Gaza – infopalestina: -Yahya Musa anggota Fraksi Perubahan dan Reformasi (fraksi Hamas di Parlemen Palestina) dan ketua komisi pengawasan di parlemen Palestina mengatakan bahwa ada sejumlah lembaga HAM jauh dari prinsip-prinsip transparansi bersih dan obyektivitas. Memblok ke pihak tertentu demi mendapatkan keuntungan dari pihak yang lain sehingga menempatkan dirinya bagian dari masalah internal Palestina.
Musa memperhatikan bahwa laporan-laporan “Lembaga Independen HAM” berpihak dan bernuansa politik kehilangan konsep integral dalam menyikapi kondisi di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Dalam wawancara dengan Infopalestina hari ini Rabu (10/2) menekankan bahwa “Tidak ada tempat untuk membandingkan antara kondisi kebebasan di masing-masing tempat di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Kondisi Tepi Barat banyak bernuansa politik pemberangusan yang dirancang sebelumnya berdiri di atas mentalitas kriminal menentang perlawanan (perjuangan) dan konsep membuat citra buruk kepada penduduk Palestina. Sementara kondisi
Musa mengisyaratkan bahwa komisi pemantau dan HAM di Parlemen Palestina terus memantau sejumlah keluhan yang diajukan tentang kebebasan di Gaza. Ia menambahkan kebijakan keamanan hari ini di
Berikut wawancara selengkapnya:
Bagaimana Anda menilai peran lembaga-lembaga HAM Palestina dan tugasnya secara umum?
Tentu tidak dipungkiri bangsa Palestina sangat membutuhkan organisasi-organisasi yang bergerak di bidang HAM. Itu untuk memantau berbagai pelanggaran dan kejahatan Zionisme terhadap bangsa Palestina. Juga tak dipungkiri organisasi-organisasi ini memainkan peran penting dalam memantau dan mengungkap kejahatan Zionisme berinteraksi dengan lembaga-lembaga HAM dunia lainnya serta membuat laporan terkait dengan masalah ini.
Di dalam internal Palestina sendiri lembaga HAM memiliki andil penting dalam mensosialisasikan masalah HAM membela kebebasan umum dan membawa berbagai isu ke meja hijau menentang aparat keamanan Palestina milik Otoritas Palestina (OP) berikut pelanggaran dan kebablasannya. Peran ini dimainkan untuk mendudukan mesin Palestina dan meluruskannya pada masa tertentu.
Namun setelah pemilu terakhir kami menyaksikan sejumlah lembaga-lembaga yang bergerak di bidang HAM melenceng dari obyektivitas dan transparansi. Menjadi pihak yang bermasalah dalam isu-isu internal Palestina. Berpihak ke satu pihak untuk melawan pihak lain jauh dari obyektivitas. Tidak komitmen dengan kaidah-kaidah demokrasi yang benar khususnya jika kita bandingkan antara laporan-laporan tentang Jalur Gaza dan laporan tentang kondisi Tepi Barat pascapemisahan. Dimana kita menyaksikan pemerintah di Jalur Gaza menjamin semua kerja lembaga-lembaga HAM dengen memberikan kebebasan tanpa ada tekanan apapun. Sementara pemerintah illegal di Tepi Barat menerapkan semua bentuk penetrasi ancaman dan pengekangan terhadap lembaga-lembaga ini.
Akan tetapi hasilnya kita menyaksikan bahwa laporan-laporan tentang Gaza berusaha untuk memperbesar peristiwa-peristiwa kecil guna memberikan gambaran yang diselewengkan soal kondisi di Gaza. Sementara pihak OP di Tepi Barat diam membisu dan lebih banyak menutup-nutupi kejahatannya terhadap penduduk Palestina yang dipimpin oleh Dayton dan aparat keamanan OP. Menutupi-nutupi kejahatan sipil yang terkait dengan pemberhentian pegawai dari jabatannya atau mengambil harta pegawai untuk kepentingan ”geng-geng” aparat keamanan OP. Pelanggaran di saat penyidikan dan penyelidikan di badan keamanan OP. Pelanggaran terang-terangan terhadap anggota parlemen dan hak-hak kekebalannya. Mengejar dan menangkapi anak-anak anggota parlemen serta merusak rumah-rumah mereka. Korupsi yang ada akibat jeleknya pembagian kekayaan negara yang dilakukan Fayyad (Salam Fayyad perdana menteri bikinan Mahmud Abbas yang tidak diakui parlemen Palestina pent). Semua kejahatan dan pelanggaran tadi tidak ditemukan dalam laporan lembaga-lembaga HAM tersebut. Ini yang menyebabkan kami ragu atas semua laporannya karena sudah berubah menjadi laporan politik daripada sebuah laporan lembaga HAM. Tapi tidak semua lembaga HAM satu level dan satu cara karena satu lembaga dengan lembaga lain berbeda. Tapi secara umum ini nampak dari laporan lembaga independen HAM.
