Infopalestina: Surat kabar Amerika “The Wall Street Journal” mengungkapkan bahwa Israel menghindari kerugian manusia yang ditanggungnya dalam berbagai konflik dengan pengembangan armada robot mekanik tempur yang beroperasi secara otomatis di udara laut dan darat. Sementara para ahli memperkirakan bahwa sepertiga pasukan militer penjajah Israel dari robot dalam waktu 10 hingga 15 tahun mendatang.
Dalam terbitan edisi Selasa (12/1) Wall Street seperti dikutip islamonline Rabu (13/1) mengatakan “Ketidakmampuan menanggung kerugian dalam konflik selama lebih dari enam puluh tahun perang dan pengembangan teknologi canggih telah membuat Israel sebagai salah satu negara terkemuka di dunia menciptakan robot militer.”
Kepala Departemen Teknologi Angkatan Udara Israel Erwin Berebe mengatakan “Kami mencoba membuat alat yang bekerja secara otomatis di semua lokasi medan perang sebagai alternative dari pasukan manusia. Hal itu akan memungkinkan untuk melakukan lebih banyak tugas-tugas tanpa membahayakan nyawa setiap tentara.”
Era Robot
Vice President dari perusaaan sistem pertahanan canggih “Rafael” Giora Katz menghadapkan dalam waktu sepertiga dari pasukan militer Israel adalah robot.
Katz menambahkan “Dalam kurun waktu 10-15 tahun sepertiga pasukan militer Israel akan terdiri dari para robot. Kita sedang bergerak menuju era robot” demikian seperti dikutip Wall Street Journal.
Menurut Wall Street Journal lebih dari 40 negara sedang bersandar pada penggunaan program robot militer. Sehingga Amerika Serikat dan banyak negara menggunakan pesawat tanpa awak bahkan pejuang Hizbullah di Lebanon pernah meluncurkan empat pesawat tanpa awak yang dibuat di Iran selama perang musim panas tahun 2006 dengan Israel.
Dalam invasi ke Irak pada Maret 2003 Amerika Serikat menggunakan sejumlah pesawat tersebut sebagaimana juga digunakan saat ini dalam serangan di daerah suku-suku di Pakistan. Amerika saat ini memiliki sekitar tujuh ribu mesin otomatis yang beroperasi di udara dan lebih dari 12 ribu di daratan untuk melaksanakan misi-misi pengintaian dan serangan udara.
Tahun lalu pasukan udara Amerika untuk pertama kalinya melatih para pilot untuk pesawat tanpa awak yang jumbalhnya lebih banyak dari pilot-pilot dari unsur manusia yang diperlukan untuk pesawat jet tempur dan pembom.
Teknologi Israel
Mantan pejabat militer Amerika Serikat Thomas Tate menisbatkan keunggulan Israel pada Jepang dan Amerika Serikat dalam program-program seperti itu untuk bergerak cepat dalam pengembangan dan penyebaran alat-alat tersebut untuk memenuhi kebutuhan lapangan.
Di antara teknologi modern yang menempatkan Israel pada puncak adalah kendaraan “Jawardiom” darat (semacam perahu pasir) yang mengendalikan sendiri saat ini di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza dan Libanon.
Israel menenmpatkan kendaraan ini di perbatasan utara dengan Libanon untuk mencegah infiltrasi Hizbullah ke Israel setelah terjadinya penculikan dua tentara Israel pada tahun 2006.
Israel sebelumnya mengungkapkan telah menggunakan buldoser yang bergerak secara otomatis selama agresi terakhir di Gaza setahun lalu yang terjadi selama antara 20 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009.
Para insinyur Israel memperkirakan akan ada penempatan kendaraan yang dikendalikan melalui suara berjalan dengan 6 roda dan mampu membawa sekitar 250 kilogram perlengkapan.
Israel telah mengembangkan sebuah perahu cepat bersenjata bernama “Protector SP” yang berjalan secara otomatis setelah serangan terhadap Israel di lepas pantai Gaza pada tahun 2002. Perahu cepat ini memainkan peran penting dalam Marinir Israel hari ini.
Israel juga telah mengembangkan pesawat canggih setelah rudal-rudal patriot Suriah di Libanon membuatnya mengalami kerugian telak dengan hilangnya jet tempur Israel. Para analis militer mengatakan bahwa teknologi baru dalam perang mungkin memiliki dampat strategi jangka berdasarkan karakter konflik yang dialami Israel dengan musuh-musuhnya seperti Hizbullah dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).
Wall Street Journal mengatakan bahwa tidak adanya kekhawatiran negara-negara mengalami kerugian manusia mungkin akan mendorong mereka mematik api yang memicu perang. Israel telah melakukan pembelian persenjataan besar-besaran pada tahun 2009 dan memproduksi senjata lainnya secara lokal. Untuk itu Israel mengalokasikan anggaran yang digambarkan sebagai “terbesar dalam sejarah Israel” sebagai perkiraan nilainya sebesar 319 milyar syikal (sekitar $ 15 milyar) meningkatkan 125 miliar shekel dari tahun 2008. (asw)