Gaza-Infopalestina: Menjelang pelaksanaan ujian tengah semester tahun ini Abdullah Duais (11 tahun) tak bisa ikut ujian bersama teman-temanya di sekolah. Ia tergolek lemah di tempat pembaringan di rumah sakit Eropa di Gaza. Sejak ia terluka terkena tembakan serdadu Mesir beberapa hari yang lalu Kamis (7/1) ia tak bisa sekolah dan mengikuti ujian. Tulang lenganya tertembus peluru hingga tak bisa digerakan.
Kenapa Mereka Membenci Kami ??
Abdullah berfikir keras sebelum ia berbicara kepada infopalestina. Beberapa saat kemudian dengan kepolosannya ia berkata “Sebelumnya aku kira namaku tersebar di media-media sebagai syahid atau sebagai korban luka oleh peluru Israel. Tetapi ternyata aku disebutkan sebagai korban luka akibat peluru tentara Mesir. Padahal mereka saudara-saudara kami dan kamipun mencintainya. Sekali lagi dengan kepolosannya ia mengatakan kenapa mereka membenci kami dan menembaki kami ??
Luka yang dialami Abdullah terletak di sebelah lenganan kananya. Ketika peluru Israel menembus lengan kananya hingga tembus ke sebelah kirinya saking kerasnya tembakan dan rapuhanya tulang bocah tersebut yang masih belia.
Minta Keadilan
Sementara itu ayah Abdullah yang senantiasa menyertainya di rumah sakit mengatakan “Saya tidak mengira akan terjadi bentrokan antara pasukan Mesir dengan warga Palestina di perbetasan. Padahal anaknya sedang bermain bersama pamanya di depan rumah miliknya di Kamp Barazil dekat gerbang Shalahuddin. Saya kaget ketika dikabarkan bahwa anakku terkena tembakan tentara Mesir yang sedang berjaga di perbatasan Gaza tanpa menyebut apa sebab-musababnya. Namun semua yang ada di TKP menyebutkan anaknya sedang bermain bersama anak-anak lainya. Ia tidak ikut demosntrasi apalagi berteriak bersama para demonstran. Tempat demo pun jauh dari rumah kami tempat dimana anaknya bermain.
“Kalau begitu anaknya ditembak tentara Mesir tanpa sebab apapun?” ungkap ayah Abdullah ini mempertanyakan. Namun aku tidak minta apa-apa dari Mesir selain bebas kami dari blockade. Bukallah perlintasan untuk rakyat Palestina. Tapi walau apapun yang terjadi bangsa Mesir adalah saudara kami. Kami mencintainya sebagai seorang muslim dan sesame bangsa Arab.
“Saat ini kami tinggal di penjara raksasa dan disaksikan mata dunia. Saya berdo’a semoga Allah memberikan hidayah kepada saudara kami bangsa Mesir agar mau membuka perlintasan Rafah. Itulah satu-satunya tempat bernapas kami di Jalur Gaza” ungkapnya. (asy)