Bagaimana Anda melihat laporan tahunan yang dikeluarkan oleh lembaga independen HAM baru-baru ini yang isinya terdapat kesalahan konsep dalam pendekatan selektif antara Tepi Barat dan Jalur Gaza?
Persoalan yang ada dalam laporan lembaga independen ini adalah tidak adanya standarisasi dalam pendekatan antara kondisi di Jalur Gaza dan kondisi di Tepi Barat. Ini yang menjadikan laporan-laporan itu kehilangan konsep. Khususnya setelah sering kami ingatkan lebih dari satu kali dan sering melakukan kontak kepada mereka. dan setelah kami memintanya untuk membuat konsep yang satu dalam melakukan pendekatan dengan kondisi Tepi Barat dan kondisi Jalur Gaza. Tidak boleh memblok dan tidak mempolitisasi lembaga ini.
Cukup saya mengambil satu contoh saja dalam sejarah lembaga-lembaga ini tidak boleh diizinkan masuk ke tempat-tempat penyelidikan dan menahan orang-orang yang ditahan seperti yang terjadi di Jalur Gaza. Walau demikian lembaga-lembaga tersebut masih menyimpang dan tidak obyektif dengan laporan-laporan ini. Cukup saya katakan bahwa disana ada sejumlah keraguan tentang salah satu dari lembaga-lembaga HAM ini berada dibalik sisi negatif laporan Goldstone yang menjelekkan
Menurut Anda sampai sejauh mana kondisi kebebasan umum di Tepi Barat dan Jalur Gaza?
Jika kita ingin membandingkan antara Tepi Barat dan Jalur Gaza maka tidak ada tempat untuk membandingkan keduanya dalam bidang ini (bidang HAM dan kebebasan umum). Walaupun gambaran di Jalur Gaza bukanlah gambaran paling ideal. Tak diragukan lagi disana ada problem dan beberapa kebablasan dalam bidang ini. Akan tetapi kebablasan ini bersumber dari masih barunya pembentukan badan keamanan minimnya pengalaman dan tidak mendapatkan latihan yang semestinya. Juga tidak adanya fasilitas yang memadai bagi badan ini terutama setelah hancurnya semua pusat-pusat keamanan dan penjara utama.
Walau demikian orang yang memantau kerja badan keamanan di Jalur Gaza pasti akan menyaksikan adanya perkembangan yang positif dari kinerja badan ini dan turunnya penyalahgunaan yang dilakukan terhadap warga. Dengan penuh keyakinan bisa kami katakan bahwa kebijakan yang diambil di level departemen dalam negeri adalah kebijakan yang positif. Didalamnya ada evaluasi terhadap kinerja badan keamanan dan upaya untuk meningkatkan kerja dan kinerja badan keamanan ini.
Tapi kalau kita pergi ke Tepi Barat kita akan menemukan bahwa apa yang terjadi disana adalah terkonsep dan merupakan kerja yang dikonsep untuk menjelek-jelekkan warga. Apa yang terjadi disana bentuk kejahatan khususnya yang berkaitan dengan perlakuan terhadap para pejuang Palestina. Semua ini adalah bentuk kriminil nasional dengan segala sebutannya. Aparat keamanan di daerah ini memang sengaja melakukan kejahatan sesuai dengan kebijakan yang dilakukan kajian secara seksama. Dengan tujuan menghabisi Hamas mengeringkan sumber-sumbernya memburunya mengeluarkan dari hukum yang ada dan melarang menyampaikan aspirasi apapun. Sampai-sampai melarang menampakkan simbol-simbol Hamas sekalipun. Ini adalah kebijakan pemberangusan atas Hamas sesuai dengan pandangan yang terkonsep dimana pihak badan keamanan OP bekerjasama dengan aparat keamanan Zionis. Maka bentuk-bentuk pelanggaran disini (
Anggota Fraksi Perubahan dan Reformasi nama fraksi Hamas di parlemen Palestina mendapatkan tekanan luas di Tepi Barat menurut Anda apa sebenarnya dibalik tekanan dan penangkapan ini? Apakah anggota parlemen dari Fatah juga diperlakukan yang sama seperti Fatah memperlakukan aleg Hamas di Tepi Barat?
Soal penyerangan kepada anggota parlemen persoalan ini simple saja bahwa Fatah tidak mau mengakui atas hasil pemilu legislatif. Kekuasaan tidak mau dilepaskan dan mencabutnya dari kekuasaan Hamas dengan didukung oleh Amerika dan pihak Zionis Israel dalam memberangus Hamas. Sampai mereka juga ikut serta dalam perang di Gaza dan serangan yang dilancarkan oleh Zionis Israel. Mereka menjadi bagian dari aksi penutupan parlemen Palestina dan penyerangan ke parlemen yang dilakukan beberapa kali. Mereka menjadi bagian dari penyiksaan dan penangkapan anggota parlemen lebih dari 4 tahun di penjara-penjara Israel. Oleh karena itu secara praktek Fatah tidak mampu bahkan mengganggu sistem politik dan menghambat pemilu dan hasil-hasilnya. Bulan kedua setelah kemenangan Hamas Fatah meminta agar pemilu diulang. Perilaku mereka melanggar batas. Dalam koridor ini kita memahami apa yang dilakukan oleh badan keamanan terhadap ketua Parlemen Palestina Dr. Aziz Duwek dan sekretaris pribadinya Dr. Mahmud Romhi juga terhadap semua anggota parlemen dari kelompok Islam berupa penangkapan dan penekanan. Bahkan persoalannya sampai kepada siapa yang berhubungan atau mendatangi anggota dewan dari kelompok Islam juga mereka kejar. Pelanggaran-pelanggaran ini telah melanggar semua hukum dan norma yang ada.
