Sat 10-May-2025

Saksi Hidup Korban Kejahatan Zionis di Gaza (laporan)

Senin 28-Desember-2009

Gaza-Infopalestina : Satu tahun sudah berlalu Gaza mengalami kedahsyatan perang yang belum pernah dialami wilayah manapun di dunia. Perang yang tidak begitu saja terjadi namun sejak lama bertahun-tahun Gaza alami. Ia berupaya meyakinkan dunia bahwa Jalur Gaza mempunyai hak untuk itu bahkan lebih. Namun kejahatan Zionis senantiasa melanggar semua garis merah sedikitpun tak tersisa bagi mereka.

Semua pengamat sepakat bahwa perang Gaza kemarin yang pertama kalinya terjadi di Palestina. Rakyat Gaza yang hanya bersenjatakan sederhana menghadapi pembantaian sadis dari angkatan bersenjata tercanggih di kawasan Timur Tengah.

Pada babak pertama sejumlah bangunan seperti rumah-rumah masjid serta lembaga-lembaga sosial lainya luluh lantak bercampur dengan mayat-mayat bergelimpangan di antara anak-anak orang tua dan wanita. Sedikitnya 1.450 syuhada meninggal. 30 %nya adalah anak-anak. Sementara yang terluka mencapai 5.380 orang sebagian besar mengalami cacat permanen. Ditambah kehancuran sejumlah bangunan infrastruktur sentra ekonomi dan pemerintahan dengan ribuan roket dan rudal. Tanah-tanah pertanian porak poranda kebun hancur ribuan warga terusir dari tempat tinggalnya terkatung-katung tak mempunyai perlindungan. Ratusan bangunan rata dengan tanah. Ratusan keluarga total tak mempunyai tempat tinggal.

Hari-hari yang memilukan

Gaza mempunyai kisah mengerikan memilukan sekaligus tantangan dan harapan. Perang Zionis yang berlangsung selama 22 hari bagaikan mimpi yang mengerikan atas bencana kemanusiaan yang sangat panjang. Ingin rasanya mereka tidur untuk sekedar melupakan peristiwa yang menakutkan tersebut namun suara ledakan mesiu yang memekakan telinga selalu membangunkan mereka memaksa mereka untuk melihat anggota keluarganya apakah masih selamat ataukah senantiasa berkurang satu-persatu sebagaimana hari-hari kemarin yang mereka lalui antara keterkejutan dan perjuangan.

Perang terakhir Zionis ke Gaza telah menorehkan ribuan peristiwa memilukan menambah penderitaan mereka yang sudah lama terkungkung kesedihan dan kepedihan. Penderitaan yang mereka alami tidak bisa diukur dengan seluruh kamus kemanusiaan. Kejahatan Zionis telah melanggar semua undang-undang langit hukum internasional piagam dunia dan resolusi Dewan Keamanan PBB. Mereka telah melanggar semua hak kemanusiaan dan benda. Mereka tidak membedakan antara lembaga sipil ataupun tempat ibadah seperti masjid. Kedengkian mereka tidak bisa membedakan mana orang sakit mana anak kecil. Mereka juga tidak memperdulikan seorang ibu yang sedang menyusui anaknya yang berdo’a kepada Allah agar jangan terkena musibah sebagaimana menimpa saudaranya. Zionis tak pernah membedakan mana pejuang perlawanan yang membela haknya untuk melawan semua alat perang mereka. Warga sipilpun mempunyai hak untuk hidup. Demikian juga dengan bangunan dan lembaga asosiasi serta lainya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Kesaksian seorang “Hayyu Syuhada”

Ali Al-Munirawi Abu Wail (53 tahun) bekerja sebagai satpam di salah satu permukiman di wilayah Al-Al-Burj Tel Islam. Ia menuturkan peristiwa yang ia alami kepada infopalestina. “Sejak pesawat tempur Israel melesakkan roket-roketnya ke Gaza daerah tersebut menjadi sangat menakutkan terutama bagi anak-anak” ungkapnya. Semua orang yang ada di sana tersentak dengan kedengkian Zionis yang tak pernah terkirakan sebelumnya. Kekhawatiran dan ketakutan menyelimuti semua penduduk al-Burj. Kegiatan mereka menjadi tidak normal. Semua sekolah memulangkan semua siswanya. Bayi-bayi menangis ketakutan akibat suara roket dan pesawat tempur yang memekakan telinga.

Pasukan Zionis mulai menyerbu daerah Tel Islam melalui darat. Terutama daerah tempat bekerja Abu Wail ini. Ia mengatakan tatkala mereka masuk wilayah Tel Islam dirinya sedang bekerja. Ia berangkat sekitar jam 10 malam untuk memadamkan pembangkit listrik di Al-Burj. Lalu ia berangkat untuk makan malam. Sebenarnya ia belum sadar dengan kondisi sekitar. Ia hanya melihat perbedaan situasi dan kegiatan warga yang tidak lazim. Sejumlah pejuang perlawanan yang mambawa senjata ringan berupaya menghalau datangnya pasukan Zionis yang datang dengan roket dan rudal jarak dekatnya. Mereka menembakan senjatanya ke arah perlawanan secara biadab dan di luar logika. Semua tempat mereka hancurkan secara membabi buta. Saat mereka tiba sekitar jam 11 sejumlah tank memasuki daerah permukiman didukung dengan pesawat tempur yang melesakkan rudal-rudalnya seperti orang gila.

