Thu 8-May-2025

Israel Masukkan 12 Pemimpin Militer Hamas Menjadi Target Pembunuhan

Senin 8-Februari-2010

Infopalestina: Sumber-sumber keamanan Israel menyatakan bahwa pimpinan Gerakan Perlawanan Islam Hamas pada Senin (1/2/) yang lalu mengirim surat peringatan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam nada peringatan kepada 12 tokoh pimpinan militernya dan secara mengejutkan peringatan itu juga disampaikan kepada dua pemimpin Jihad Islam.

Peringatan itu mengatakan bahwa Hamas mendapat informasi keamanan melalui jalan khusus gerakan yang mengindikasikan bahwa berbagai dinas keamanan Israel sedang melanjutkan serangkaian pembunuhan terhadap mereka setelah pembunuhan terhadap Mahmud Mabhuh “tokoh penghubung Hamas dengan Iran” di Dubai pada 19/1/.2010.

Sumber-sumber keamanan Israel menyatakan bahwa langkah ini tidak pernah terjadi sebelumnya di jajaran pimpinan militer Hamas yaitu sebuah organisasi bersenjata rahasia. Terlebih daftar ini mengungkap 12 nama yang diyakini mereka adalah orang-orang yang paling sensitif dan berbahaya dari sudut pandang keamanan. Ini merupakan sebuah langkah yang tidak dilakukan oleh organisasi militer rahasia manapun kondisi-kondisi normal.

Berikut adalah daftar nama-nama petinggi militer yang mendapatkan peringatan dari Hamas yang masuk dalam daftar pembunuhan Israel:

1. Mohamed Dhaif. Sampai hari ini tokoh ini dianggap sebagai komandan militer tertinggi gerakan Hamas. Meskipun dia tidak melaksanakan tugas-tugas pada posisi ini karena cedera traumatis yang diakibatkan oleh upaya operasi pembunuhan yang dilakukan Zionis Israel pada beberapa tahun yang lalu.

2. Ahmed Al-Jabari. Dia adalah Kepala Staf Militer Gerakan Hamas Brigade Izzuddin al Qassam.

3. Marwan Issa. Deputi Pertama Ahmed Jabari.

4. Abu Khaled Hejazi. Komandan Kelompok-kelompok Ayman Jaudah di Jalur Gaza. Merupakan sel-sel yang terdiri dari anasir gerakan Fatah di Jalur Gaza yang kemudian berpindah ke dalam jajaran gerakan Hamas.

5. Mohammed Kharub. Komandan Jihad Islam. Israel telah mencoba membunuhnya dua kali namun tidak membuahkan hasil.

6. Abul Muntashir Omar. Penanggung jawab departemen perencanaan strategis militer gerakan Hamas.

7. Abu Qushay. Komandan senior sayap militer gerakan Hamas. Sekarang dia bertugas sebagai penanggung jawab atas sel-sel Fatah beroperasi di bawah bendera Hamas.

8. Nader Djaaber. Penanggung jawab operasi Brigade Izzuddin al Qassam di Jalur Gaza.

9. Khaled Mansour. Penanggung jawab militer pertama gerakan Jihad Islam di Jalur Gaza.

10. Mohammed Sinwar. Pejabat militer Hamas di Jalur Gaza selatan.

11. Mohammed Abu Shamala. Pejabat militer Hamas di kota Rafah.

12. Ahmed Ghandour. Pejabat militer Hamas di utara Jalur Gaza.

Hamas dalam surat yang disampaikan kepada pimpinan militer yang disebut namanya di atas menjelaskan bahwa keputusan Zionis Israel untuk membunuh mereka sudah dikeluarkan. Pelaksanaanya hanya tinggal menunggu kesempatan yang tepat di lapangan.

Prospek Pembunuhan Mabhuh
Perlu disebutkan bahwa ada suatu gerakan luas yang dilakukan Direktur Mossad secara pribadi dan beberapa perwira senior dinas intelijen Israel ini dalam beberapa minggu terakhir antara Tel Aviv dan beberapa ibukota negara Arab.