Namun sebaliknya kami mengulurkan tangan kepada semua anggota dewan dari Fatah di Jalur Gaza kami menghormatinya. Kami melarang aparat keamanan kami untuk memperlakukan mereka seperti apa yang dilakukan aparat keamanan Abbas kepada anggota dewan dari Hamas di Tepi Barat. Ini sudah jelas bagi semua orang. Kami berhadap mereka bisa ikut dalam sidang-sidang parlemen Palestina yang dilakukan di Gaza dan tidak terpengaruh oleh kebijakan politik di Tepi Barat. Tapi kami tetap menghormati para aleg dari Fatah mau ikut silahkan tidak ikut juga tidak apa-apa.
Banyak cerita tentang kisah penyiksaan yang dilakukan oleh badan keamanan Abbas di Tepi Barat namun cerita itu dibantah oleh pihak OP di Ramallah. Apa pendapat Anda tentang masalah ini? Dan apakah pemerintah di Gaza mempraktekkan hal yang sama seperti yang dipraktekkan di Tepi Barat?
Pertama apa yang dilakukan badan keamanan di Tepi Barat adalah perilaku amoral dan salah satu bentuk ketidakcerdasan adalah tidak mengakuinya karena semua laporan dunia membicarakan hal itu. Sementara masyarakat Palestina menyaksikan sendiri siang dan malam. Salah bentuk kedunguan adalah menutupi matahari dengan saringan. Mereka terkadang mengakui adanya penangkapan dalam jumlah besar dan sesekali menampik adanya tahanan tersebut. Disana ada kontradiksi dalam pernyataan-pernyataan petinggi di Tepi Barat. Cerita penghentian penyiksaan mereka memperbaiki kondisi tahanan dan melarang penyiksaan adalah upaya kebohongan yang bertujuan untuk menipu.
Penyiksaan ini masih terus berlangsung dengan tingkat tinggi. Namun OP tetap melakukannya dengan dukungan dari Amerika Israel dan rezim regional Arab. Disana ada loyalitas antara pihak-pihak ini untuk menentang Hamas. Tapi sebenarnya itu tidak hanya diarahkan kepada Hamas saja tapi diarahkan kepada perlawanan dan setiap upaya menentang kondisi menyerah. Kondisi di Tepi Barat memprihatinkan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Untuk itu kami tidak mengatakan tentang kesalahan pribadi tapi kami berbicara tentang kondisi yang terencana dan terkonsep. Kami berbicara tentang kebijakan umum yang dilakukan oleh badan keamanan Abbas atas perintah Amerika Israel dan keterlibatan rezim regional.
Berbeda sekali dengan kebijakan politik di Gaza yang melarang penyiksaan dan kekerasan. Akan ditangkap jika diketahui seorang aparat keamanan melakukan pemukulan saat penyelidikan terhadap warga siapapun. Kami di parlemen Palestina khususnya komisi pemantauan mengevaluasi semua keluhan. Kami akan kejar setiap polisi dan setiap orang yang melukai warga siapapun. Kami memberikan perhitungan kepadanya. Maka masalah-masalah ini dalam koridor kesalahan-kesalahan pribadi yang terbatas. Namun kebijajan umum adalah kebijakan yang memperhitungkan kemuliaan menghormati hak-hak asasi manusia dan bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang ada.
Usulan apa yang Anda ingin sampaikan untuk mencari solusi dan memperbaiki kondisi kebebasan umum masing-masing di Tepi Barat dan Jalur Gaza?
Kondisi perpecahan ini tidak mungkin dicarikan solusi selain kesepakatan nasional bekerja melindungi setiap penduduk Palestina menghormati kemuliaan dan kemanusiaannya. Mencarikan solusi bagi perpecahan dan akarnya yang berkaitan dengan OP dan perjanjian Oslo. Mencari solusi bagi titik awal nasional dan penopang program nasional yang harus dikaji ulang. Untuk itu saya mengajak saudara-saudara di Fatah untuk bangkit dari kesalahannya dan mengkaji kembali posisinya sebagai gerakan pembebasan nasional. Menjauhkan dari para pimpinan yang kekanak-kanakan yang menjerumuskan mereka ke dalam cengkraman penjajah dan ke dalam jurang Oslo.#