Tembok apartheid yang diadopsi oleh
Secara berturut-turut pemerintah
Sehingga pandangan yang dominan dalam masyarakat Yahudi melihat bahwa orang-orang Arab Palestina merupakan ancaman strategis terhadap keyahudian Negara (
Tembok Pasir
Jisrul Zarqa adalah satu-satunya desa Palestina yang masih bertahan di pantai laut. Di samping desa hanya berjarak beberapa meter jauhnya ada sebuah
Mantan Kepala Desa Jisrul Zarqa Murad Ammash mengatakan bahwa “tembok tersebut dibangun secara diam-diam pada malam hari dan kami tentang upaya mereka untuk membangun dinding tambahan dari besi. Mereka membangun tembok tersebut dengan dalih-dalih pembenaran tidak beralasan seperti untuk menghalangi suara adzan dan mencegah pencurian atau menghalangi rumah-rumah Yahudi dari rumah-rumah desa tersebut agar harganya tidak turun.”
Ammash menambahkan bahwa tembok ini melenyapkan dan menyingkirkan orang Arab menjadi tamparan aib bagi mereka yang menyetujui pendiriaannya. Dia menyatakan “Pola tembok ini telah menjadi system di dalam
Dia menyatakan bahwa tembok ini memperluas keretakan dan memperdalam zona konflik dan benturan internal antara Arab dan Yahudi. “Bagaimana kami bisa meyakinkan anak-anak kami yang dikepung dengan tembok agar berbuat baik ramah dan hidup bertetangga dengan Yahudi?” tanyannya.
Perlu disebutkan ada pagar perbatasan yang seluruhnya terdiri dari kendaraan keamanan di sepanjang perbatasan dengan Suriah dan
Demikian Jalur Gaza dikelilingi dengan pagar perbatasan yang selalu dikontrol. Sementara itu telah dibangun 510 kilometer dari 810 kilometer tembok Apartheid di Tepi Barat dan di dalam perkampungan Arab di al Quds.
Kunci Pemisah
Dalam kaitan ini Dr. Mahmud Muharib profesor ilmu politik di Universitas Al Quds mengatakan “
Muharib mengatakan “Pola tembok ini juga diadopsi di dalam Palestina. Logika berpikir
Dia menyatakan bahwa orang-orang Yahudi sekarang tidak tahan melihat Arab atau bahkan beraur dengan mereka. Orang-orang Arab (Palestina) tersisihkan di dalam
Muharib mengatakan bahwa sejumlah jajak pendapat yang dilakukan sejumlah pusat penelitian akademik di
Penulis Israel Eitan Haber di kolom yang dia tulis di harian Israel Yediot Aharonot mengatakan bahwa proyek pengelilingan Negara Israel dengan tembok ini dibarengi dengan perasaan ketakutan kehati-hatian kewaspadaan dan kecemasan padahal Negara ini dibentengi dan dikelilingi (tembok).
Haber mengatakan bahwa “setiap komunitas Yahudi yang didirikan periode mandatori Inggris dikelilingi dengan tembok pemisah dan menara kontrol. Tembok dan menara kontrol ini merupakan simbol yang paling penting dalam sejarah negara
Aljazeera Net 23/1/2010 (asw)