Gaza – Infopalestina: Dengan terus berlanjutnya blokade Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dalam segala bentuk dan warna namun tanda-tanda harga diri kebanggaan dan perlawanan pada penduduk Jalur Gaza masih terus berteriak dengan suara keras dan mengatakan kami tidak akan tunduk kecuali hanya kepada Allah Tuhan semesta alam meskipun seluruh dunia lepas dari kami yang dekat maupun yang jauh.
Di tengah-tengah situasi hidup sulit yang dialami petani Palestina – dengan dukungan dari Departemen Pertanian dan Ekonomi Palestina melalui adopsi “prinsip ekonomi pertanian perlawanan dan mendukung produk lokal – mereka bisa membuktikan bahwa mereka mampu memberikan dan bekerja dengan semua potensi yang dimilikinya untuk tidak membiarkan penjajah Zionis merealisasikan tujuannya. Seorang petani Palestina bernama Ziyad Mohammad Farhat berhasil membudidayakan kacang tanah di pinggiran Rafah wilayah selatan Jalur Gaza.
Kebutuhan Atau Inovasi
Mohammed Farhat dalam pernyataannya yang dimuat di situs resmi Departemen Pertanian Pemerintah Palestina yang dipimpin oleh Ismail Haniyah mengatakan pada hari Rabu 2 September 2009 “Gagasan penanaman kacang datang setelah blokade semakin ketat terhadap Jalur Gaza sehingga perlu untuk berpikir tentang tahanam yang berkualitas hasilnya dan tidak ada di Jalur Gaza serta tidak memerlukan input produksi yang tidak tersedia di pasar.”
Dia mengatakan “Kacang termasuk penghasil minyak yang paling penting minyak dan menghasilkan uang cepat untuk pertanian. Masa penyimpanannya bisa lama sehingga terlindungi dari rusaknya harga di musim panen yang melimpah atau akibat penutupan perlintasan.”
Motivasi
Mengenai motivasi untuk budidaya jenis ini dan tidak jenis lainnya Farhat mengatakan “Setelah petani kentang mengalami kerugian pada tahun lalu akibat penutupan perlintasan penyeberangan saya ragu-ragu dan berpikir mendalam. Namun setelah saya pergi ke
Mengenai bagimana memasukkan benih kacang dari Sudan ke Gaza Farhat mengatakan “Pada mulanya kami pikir untuk memasukkan biji ke Jalur Gaza dari wilayah Palestina yang diduduki (Israel) tapi gagal. Maka kami harus memasukkan melalui terowongan.”
Farhat mengatakan “Karakter tanah dan metode budidaya tanaman ini merupakan masalah besar terutama karena ada berbagai cara untuk budidaya. Setelah itu kami berhasil melakukan percobaan budidaya dengan berkualitas tinggi mengalahkan negara-negara Arab lainnya.”
Dia menambahkan saat ini sudah mulai memperkenalkan produk untuk dijual terutama sebelum datangnya hari raya idul fitri. Bahkan mendapatkan sambutan yang luar biasa karena sangat langka di pasar-pasar Jalur Gaza. (seto)