Gaza – Para pakar politik Palestina menegaskan bahwa eskalasi militer Israel di Gaza meningkatnya frekuensi serangan dalam beberapa hari terakhir yang bersamaan dengan ancaman serius untuk melancarkan agresi sengit dirancang untuk “memancing perlawanan untuk melakukan tindakan-tindakah yang bisa dijadikan alasan dan pembenaran oleh Zionis Israel untuk melancarkan agresi baru di Jalur Gaza.”
Para pakar itu mengatakan bahwa Israel melalui serangan-serangan baru-baru ini sedang menunggu reaksi perlawanan melancarkan tembakan roket ke pemukiman-pemukiman dan komunitas-kounitas Israel yang berdekatan dengan Jalur Gaza demi untuk membenarkan serangan sengit yang diharapkan ke Jalur Gaza.
Sekarang ini
Respons Nasional
Selama beberapa hari terakhir
Talal Okal analis dan penulis politik melhat bahwa eskalasi
Okal mengatakan “Memang benar bahwa
Menurutnya “Pesan
Sementara itu penulis dan pakar politik Mustafa al-Sawaf mengatakan “Yang harus dilakukan kekuatan-kekuatan perlawanan Palestina adalah menentukan strategi terpadu dan harus tahu insrumen apa yang paling sesuai dalam setiap tahapan. Perlawanan yang bijaksana dan terkaji serta tujuan dan instrumen yang telah ditentuka secara tepat akan menjadi yang paling efektif dan terbaik bagi perlawanan dan warga Palestina. ”
Sawaf menyerukan kekuatan-kekuatan perlawanan agar mengembangkan kerja mereka ke Tepi Barat. “Tidak masuk akal ila sayap-sayap militer mempraktekkan perlawanannya hanya di Jalur
Sawaf menyangsikan
Sumber-sumber intelijen Barat sebelumnya mengisyaratkan bahwa militer
Pintu Perlawanan Lebar
Profesor ilmu politik di Universitas Islam di Gaza Hani Basus menegaskan bahwa “ancaman penjajah tidak pernah berhenti pembicaraan tentang agresi kedua ke Jalur Gaza masih terus berlanjut. Ini artinya bahwa
Menurtnya sangat penting bagi perlawanan Palestina untuk melakukan kesepakatan mencari respon yang sesuai terpadu dan terkoordinasi penuh untuk bergerak ke menuju tujuan-tujuannya sesuai dengan kepentingan nasional yang tinggi. Pintunya masih lebar di depan perlawanan untuk memberikan respon dengan segala metode di tempat waktu yang yang tepat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Ahad (10/1) mengencam militer Israel akan membalas dengan “kekuatan maksimum” atas setiap serangan roket atau mortir dari Jalur Gaza dan bahwa serangan balasan itu akan “mengguncang”.
Dalam konteks indicator-indikator yang yang dipandang para pengamat menunjukkan tekad
Dalam pertemuan Barak mengatakan Hamas yang saat ini menguasai Jalur Gaza harus meninjau kembali semua langkah yang diambil terhadap
Dia melanjutkan “Saya yakin beberapa hari terakhir mencerminkan ketidakmampuan Hamas untuk mengendalikan faksi-faksi yang mencoba melanggar gencatan senjata. Saya berharap agar (Hamas) memperluas kendalinya kalau tidak….” Dia tidak melanjutkan kalimat yang diucapkan dan membiarkan terbuka seakan mengisyaratkan tentang sebuah ancaman implisit dan jelas.
Menurut Barak sistem “Kubah Besi” adalah sistem darurat yang mungkin tidak bisa menangkap semua roket yang ditembakkan ke wilayah
Koridor Philadelphia
Terkati dengan perkembangan ini juru bicara Hamas Mushir al-Masri memperingatkan
Masri meminta adalah tindaan dalam sekala Arab dan internasional untuk menghentikan langkah eskalatif yang dilakukan pasukan penjajah Zionis
Koran “Jerusalem Post” dalam bahasa Ibrani edisi Senin (11/1) melaporkan mengutip dari seorang pejabat di militer Zionis Israel yang mengatakan bahwa Israel sedang bersiap-siap untuk menduduki kembali koridor Philadelphia yang memisahkan Mesir dan wilayah Palestina di selatan Jalur Gaza dengan dalih untuk mencegah penyelundupan senjata.
Menurut Jerusalem Post sudah dilakukan pembuatan rencana dan penyiapan satuan-satuan militer untuk mengendalikan persimpangan tersebut yang panjangnya mencapi 14 kilometer. Rencana ini sudah pernah disampaikan kepada mantan Perdana Menteri Ehud Olmert sebelum perang terakhir ke Jalur Gaza setahun lalu. (asw)