Sat 10-May-2025

Warga Tepi Barat: Pidato Misy’al Merefleksikan Kebenaran Pidato Abbas Sebaliknya

Selasa 13-Oktober-2009

Ramallah – Infopalestina: Warga Barat kaget dengan pidato Mahmud Abbas presiden Palestina yang telah habis masa jabatannya. Karena mereka berharap paling tidak Abbas mengundurkan diri atau mengakui kesalahannya. Mereka menyebut pidato Abbas tidak meyakinkan dan mencoba untuk menghindari kemarahan rakyat Palestina dalam upaya putus asa dan gagal untuk membela kejahatan penarikan “Laporan Goldstone”. Sementara mereka menyebut pidato Khaled Misy’al merepresentasikan kebenaran dalam segala maknanya sekaligus menggambarkan fase kritis yang dilalui Palestina.

Beda Besar!

Salah seorang warga Palestina di Tepi Barat Mohammed Alaa (dari Ramallah) mengatakan “Dalam pidatonya Abbas menyampaikan situasi internasional yang terjadi di koridor Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Dia berupaya menunjukkan bahwa dirinya telah mencoba menggalang dukungan mengerahkan segala upaya tapi gagal. Sebaliknya Kepala Biro Politik Hamas Khaled Misy’al dalam pidatonya merefleksikan kebenaran dan mengilangkan beberapa kekhawatiran kesedihan dan beberapa ketidakpastian. Dengan demikian dia yang layak – bukan Abbas yang tidak menghormati darah para syuhada – sebagai pemimpin sebenarnya yang ikhlas untuk rakyatnya.”

Warga lainnya Abdel Rahim Mohamed (asal Nablus) mengatakan “Abbas tidak bisa meyakinkan siapapun dengan argument menunda pemungutan suara (Laporan Goldstone). Dia lebih suka berbohong daripada berterus terang kepada rakyatnya dan mengakui kesalahannya. Sekiranya dia seorang pemimpin pemberani pastilah dia mengakui dan tidak takut. Tapi sebaliknya dia malah mulai enyerang Hamas dan seolah-olah (Hamas) yang mengkhianati darah para syuhada dengan menarik (Laporan Goldstone).”

Dia menambahkan “Mirip dengan para pemimpin Arab yang terbiasa tidak mengakui kesalahan-kesalahan mereka dan tidak terungkap kecuali beberapa tahun setelah kematian mereka atau paling tidak melakukan manuver untuk meredam kemarahan rakyat Abbas keluar dengan terang-terangan mengumumkan pembentukan sebuah komisi (tim) yang tidak membuat kenyang dan tidak menggemukkan dari kelaparan.”

“Abbas tunduk kepada Amerika dan penjajah demikian kata Hamas. Dan Abbas mengatakan Hamas tunduk pada kekuatan regional. Anggaplah kedua perkataan itu benar maka menggantungkan diri pada kekuatan regional lebih baik daripada menjadi antek penjajah. Padahal Hamas memiliki keputusan yang independen semua orang tahu itu” ungkap Nasser Barakat (warga Palestina asal Kamp Pengungsi Balata – Nablus) mengomentarai pidato Abbas dan Misy’al. Dia menambahkan “Apa yang dikatakan Misy’al benar bahwa dia tidak mungkin berjabat tangan dengan orang yang mengkhianati darah para syuhada tetapi dia harus melakukan rekonsiliasi menyeluruh dengan orang-orang jujur di Fatah. Kami telah lelah dengan perpecahan yang menjadi tameng buat Abbas untuk menghancurkan Tepi Barat menindas dan menghancurkan pejuang perlawanan memblokade Gaza dan membuatnya kelaparan.”

