Thu 8-May-2025

Tantangan dan Ancaman Israel Tahun 2010

Rabu 20-Januari-2010

Pusat Sudi dan Dokumentasi Jerusalem di Tel Aviv melansir studi intelijen Israel yang dibuat bekerjasama dengan unit studi dan anilisis di badan intelijen soal tantangan dan ancaman yang akan dihadapi Israel di tahun 2010.

Unit di badan intelijen Israel menegaskan studi itu sudah dibahas di sidang tim tujuh menteri yang isinya membicarakan soal tujuh bahaya dan ancaman dimana Israel mau tidak mau harus menghadapinya.

Studi itu menegaskan tahun baru ini menjadi tahun menghadapi bahaya dan ancaman. Studi ini mengajukan rekomendasi di level politik dan pemegang kebijakan soal cara dan methode menyikapi tantangan ini.

Tantangan Iran

Menurut studi ini Iran menempati urutan pertama dari tujuh tantangan Israel di tahun baru. Studi ini memperkirakan elit Israel bakal dihadapkan keputusan sulit menghadapi tantangan ini dan menampik barat akan berhasil meyakinkan Iran mengubah sikapnya atau serius menyikapi tawaran barat dalam rangka menghentikan program nuklirnya.

Studi ini memperkirakan Amerika akan sampai kepada keyakinan di awal Februari untuk mengubah cara menyikapi Iran dan mulai menggalang dukungan internasional dalam rangka memberikan sanksi kepada Iran serta menggunakan scenario baru berupa pilihan militer. Menurut badan intelijen Israel cara terakhir ini dianggap paling realistis.

Soal tantangan ini studi ini memberikan rekomendasi kepada elit politik soal urgensi tekanan terhadap negara-negara barat terutama Amerika agar menempuh cara lebih tegas dengan Iran atau cara militer.

Jika Iran melampau tenggat waktu dan tidak merespon seruan barat untuk menghentikan nuklirnya agresi menjadi pilihan terakhir untuk menghentikan ketamakan Irak yang bisa mengancam stabilitas Timur Tengah dan dunia.

Studi juga merekomendasikan Israel agar mempersiapkan secara militer dan meningkatkan koordinasi strategis dengan Washington. Namun Israel jangan melakukan serangan sendiri.

Menurut studi ini Juni menjadi tenggat akhir bagi Iran dan diharapkan semua pihak terus melakukan kontak dan koordinasi jika jadi diputuskan agresi ke Iran.

Kedua Tantangan Perbatasan Utara

Yang dimaksud adalah tantangan utara Israel perbatasan dengan Suriah dan perbatasan dengan Libanon. Studi ini menegaskan data yang ada di badan intelijen Israel mengisyaratkan front Suriah meski stabil dan tenang cukup lama namun sebagian peristiwa di tahun 2010 dan sebagian keputusan akan memaksa Israel mengambil keputusan yang membuat hangat dan tegang situasi.

Karenanya Israel harus membuka kontak dan perundingan dengan Suriah baik langsung atau tidak untuk stabilitas kedua pihak. Kemungkinan sebagian pihak akan membuat guncang Suriah mengharuskan militer Israel dipertahankan di dataran tinggi Golan dan selalu siaga.

Di front utara yakni perbatasan Libanon situasi lebih panas sebab persiapan Hizbullah terus dilakukan. Setiap pekan truk pengangkut senjata dan sarana peperangan berdatangan membekali Hizbullah. Pasukan internasional di sana tidak bisa berbuat banyak sebab situasi di sana dikuasai Libanon.

Lebih bahaya lagi gerakan-gerakan Islam yang bermarkas Palestina menjadikan perwakilannya di Libanon sudah menjadi fenomena yang marak. Ini membahayakan perbatasan Israel – Libanon. Apalagi kini Hizbullah semakin kuat sejak perang terakhir dengan Israel.

Karenanya Israel harus serius menangangi masalah ini dan mengirim pesan kepada Libanon bahwa merekalah yang bertanggungjawab atas segala tindakan militer di perbatasan. Israel juga harus meminta Amerika agar menekan sebagian kekuatan di kawasan agar menghentikan penyelundupan senjata kepada Hizbullah.

Israel harus hati-hati sebab Hizbullah akan mencari cela membalas kematian Emad Mughanniah.

Anehnya studi ini mengkawatirkan kemampuan Israel di dalam negeri untuk bisa bertahan dalam menghadapi Hizbullah.

Ketiga: Tantangan Hamas di Gaza

Studi memperkirakan Hamas tidak berhasil membuka perlintasan Jalur Gaza. Karenanya gerakan ni akan mengekefektifkan serangan ke Israel dari Jalur Gaza sebagai tekanan. Menurut studi ini Hamas tidak seperti dulu kekuatannya sebelum operasi Cast Lade dan tidak akan mampu perang dengan Israel.

Namun studi ini mengaku Hamas sedang mengembalikan kekuatannya dan memiliki persedian persenjataan roket melebihi jumlah yang dimilikinya sebelum agresi Israel terakhir dari sisi jumlah dan jenis.

Dana Hamas kebanyakan dari luar namun operasi militer Hamas menurun karena gerakan ini ingin menjaga stabilitas Jalur Gaza. Menurut studi ini Israel harus hati-hati sebab kelompok jihad internasional menjadikan Jalur Gaza sebagai tempat persembunyian dan mengkoordinasi serangan di wilayah terdekat.

Studi ini merekomendasikan agar Israel tidak mengalah terhadap tuntutan Hamas.

Keempat: Tantangan Tepi Barat

2009 menjadi istimewa bagi Israel karena hubungan dengan Otoritas Palestina yang diwarnai dengan koordinasi keamanan dan Amerika punya peran besar dalam hal ini. Namun bisa jadi hal ini tidak lagi terjadi di masa mendatang jika kedua pihak tidak melanjutkan perundingan. Sebab yang sekarang ini berjalan adalah jalur keamanan sementara jalur politik sedikit baku.

Kelima: Tantangan Perundingan

Studi ini menilai indikasinya 2010 menjadi menjadi pembaharuan kontak Palestina dan Israel. Apalagi Amerika ingin ada kesepakatan final dengan kemungkinan mempertahankan perbatasan sementara.

Menurut studi ini Tepi Barat akan tumbuh pesat dari sisi ekonomi dan stabil. Sementara Jalur Gaza akan iri dengan fenonema ini dan menjadi tekanan bagi Hamas.

Keenam: Tantangan Negara Tetangga

Menurut studi ini Israel harus mengawasai perkembangan negara-negara tetangganya untuk mencegah terjadinya peristiwa di luar dugaan yang tidak disenangi Israel.

Meski stabil namun menurut studi ini sebagian kelompak akan merasa marah dan menyusup ke Israel dan mengancam kepentingan Israel.

Ketujuh: Tantangan intenal

Tiga tahun kedepan akan menjadi masa dimana Israel ingin menguatkan front internalnya dalam menjaga diri dari kekuatan dari luar yang mengancam. Namun menurut studi ini prosedur keamanan dalam negeri masih perlu ditingkatka.

Selain tu juga dibutuhkan peningkatan kerjasama Israel dengan Amerika terkait sistem pertahanan udara dan Jet Israel.

Pertahanan internal bukan saja untuk menghdapi Iran tapi juga dari bahasa Hamas dan Hizbullah.

Pusat Studi dan Dokumentasi Jerusalem 15 Januari 2010

(bn-bsyr)

Tautan Pendek:

Copied