali memilih Fatah atau memilih yang lain. Singkat kata kami tidak khawatir untuk kembali ke dunia demokrasi dan kembali ke bangsa Palestina. Bahkan sebaliknya kami menghormati permainan demokrasi. Sebenarnya Hamas hari ini adalah korban menolak menjadikan bangsa Palestina sebagai penentu dan melakukan kudeta atas hasil pemilu. Tapi ingin kami katakan bahwa demokrasi harus bermain secara demokratis juga. Jika Anda ingin pergi ke pemilu pergilah dengan cara yang bersih. Yang kedua demokrasi dilaksanakan dalam kondisi yang normal tidak dilaksanakan di saat orang sedang di penjara dan disiksa. Sementara lembaga-lembaganya dihancurkan. Ketua Parlemen Palestina Dr. Aziz Duwek tidak diizinkan masuk kerja di kantornya di parlemen di Ramallah. Kemudian Anda mengatakan ayo laksanakan pemilu.

Untuk itu kami katakan rekonsiliasi terlebih dulu untuk menciptakan kondisi normal di Gaza dan Tepi Barat. Memberikan kesempatan seimbang kepada Hamas Fatah dan semua elemen masyarakat Palestina kemudian kita berangkat menuju pemilu untuk memutuskan. Saya ingin katakan kepada Anda saudara Musafir dan TV Rusia Today jika pemilu dilaksanakan dalam kondisi normal setelah selesai rekonsiliasi dan dengan cara yang bersih kami akan menghormati hasil pemilu tersebut walaupun kami harus kalah. Permainan demokrasi bisa berpihak kepada Anda atau tidak berpihak kepada Anda. Ini hukum yang harus kita hormati kita hormati hasil-hasilnya tanpa harus melihat hasilnya. Kalau tidak demikian lalu apa artinya kita memutuskan pilihan kepada demokrasi dan pemilu.

Terakhir bisakah Anda jelaskan apakah konfrensi Moskow yang akan datang bisa dikatakan sebagai peristiwa yang dulu? Apa sebab tidak adanya kesiapan untuk konfrensi ini? Apakah Rusia kehilangan Hamas dalam konfrensi ini atau memang ada tekanan dari Israel?

Tidak Rusia penuh semangat untuk melaksanakan konfrensi. Mereka sangat teropsesi untuk memainkan peran. Anda tahu bahwa konfrensi ini dilaksanakan setelah konfrensi Anapolis. Maksudnya Amerika sudah menjadi mediator konfrensi dunia tentang perdamaian dan kini giliran Rusia untuk menjadi tuan rumah konfrensi. Ini suatu hal yang lumrah. Akan tetapi yang menghadang itu adalah orang-orang Israel. Israel tidak ingin pemain lain selain Amerika. Mereka tidak ingin adanya hal-hal yang mendadak. Maksudnya Israel tidak ingin satu pihak yang memiliki pandangan yang berbeda. Yang memiliki perimbangan yang berbeda. Mereka inginkan Amerika yang sudah terjamin sikapnya. Memblok ke Israel membela keamanan dan kepentingan Israel. Seperti klaim mereka di satu sisi dan mengorbankan Arab dan Palestina di sisi lain. Yang mengulur-ulur pelaksanaan konfrensi internasional dalam prediksi saya yang paling utama adalah Israel. Atau ada pihak-pihak lain yang tidak memiliki kepentingan namun minimal memiliki sikap jelas adalah sikap Amerika. Adapun kami bangsa Arab dan Palestina sangat menyambut baik peran Rusia baik dengan mengadakan konfrensi atau bentuk-bentuk peran lainnya. Saya yakin seperti yang saya katakan ini adalah kesempatan bagi Rusia untuk masuk ke kawasan dalam suasana kemunduran peran Amerika tertutupnya cela penyelesaian. Dunia seluruhnya khususnya kawasan Timur Tengah membutuhkan breakthrough (terobosan). Membutuhkan pencari solusi yang hakiki. Karena tanpa itu saya katakan kepada Anda bahwa konflik Arab-Israel ini akan terus menjadi sumber bagi setiap krisis dunia.

Apa pendapat Anda tentang penolakan Israel yang dilansir di beberapa media massa bahwa mereka mengkritik kedatangan Anda ke Moskow. Apakah Anda merasakan bahwa Rusia bisa jadi dibawah tekanan Israel?

Kalau mereka dalam tekanan tentu tidak akan mengundang kami. Kami datang atas undangan dari para pejabat dan petinggi Rusia. Dengan demikian Rusia bukan negara kecil hingga mau ditekan oleh kehendak Israel. Saya yakin Rusia tengah mencari kepentingan dan perannya. Ini adalah hak mereka. Mereka bisa memberikan sesuatu yang berbeda dengan apa yang diberikan oleh Amerika. Israel tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada Rusia karena Israel sendiri mempunyai kepentingan di Rusia dalam berbagai isu. Dengan demikian saya yakin Rusia tahu akan hal itu. Dari sini Rusia tahu akan harga momen politik seperti ini momen sejarah. Untuk itu Rusia melakukan inisiatif interaktif pertemuan dan undangan kepada pemain inti di kawasan. Hamas adalah pemain inti seperti Anda ketahui dan kami hargai sikap Rusia ini.

Khalid Mish’al kepala Biro Politik Hamas terima kasih.#

Tautan Pendek:

Copied