Jaffa – Infopalestina: Penderitaan (Nakba) Palestina masih berlanjut di Jaffa Lod dan Ramleh dengan kelanjutan insititusi Israel melakukan kebijakan yang memperketat dan mencekik orang-orang Palestina dan kebijakan pengusiran secara paksa terhadap mereka sekaligus melarang mereka untuk mmbangun dan memperluas bangunan.
Perkampungan-perkampungan Arab Palestina di
Pasukan keamanan Zionis
Komite Pemantau Tinggi untuk Masyarakat Arab di Palestina melakukan kunjungan lapangan di Lod dan Ramleh serta rumah-rumah yang terancam dihancurkan di Matsulats. Mereka pun menggelar demonstrasi dan menyelenggarakan shlat jum’at di lapangan terbuka.
Di Bawah Ancaman
Mussa Dika Jaffa mengatakan “Aku terpaksa keluar dari rumah yang terdiri dari dua lantai karena dipaksa oleh kekuatan hukum Israel yang tidak adil. Mereka menghancurkan rumah saya di bawah todongan senjata. Mereka tidak ingin ada orang Arab di Jaffa. Dalih pembangunan tanpa isin hanyalah alasan yang dibuat-buat dan menjadi senjata untuk memerangi keberadaan kami.”
Ayah dua orang anak ini mengatakan bahwa persoalannya bukan persoalan individu. Namun ini adalah masalah orang-orang Arab di kota-kota campuran di wilayah Palestina terjajah 1948. “Kami membangun rumah kami di atas tanah nenek moyang kami. Apa yang terjadi mirip seperti pembersihan etnis” tegasnya.
Anggota dewan
Siksik menilai bahwa tujuan dari praktek-praktek ini adalah untuk menghancurkan mereka secara sosial politik dan ekonomi. Warga Arab di
Anggota dewan
Kebijakan Pengusiran
Di sebuah rumah di Lod tinggal Ali Sya’ban – ayah dari delapan anak – bersama putra sulunnya yang sudah berkeluarga dan memiliki empat anak. Meski demikian mereka tatap diminta untuk mengosongkan rumah mereka sebagai persiapan sebelum rumah mereka dibongkar dan dihancurkan.
Ini adalah kondisi salah satu dari tiga puluh keluarga Palestina dari Lod dan Ramleh yang rumah-rumah mereka dihancurkan berdasarkan keputusan pengadilan
Ali Shaaban mengatakan “Kami kalah dalam pertempuran hukum yang berlangsung selama bertahun-tahun. Kami betul-betul menghadapi benturan nyata bagi eksistensi kami. Dan kalai kami kalah dalam pertempuran maka kami akan tinggal di jalan.”
Dia melanjutkan “Ini adalah kebijakan pengusiran dan deportasi yang dilakukan oleh
Mohammed Abu Shureiqi dari Komite Rakyat di Lod mengatakan “Kebijakan penghancuran rumah-rumah berdampak pada ketakutan eksistensi Arab di kota-kota yang kini disebut dengan kota-kota campuran.”
Dia menambahkan “Tujuan dari penghancuran rumah-rumah kami adalah untuk menarik pendatang-pendatang Yahudi untuk ditempatkan di tengah-tengah kami di kota-kota kami dan perkampungan-perkampungan kami. Ini menjadi bagian dari kempanye yang menarget eksistensi kami.”
Komite Pemantau Tinggi untuk Masyarakat Arab Mohamed Zidan mengatakan bahwa ini “adalah masalah masyarakat dan politik”. Untuk itulah mereka sedang berusaha menghidupkan kembali “Komite Pertahanan Tanah di Dalam Palestina.”
Dia menyatakan bahwa Komisi Pemantau Tinggi berencana untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Shimon Peres Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Dalam Negeri Eli Yishai untuk menjelaskan bahayanya masalah ini. (asw)