Abu Wail melanjutkan pasukan Zionis menggempur sejumlah bangunan dan menembaki warganya secara masiv dan membabi buta. Dalam kondisi seperti tak satupun kelompok perlawanan yang muncul karena kondisinya yang sangat sulit ditembus. Semua orang tak bisa bergerak. Karena serdadu Zionis akan menghabisi apa saja yang bergerak. Lalu mereka memasuki permukiman dan menggeledah setiap ruangan. Setelah mereka menghancurkan pintu utama lalu mengeluarkan semua orang yang ada didalamnya. Semua laki-laki disatukan dan dikumpulkan di ruangan bersebelahan. Sementara wanita dan anak-anak ditempatkan di ruang sebelah lagi. Tiba-tiba mereka mendobrak pintu dimana aku diam didalamnya. Mereka menghancurkan semua yang ada di ruangan dan merusak semua pintu dan jendela. Mereka juga menghancurkan dinding dan langit-langit. Setelah itu barulah mereka menutupi kedua mataku dan mengikat tangan lalu melemparkanku ke ruangan yang bersebelahan Burj Ramses. Mereka memukuliku dengan sadis sambil menembakan senapanya tepat di atas kepalaku. Saat itu aku merasa hidupku tak kan lama lagi.

Abu Wail yang digelari Al-Syahid yang hidup kembali melanjutkan saya dikerangkeng di tempat tersebut dari jam 23.30 hingga jam 7.00 pagi. Sejumlah serdadu bahkan berkonspirasi untuk membunuhi semua yang ada di sana. Mereka berdiskusi dengan sesamanya tentang cara memperlakukan orang yang ada di dalam ruangan. Saat itu Abu Wail ditugasi sebagai peterjemah bagi pasukan Zionis. Ia disuruh menemani serdadu yang mau masuk ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan dan menerjemahkan pertanyaan yang dilontarkan kepada warga. Diantara pertanyaan yang mereka lontarkan adalah dimana persenjataan kalian ? Apakah kalian anggota Hamas ? dari mana kalian melessakan roket ? Tak jarang mereka memukuli warga serta melontarkan kata-kata tak senonoh terhadap 50 warga yang ada di ruangan.

Amiratul Qiram

Seorang anak Amiratul Qiram satu-satunya yang selamat dari rumah itu setelah ayah ibu dan semua saudara-saudaranya dibantai Zionis. Ia menuturkan paskajatuhnya roket Israel ke rumahnya yang mengakibatkan ayahnya terluka parah ia berangkat untuk mencarikan mobil ambulan bagi keluarganya. Tatkala ia mendengar ledakan dahsyat di sampingnya segera ia melemparkan tubuhnya ke tanah. Ketika akan bangkit tubuhnya terasa sangat sakit. Semua tulang-tulangnya serasa patah hingga tak mampu menggerakan kakinya. Ia menangis sepanjang malam dan tidur di samping jasad ayahnya yang berlumuran darah. Sementara kedua saudaranya sudah berangkat untuk memanggil ambulans namun ternyata tak kembali. Belakangan diketahui kedua saudaranya juga sudah meninggal syahid.

Amiratul Qiram melanjutkan ceritanya “saat pagi hari ia berusaha untuk menjauhi kubangan darah yang sudah mulai mengering. Aku berusaha keluar dari sana dengan bekal sekerat daging. Aku duduk di pinggir jalan dimana tak seorangpun berani keluar karena dahsyatnya tembakan roket Zionis.

Setelah dua hari paskaledakan di rumahnya terjadi lagi satu ledakan di wilayah tersebut. Amirah kemudian merangkak dari jasad ayahnya memasuki rumah sebelah untuk mencari pertolongan. Namun awalnya patugas ambulan tidak mengenalinya namun berkat salah seorang tetangganya pada hari berikutnya baru mengenali keberadaanya di rumah tersebut lalu diangkut ke rumah sakit Al-Syifa.

Tuntutan Keadilan

Pada peringatan satu tahun agresi Zionis ke Gaza maka semua tuntutan Palestina haruslah terpenuhi. Bangsa Palestina meminta semua penjahat perang Zionis diajukan ke pengadilan sebagaimana terbukti dalam laporan Richard Goldstone yang didukung mayoritas negara anggota Dewan HAM internasional. Maka selayaknya masalah ini diajukan ke pengadilan kriminal internasional dengan tujuan merealisasikan keadilan dunia dan HAM atas aksi bodoh Zionis di Gaza.

Selain itu diperlukan realisasi dari tuntutan warga Gaza yang sangat sederhana untuk mengakhiri perpecahan membentuk persatuan nasional menghapuskan blokade yang telah memasuki tahun ketiga dan telah merenggut ratusan pasien Gaza. Itulah tuntutan sederhana warga Gaza yang dijamin semua undang-undang langit maupun buatan manusia. Seperti undang-undang HAM yang diakui DK PBB dan resolusi Tim Kuartet. Namun hingga saat ini tak satupun tuntutan warga Gaza ini terealisasi yang tidak meminta apapun kecuali dapat hidup dengan layak. (asy)

Tautan Pendek:

Copied