Rafah – QudsPress/Infopalestina: Perniagaan Ahmad Jum’ah melalui terowongan antara Jalur Gaza dan Mesir hanya akan bertahan beberapa bulan saja. Sebab jalur bawah tanah akan diblok oleh lempengan dan batangan baja. Demikian keyakinan di kalangan kebanyakan warga Jalur Gaza yang sudah lelah dengan blokade Israel.
Mobil-mobil patroli milik pasukan Mesir menjaga craner-craner besar yang menancapkan lempengan baja ke dalam tanah sehingga mengancam terowongan-terowongan yang dibangun Jum’ah dan pedagang lainnya di Gaza yang menyuplai barang mereka melalui terowongan.
Dengan bekerjasama dengan pengusaha Mesir Jum’ah memiliki perusahaan pengimpor di Kairo yang bekerja menyuplai sekitar 20 barang makanan dan bahan bangunan untuk warga Palestina di Jalur Gaza.
Penguasaha di Gaza terpaksa mendirikan perusahaan impor tapi di Kairo setelah Israel menutup perlintasan Jalur Gaza.
Sejak Israel memblokade Jalur Gaza tahun 2006 wilayah itu tidak lagi memiliki penyangga keberlanjutan kehidupan. Sebab warga kehilangan bahan makanan bahan bakar korek api karbit lilin gas elpiju bahan bangunan industri pakaian dan sepatu.
Namun pedagang Jalur Gaza mampu memenuhi itu dengan membangun terowongan di bawah tanah tutur Ahmad Jum’ah dan sejumlah rekannya ketika menyampaikan kepada QudsPress yang enggan mengungkapkannya identitas diri mereka.
Tiga pekan belakangan lalu lintas barang mencapai ratusan jenis dalam jumlah besar. Barang itu diminta oleh perusahaan milik warga Palestina dan Mesir yang didistribusikan melalui terowongan bawah tanah.
Sampai kini belum ada data resmi jumlah terowongan di bawah tanah yang mulai marak sejak dua tahun belakangan itu meski Israel tak henti berusaha menghabisinya.
Wali kota Rafah Isa Nasyar mengomentari terowongan itu sebagai perlintasan legal bagi pedagang pangan dan obat-obatan Jalur Gaza. “Kami organisir kerja terowongan itu dan pihak keamanan memeriksa intens barang yang layak yang masuk ke Jalur Gaza” imbuhnya.
“Ketika Anda sampai di perbatasan di daerah bentrokan pemuda Palestina dan keamanan Mesir pekan lalu Anda merasa craner-craner Mesir yang bekerja di sana menggali sumber minyak dari bumi. Namun ketika anda teliti maka craner-craner itu menancapkan tiang baja ke dalam tanah di sepanjang perbatasan sedalam 14 meter” tegas Isa.
Qudspress memantau pendapat kebanyakan pakar soal tembok baja namun kebanyakan menolak berkomentar. Sebagian lagi mencoba menafasirkannya secara logis.
Di sisi lain pejabat Mesir hingga sekarang tidak menegaskan apapun. Kecuali mereka akan membangun struktur arsitek di bawah tanah di sepanjang perbatasannya dan mereka menolak memberikan perincian. Namun menurut Ahmad Jum’ah “Ini bukan pembangunan arsitektur ini merusak Jalur Gaza dan memperlapar penduduknya dan menghancurkan ekonominya. Israel menghancurkan kami dari sisi militer dan ekonomi sama halnya Mesir.”
Setiap hari Jum’ah menerima barang senilai 50 ribu dolar terkadang tidak dapat kerena kesulitan prosedur keamanan Mesir.
Guru besar ilmu ekonomi Palestina Dr. Muin Rajab menilai tembok baja adalah awal babak baru pukulan terhadap ekonomi Palestina di Jalur Gaza dan ekonomi terkait yang tumbuh di Mesir. “Saya yakin perusahaan-perusahaan di Mesir yang modalnya milik Palestina akan mengumumkan kerugiannya atau akan menutupnya ketika sudah dibangun tembok”. Kerugian bukan saja pada ekonomi Palestina tapi juga ekonomi Mesir.
Rajab tidak memiliki data rinci jumlah perusahaan Palestina di Mesir yang bekerja mengimpor barang ke Jalur Gaza namun ia memperkirakan ada puluhan perusahaan.
Laporan tidak resmi menegaskan Palestina mengimpor barang melalui terowongan dari Mesir senilai sekitar 1 milyar dollar setiap tahun. (bn-bsyr)