Thu 8-May-2025

Tiga Kemungkinan Masa Depan Koordinasi Keamanan OP dan Israel

Sabtu 1-Agustus-2009

Beirut – Infopalestina: Sebuah hasil investigasi strategi memastikan tiga kemungkinan masa depan koordinasi keamanan antara milisi Abbas di Tepi Barat dan penjajah Israel.

Sesuai dengan hasil penelitian baru dari Pusat Studi dan Konsultasi Az-Zaitun yang berbasis di Beirut kemarin Jumat (31/7) menyimpulkan tiga sekenario pertama penghentian penangkapan dengan tetap berlanjutnya tugas jenderal Amerika Dayoton dalam mengendalikan kerja milisi Abas dan koordinasinya dengan pasukan Israel.

Kedua penghentian koordinasi keamanan sebagai langkah awal persetujuan dengan Hamas untuk menggelar pemilu presiden dan legislative.

Ketiga – peluang terbesar – berlanjutnya koordinasi keamanan dan mengkristalnya perpecahan geografis antara Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sebab kesepakatan Oslo membatas tugas Otoritas Palestina menguasai penduduk Tepi Barat dan Jalur Gaza menjaga keamanan Israel memerangi perlawanan dan menghancurkan infrastrukturnya dengan kompensasi berdirinya negara Palestina.

Dengan latar belakangan ini koordinasi keamanan Israel dan milisi Abbas hanya menyebabkan perpecahan semata.

Di sisi lain Salam Fayyadl ngotot menerapkan intruksi jenderal Amerika Dayton untuk membantai puluhan kelompok perlawanan dan menangkapi ratusan lainnya dan pembubaran sejumlah sayap militer perlawanan.

Bentrokan di Qalqiliah Mei lalu antara milisi Abbas dan unsure Izzudin Al-Qassam merupakan bukti jelas adanya koordinasi tersebut di atas.

Laporan penelitian di atas menegaskan bahwa peran Jenderal Amerika Keyt Dayton menyatakan di depan pejabat Palestina dan Jordania “Jika harus ada negara Palestina maka ada kerja serius yang menunggu kita di perbatasan di perlintasan kemudian di Gaza dan Hamas bersenjata adalah tantangan terbesar bagi masa depan Palestina.”

Inilah tujuan ringkas Jenderal Amerika itu yang harus dilalukan oleh milisi Abbas Palestina.

Dayton sendiri bersama timnya bekerjasama dengan Palestina Jordania dan Israel selama 15 tahun menerapkan piagama “Perdamaian melalui keamanan”. Ini menunjukan bahwa ini adalah program regional yang melibatkan banyak di pihak.

Selama itu Dayton cukup puas dengan kerjanya. “Sudah lahir kepercayaan dalam diri personel keamanan Palestina bahwa mereka bekerja saat ini membangun negara mereka”

Di tengah realitas ini fenomena kebencian dan permusuhuan atau benturan antara milisi Abbas dan pasukan atau warga ekstrim yahudi berangsur hilang dan berganti dengan saling percaya dan kerjasama pada saat yang sama mereka (milisi Abbas) menjadi sangat kejam dan keras kepada perlawanan Palestina.

Laporan ini menegaskan bahwa atas latar belakangan itu maka setiap kali Fatah dan Hamas mendekat untuk dialog maka terjadi “ledakan keamanan” baik berupa penangkapan dan penyiksaan terhadap anggota Hamas di Tepi Barat.

Kemungkinan pertama penangkapan akan dihentikan. Namun pengembangan badan keamanan dan koordinasi informasi dengan Israel akan terus berlanjut. Di sini Abbas akan menampakkan diri seakan ia peduli dengan kepentingan Palestina. Namun ia tetap tidak akan mundur dari syarat Annapolis dan Peta Jalan Damai. Bisa jadi akan terjadi perbedaan antara komandan keamanan di Tepi Barat dan Dayton (yang ia sampaikan di pusat studi Washington yang menyulitkan pososo OP di depan rakyatnya). Namun ngototnya Abbas tidak ingin kehilangan dukungan internasional AS terutama maka besar kemungkinan scenario pertama ini tidak akan terjadi sekarang.

Kemungkinan kedua dihentikan koordinasi keamanan sebagai langkah awal persetujuan dengan sikap Hamas untuk melakukan pemilu legislative dan presiden pada 2010. dalam kondisi seperti ini Hamas akan memperkuat posisinya dan legalitasnya sebagai gerakan perlawanan. Sementara OP Abbas hanya mendahulukan perundingan damai dan keamanan dari pada menghentikan perpecahan dan reformasi pemerintahan.

Ketiga – peluang terbesar – berlanjutnya koordinasi keamanan dan mengkristalnya perpecahan geografis antara Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sebab ini adalah keharusan Mahmod Abbas menepati syarat sebagai partner perdamaian dengan Israel. jika Abbas tidak mau dalam hal ini maka ia dianggap gagal. (bn-bsyr)

Tautan Pendek:

Copied