Thu 8-May-2025

Waktu Tidak Berpihak Pada Israel Selama Terus Konflik dengan Palestina

Senin 1-Februari-2010

Oleh: Wolfgang Penc Direktur Pusat Studi Anti-Semit di Berlin

5 persen warga Jerman memiliki perasaan dendam terhadap Yahudi dan itu mereka ungkap terang-terangan dengan mendukung musuh-musuh Israel.

Keberadaan Pusat Studi Anti-Semit sempat membuat resah salah satu remaja dewasa di Jerman. Beberapa saat lalu ia mengirim tiga pucuk surat tulisan tangan kepada penulis dan mengungkapkan pendapat “negatif” tentang yahudi. Seperti remaja lainnya meyakini bahwa Pusat Studi Anti-Semit adalah lembaga pemerintah atau minimal mendukung pemerintah. Ada yang juga yang meyakini lembaga ini bagian dari komunitas yang berjuang melawan musuh Israel.

Ada banyak faktor kenapa Lembaga Studi ini dibuat di Jerman. Fenomena anti-semit dan gambaran Israel di mata opini publik membuat kita memperhatikannya dan melakukan studi.

Lembaga ini bersifat akademisi bukan politik termasuk membahas Holocaust hingga kebencian Yahudi saat ini kepada kaum muslimin.

Remaja itu mengatakan dalam suratnya “Anti-semit mencakup seluruh jenis kebencian terhadap Yahudi tanpa dibatasi batas waktu dan tempat sejak sejarah klasik hingga modern adri Martin Leuter bapak protestan hingga Ahmadinejad.

Orang bijak mengatakan anti-semit adalah struktur pemikiran yang ada dalam semua masyarakat. Mereka ingin mengeluarkan yahudi dari masyarakat itu. Mereka yakin yahudi berdosa di antara operasi Cast Lade yang membantai warga Palestina di Jalur Gaza.”
Sejarah saat ini tidak berpihak kepada Israel selama mereka konflik dan memusuhi Palestina. Kedubes Israel di Berlin sudah lama menerima telepon dari warga di sana bahwa mereka membenci yahudi entah itu dengan ungkapan “Israel pembunuh massa” terus “kami akan membuat perhitungan dengan kalian” hingga “kalian harus enyah dari permukaan bumi”.

Tak perlu basa-basi sekitar 5 persen warga Jermah selalu merasa dendam terhadap Yahudi dan itu mereka ungkap terang-terangan dengan mendukung musuh-musuh Israel. Ini data tidak menggembirakan meski kuran dari separuh Eropa.

Krisis demokrasi dan kesadaran politik lebih membuat Jerman terpukul dibanding krisis ekonomi. Realitas bahwa ekstrim kanan mampu membuat peristiwa gempar namun itu tidak akan mempengaruhi tindakan politik adalah bukti bahwa Jerman bukan negara demokrasi yang nyaman.

Problem yang dihadapi Jerman sejak lama adalah diskriminasi social terhadap pemuda muslim pendatang. Ini adalah kesalahan mutlak sebab mereka tidak diterima dan tidak diberi harapan oleh masyarakat. (bn-bsyr)

Tautan Pendek:

Copied