Thu 8-May-2025

Pasien Gaza … Tak Ada Obat-obatan dan Dilarang Pergi Berobat di Luar

Senin 31-Agustus-2009

Gaza – Infopalestina: Kondisi hidup pasien di Jalur Gaza dalam keadaan sangat sulit. Hampir-hampir mereka kehilangan hidup setiap harinya. Seakan berada di antara dua rahang tang. Satu rahang adalah blokadedzalim yang diberlakukan atas Jalur Gaza selama lebih dari 3 tahun terus-menerus yang menyebabkan mereka tidak tidak mendapatkan perawatan yang dibutuhkan untuk menyembuhkan luka dan rasa sakit mereka. Rahang lain adalah penutupan perlintasan penyeberangan di depan mereka sehingga tidak dapat pergi untuk berobat di luar negeri. Tidak ada pilihan di hadapan mereka kecuali satu dari dua solusi kematian yang pasti atau kematian lambat.

Kekuarangan Obat-obatan

Departemen Kesehatan Palestina di Jalur Gaza dalam laporan bulanan untuk bulan Agustus ini memperingatkan keseriusan defisit dalam cadangan obat-obatan setelah habisnya 100 jenis obat-obatan dan 100 peralatan medis. Hingga posisi mencapai titik nol. Selain 55 jenis obat-obatan dan 61 peralatan medis mendekati habis hanya dapat memenuhi kurang dari tiga bulan semua akan habis di gudang Departemen Kesehatan Palestina.

Departemen Kesehatan memperingatkan hal itu dalam sebuah pernyataan resmi yang salinannya diterima koresponen Infopalestina Ahad (30/8). Dekes Palestina memperingatkan bahaya berlanjutnya penutupan perlintasan penyeberangan dan larangan Israel untuk memasukkan obat-obatan dan perlengkapan medis ke Jalur Gaza dalam rangka untuk menyelamatkan nyawa ratusan pasien terutama mereka yang sakitnya kronis berisiko kematian jika tidak ada obat-obatan dan peralatan medis masuk segera dan tanpa penundaan.

Depkes juga menyerukan kepada semua lembaga kemanusiaan HAM Palang Merah Internasional dan kepada semua orang di dunia untuk intervensi segera dan secepatnya demi menekan penjajah Israel dan memaksanya membuka perlintasan penyeberangan dan memasukkan obat-obatan dan peralatan medis untuk lembaga-lembaga Departemen Kesehatan Palestina.

Selamatkan Gagal Ginjal

Departemen Kesehatan menegaskan sebanyak 400 pasien masih terbaring di tempat tidur unit perawatan intensif di rumah sakit Jalur Gaza mereka menunggu kematian setiap saat khususnya pasien gagal ginjal. Hal itu dikarenakan kebijakan Zionis Israel yang menolah memasukkan obat-obatan dan peralatan medis scepatnya dan mendesak ke Jalur Gaza di tengah-tengah blokade dzalim dan mematikan.

Dalam pernyataan yang salinannya diterima koresponen Infopalestina Departemen Kesehatan Palestina di Jalur Gaza menyerukan kepada semua lembaga kesehatan swasta serta organisasi-organisasi HAM dan kemanusiaan untuk turun tangan secepatnya guna untuk memasukkan semua obat-obatan dan peralatan medis yang dibutuhkan untuk menyelamatkan para pasien yang menunggu kematian setiap saat kususnya mesin dialysis untuk mengoperasikan alat pencuci ginjal di Jalur Gaza.

Departemen Keseghatan menjelaskan bahwa ini bukanlah kali pertama penjajah Zionis Israel menghalangi dan menghambat masukanya obat-obatan dan peralatan medis yang dibutuhkan ribuan pasien di Jalur Gaza. Departemen Kesehatan Palestina di Jalur Gaza menyerukan kepada seluruh dunia untuk segera bertindak untuk mengakhiri genosida brutal ini terhadap lebih dari satu setengah juta warga baik yang sehat maupun yang sakit di Jalur Gaza.

Departemen Kesehatan juga meminta dunia menekan penjajah Zionis Israel agar membuka perlintasan penyeberangan dan memperbolehkan masuknya obat-obatan dan perlengkapan medis serta membiarkan ratusan pasien untuk meninggalkan Gaza untuk berobat di luar negeri.

Disebutkan bahwa perlintasan perbatasan Rafah masuk tetap ditutup bagi pasien Palestina untuk pergi keluar negeri beraobat. Demikian juga gerbang perlintasan Beit Hanun “Erez” yang dikuasai penjajah Zionis Israel juga masih ditutup bagi pasien Palestina sehingga nyawa mereka terancam dalam bahasan.

Korban Blokade

Departemen Kesehatan Palestina di Jalur Gaza baru-baru ini mengumumkan bahwa jumlah korban blokade dzalim yang diberlakukan atas Jalur Gaza berjumlah hampir 351 seorang gugur. Baik itu karena tidak mendapatkan pengobatan sebab tidak bisa sampai ke Jalur Gaza atau akibat penutupan perlintasan penyeberangan ke Jalur Gaza atau karena ditutupnya perlintasan penyeberangan bagi perjalanan pasien dengan demikian mencegah mereka terhalang bepergian untuk bica berobat di luar negeri suatu kejahatan kemanusiaan yang sama sekali tidak mengejutkan hati nurani Arab dan internasional yang berdiri santai melihat para pasien Palestina yang terus bertambah korbannya dari hari ke hari. (seto)

Tautan Pendek:

Copied