Gaza – Infopalestina -Para petani Palestina di Jalur Gaza meyakini bahwa bom-bom milik militer Zionis Israel khususnya jenis Fosfor Putih yang dilarang penggunaannya oleh dunia internasional adalah penyebab utama bagi turunnya hasil panen buah zaetun dan kurma tahun ini di Jalur Gaza.
Kelesuhan itu nampak dari wajah seorang petani tua Azzam Najjar (74) saat memanen buah zaetun di kebun miliknya di timur Khan Yunis. “Panen kali ini kurang 5% dari panen biasanya setiap tahun” jelas Najjar lesu.
Najjar mengeluhkan ”Disamping kerugian besar yang kami alami akibat kebun-kebun kami yang dirusak oleh Zionis
Jika Bukan Buldoser Fosfor yang Merusak
Pihak Zionis
Walau Najjar sendiri tidak tahu sebab turunnya produksi tahun ini namun ia meyakini penyebabnya dipengaruhi oleh rudal bom dan fosfor putih yang dipakai oleh militer Zionis Israel saat menggelar operasi militer bernama “peluru tembak“ yang mereka lancarkan ke Jalur Gaza pada 27 Desember 2008 hingga berlangsung selama 22 hari.
Kondisi perkebunan petani wanita Palestina Ummu Muhammad el Sumaeri tidak lebih baik dari kebun Najjar. Karena 30 pohon zaetun miliknya hanya menghasilkan 40 kg saja padahal biasanya kebun itu menghasilkan 4 ribu kg setiap panennya.
“Tidak ada penyebab lain selain perang dan bom fosfor putih yang dilepaskan oleh militer penjajah Zionis” kata el Sumaeri yang mengisyaratkan sambil mengatakan “Bom-bom itu tidak hanya membunuh manusia dan batu tapi juga tumbuh-tumbuhan.”
Sementara itu pemilik penggiling zaetun di selatan Jalur Gaza Fahmi Abu Mash mengatakan bahwa dirinya menggiling 10 ton buah zaetun di hari pertama pada musim panen bulan Oktober tahun lalu. Kini lanjut Fahmi buah zaetun yang digilingnya tidak lebih dari 1 ton.
Buldoser dan perang Zionis Penyebab Utama
Pihak departemen pertanian (Deptan) di Gaza menyebutkan kerugian panen zaetun itu diakibatkan oleh pembuldoseran 8.784 hektar kebun zaetun oleh militer Zionis
Deptan Gaza menjelaskan bahwa jenis bom yang dipakai dalam operasi militer itu terlihat jelas reaksinya dengan udara secara langsung. Dimana bom itu menyala dan meleleh dengan cepat kemudian berubah menjadi oxide fosfor. Reaksi kimia ini melahirkan hawa panas yang sangat tinggi hingga meledakkan benda (elemen) tersebut lalu meninggalkan warna kekuning-kuningan dan asap putih yang tebal. Fosfor putih ini menyala di suasana gelap. Reaksi kimia ini terus berlangsung hingga menghabisi benda atau menghalangi masuknya oksigen.
Kurma Juga Alami Hal Sama
Kondisi panen kurma tidak sebaik dari panen buah zaetun. Seorang petani lain Nawaf Fulaet (55) asal Dier Balah pusat Jalur Gaza menegaskan bahwa ia belum melihat turunya hasil panen kurma tahun ini yang mencapai kurang dari 20% sejak sepuluh tahun terakhir.
Nawaf dan beberapa petani lainnya menyampaikan bahwa fosfor putih itu adalah penyebab turunya hasil panen kurma di semua perkebunan.
Seorang ahli pertanian Haedar Lahham mengentarai bahwa kurma itu mengikuti manusia. Apa yang terjadi pada diri manusia seperti takut juga terjadi pada pohon kurma yang takut membuahkan buah yang manis dan enak.
Dr. Lahham ini menjelaskan bahwa suhu panas selama tanggal 25 Desember hingga 5 Pebruari yang mencapai 5 derajat hingga 15 derajat itu disebabkan ribuan ton bom dan bahan-bahan peladak yang dilepaskan militer Zionis Israel saat menggelar operasi militer selama 22 hari di Jalur Gaza. Suhu panas ini mengakibatkan hilangnya kadar kelembaban yang semestinya dirasakan oleh semua pohon untuk merubah tunas-tunas hijau itu menjadi buah-buahan. Hal itu mengakibatkan turunnya panen di semua perkebunan. Khususnya pohon-pohon yang perlu menghisap kadar kelembaban lebih banyak seperti kacang-kacangan buah apel dan zaetun. “Kalau bom-bom itu membunuh manusia dan batu apalagi terhadap pepohonan?!” katanya sambil bertanya-tanya. (AMRais)