Presiden Shimon Peres sendiri terbang ke Jerman dan menyampaikan badai ancaman di Bundestag Jerman dia mengingatkan Jerman tentang pembantaian terhadap orang Yahudi dan sekaligus mengingatkan perlunya Jerman terus melanjutkan dukungan kepada Israel.
Netanyahu juga terbang ke Eropa dan melakukan tur untuk pertemuan-pertemuan politik. Sementara para pejabat yang mendapinginya mengadakan pertemuan keamanan dengan beberapa kepala dinas keamanan Eropa. Usai melaksanakan tur Netanyahu melanjutkan ke direktur-direktur Mossad di Eropa agar waspada dan melakukan pertemuan dengan perwira penghubung di pusat di Tel Aviv. Nampak jelas bahwa ada sesuatu yang terjadi di balik layar dinas keamanan Israel dan bahwa pemerintah Israel memiliki persepsi keamanan baru yang ingin dilakukan.

Perdana Menteri Israel mengambil keputusan bersama beberapa menteri untuk menggiatkan kembali Mossad seperti di era dia sebelumnya dan menghembuskan gelombang ketakutan di antara rezim-rezim Arab yang masih yakin bahwa Mossad apabila sudah memutuskan tindakan maka bisa merusak keamanan di banyak negara-negara Arab.

Jadi demikianlah lampu hijau diberikan kepada Mossad untuk melakukan aksi-aksi selektif dan koordinasi dengan badan keamanan negara sahabat untuk membuat terobosan menembus ke dalam jajaran Hamas dan Hizbullah.

Dengan demikian pembunuhan Mahmud Mabhuh tidak lain adalah yang pertama dari serangkaian pembunuhan berikutnya dalam beberapa pekan ke depan dan mungkin akan terus berlanjut. Israel memiliki dua tujuan dengan aksinya ini.

Pertama mengguncang kepercayaan diri dinas keamanan Arab dan menyebarkan kekacauan di beberapa ibukota Arab. Yang kedua menyeret Hamas dan Hizbullah untuk memulai melakukan aksi-aksi terhadap kepentingan dan warga Israel di Eropa agar Israel dapat menuduh dua gerakan ini sebagai gerakan teroris sekaligus untuk memprovokasi kembali negara-negara Eropa.

Dengan demikian Zionis bisa memalingkan pandangan dari pembantaian yang dilakukan terhadap rakyat Palestina dunia melupakan Laporan Goldstone dan tuntutan-tuntuan banyak negara dan partai serta organisasi Eropa kepada Israel agar bertindak secara beradab dan menjauhi kekerasan.

Tidak diragukan lagi bahwa pilihan ini akan menjadi pembahasan di ruang tertutup bagi pimpinan Hamas dan Hizbullah dan bahkan Suriah. Pihak-pihak ini akan sulit untuk memutuskan aksi-aksi di luar negeri meskipun massa dari dua gerakan ini masih menunggu balas dendam atas pembunuhan Imad Mughniyah dan Mahmud Mabhuh. Bisa jadi Hamas dan Hizbullah hanya akan melakukan serangan balasan di dalam Israel dalam beberapa minggu ke depan.

Dinas intelijen Mossad telah mendapatkan paspor Italia Belgia Belanda Jerman dan Inggris bekerja sama dengan beberapa pejabat keamanan lokal di sana dan menggunakannya untuk menutupi agennya yang masuk ke Dubai dan melaksanakan pembunuhan terakhir di sana.

Salah satu kedutaan besar Eropa di Uni Emirat Arab juga menjadi transit Mossad bagi kelompok teroris yang masuk negara tersebut. Jumlah mereka lebih dari 20 pria dan wanita. Semua sudah pergi meninggalkan Dubai segera setelah operasi pembunuhan Mabhuh terjadi. Namun sumber lain mengatakan dua dari mereka masih tertinggal di Uni Emirat Arab dan belum meninggalkan negara tersebut keduanya masih menikmati perlindungan dari sebuah kedutaan besar Barat di sana. Sementara itu dinas keamanan Uni Emirat Arab banyak mengalami kesulitan sebagai akibat dari aksi Israel ini yang dilakukan dengan cara memalukan negara Arab.

Situs Israel “Tech Debka” 5/2/2010 (asw)

Tautan Pendek:

Copied