Abbas Inginkan Pemilu Sekarang

Samer Ali (warga Palestina adal kota Jenin) mengatakan “Abbas Dahlan dan Hussein al-Sheikh menegaskan perlunya pemilihan umum sebagai satu solusi untuk mengatasi kebuntuan. Rahasianya kenapa mereka mengatakan demikian karena Hamas telah dilenyapkan hampir sepenuhnya dari Barat. Padahal di awal peristiwa Gaza Fatah mengklaim Hamas di Barat ingin melakukan kudeta terhadap otoritas (Abbas). Dengan argumen ini mereka menghancurkan Hamas. Dan sekarang Abbas mengatakannya dengan jelas: (Kami berkomitmen pada bagian pertama dari rencana “peta jalan” padahal penjajah Israel tidak berkomitmen melakukannya). Ini menunjukkan fakta bahwa tujuan yang pertama dan terakhir adalah melenyapkan dan menghabisi Hamas di saat-saat posisinya terlemah di Tepi Barat. Sedang Hamas membutuhkan beberapa tahun lamanya untuk pulih kembali dari apa yang terjadi akibat ulah tangan saudaranya sendiri yang mengkhianati tanah air. Dan kemudian setelah mereka berhasil menghabisi Hamas dan memenangi pemilu mereka menjual sisa tanah Palestina dengan alasan bahwa mereka adalah wakil yang sah dan berwenang bahwa mereka telah diberi mandate dan dipilih oleh rakyat.”

Rashid Mohamed (warga Palestina asal Hebron) menjelaskan “Abbas mengatakan dalam pidatonya bahwa Hamas dengan sengaja melontarkan tuduhan. Jika hal itu benar – dan Hamas tidak demikian – maka itu lebik baik daripada kebohongan dan pengkhianatan terhadap rakyat dari Abbas dan kelompoknya.”

Dia menambahkan “Demi Allah Abbas bukanlah sosok pemimpin. Dia membenarkan semua pengkhianatan. Dia sendiri yang mengatakan bahwa aksi syahid melawan penjajah adalah perbuatan tercela. Masih kurang banyak kah dia mengkhianati darah para syuhada di Gaza?! Abbas harus diadili saat dia masih hidup. Sekiranya dia lolos dari tuntutan saat masih hidup hingga meninggal maka dia masih harus diadili di kuburnya.”

Orang Dzalim Menuduh Kedzaliman

Rashid melanjutkan “Abbas menggambarkan apa yang terjadi di Gaza adalah kedzaliman. Faktanya kedzaliman itu ada di Tepi Barat. Dia dia melakukan pengkhianatan dengan melakukan koordinasi keamanan dengan penjajah dan mencegah pejuang Palestina melawan penjajah Israel. Sedangkan di Gaza yang ada adalah kemuliaan dan kehormatan. Kami bisa mengangkat kepala kami tinggi-tinggi atas semangat juang mereka selama 21 hari (dalam melawan agresi terakhir Zionis Israel ke Jalur Gaza akhir 2008 lalu red).”

Dia melanjutkan “Otoritas Abbas yang mendapatkan senjata dan menerima izin dari musuh untuk memburu para pejuang dia pengkhianat dan antek musuh. Apa yang kami butuhkan adalah otoritas nasional yang rujukannya adalah semua kekuatan rakyat Palestina. Bukan kelompok Abbas yang keputusannya berasal dari penjajah Israel dan Amerika.”

Sementara itu warga Palestina Rabi’ Salamah (dari kamp pengungsi Nur Syams) sepakat dengan Misy’al yang mengatakan akan tetap ada selama masih ada penjajah. “Ini adalah jalan kehidupan dan sejarah bangsa-bangsa. Dia mengatakan perkataan yang benar. Saya berpendapat seperti pendapatnya Misy’al bahwa rekonsiliasi harus terjadi dengan orang-orang jujur Fatah. Sementara pernyataan Abbas dalam pidatonya adalah kumpulan kebohongan dan memutarbalikkan fakta untuk meredam kemarahan rakyat. Besok dia tidak bermanfaat bagi Netanyahu dan juga bagi Amerika. Dia akan mendapatkan kutukan dari rakyatnya. Nasibnya tidak akan terpuji sama sekali.” (seto)

Tautan Pendek:

Copied