Siasat hukuman kolektif yang ditempuh oleh penjajah Zionis
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh “Dinas Perlintasan dan Perbatasan” dalam sebuah laporan dokumenter miliknya mengenai aktivitas gerbang penyeberangan selama periode tahun 2009 sebagaimana salinannya diterima koresponen inmenerima Rabu (10/2) bahwa penutupan persimpangan secara kontinyu dan berulang-ulang telah membahayakan ribuan orang Palestina yang terkatung-katung di sisi Palestina dari gerbang Rafah dalam jangka waktu yang lama. Salama itu mereka hidup dalam kondisi memprihatinkan yang mengancam kehidupan pasien anak-anak dan orang-orang tua.
Laporan ini menjelaskan bahwa warga yang ingin meninggalkan Jalur Gaza mengalami banyak penderitaan saat menunggu persimpangan dibuka untuk beberapa jam terbatas. Hal ini membuat banyak dari mereka kehilangan pekerjaannya dan izin tinggalnya di negara-negara di mana mereka tinggal dan bekerja.
Pasien dan Mahasiswa Paling Menderita
Laporan ini menyatakan bahwa ratusan pasien kanker dan gangguan jantung sangat menderita saat menunggu pembukaan gerbang penyeberangan Rafah untuk mereka – di dalam kondisi berdesak-desakan – agar bisa melanjutkan perjalanan untuk perawatan di rumah sakit di Mesir dan negara Arab lainnya.
Departemen Kesehatan Palestina di Gaza menyatakan bahwa jumlah penderita kanker pada tahun 2009 di rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza mencapai 1899 pasien. Sebanyak 849 pasien menderita kanker darah. Jumlah perempuan yang menderita kanker 770 pasien sedangkan jumlah anak-anak 223 pasien.
Departemen Kesehatan menambahkan bahwa ratusan mahasiswa dari universitas di luar negeri yang datang ke
Dinas Perlintasan dan Perbatasan mengatakan “Periode pembukaan gerbang penyeberangan Rafah yang lama membuat penderitaan bertambah berkali lipat. Keadaan itu semakin memperburuk kondisi sejumlah besar pasien orang yang terluka para mahasiswa dan warga di Jalur
Ditegaskan bahwa kontak saat ini terus-menerus dilakukan dengan para pejabat Mesir dan beberapa lembaga internasional untuk membuka penyeberangan Rafah untuk kasus-kasus kemanusiaan orang-orang yang tinggal di luar negeri dan ditambah sejumlah mahasiswa yang tidak bisa tiba di kampus-kampus mereka di luar negeri.
Dinas Perlintasan kembali menegaskan pihaknya meminta perlunya pembukaan gerbang sesegera mungkin. Karena ada kasus kemanusiaan dan situasi sulit yang ingin bepergian ke luar negeri untuk melakukan operasi di rumah sakit ada banyak mahasiswa yang belum bisa berangkat dan mengikuti semester kedua di universitas di luar negeri saat gerbang Rafah dibuka pada awal bulan lalu.
Dinas Perlintasan menegaskan bahwa upaya dengan pejabat Mesir untuk membuka gerbang penyeberangan tidak berhenti. Pihaknya menyerukan para pejabat Mesir mengenai perlunya membuka kembali gerbang Rafah agar warga bisa bepergian. (asw)