Sesuai dengan hasil penelitian baru dari Pusat Studi dan Konsultasi Az-Zaitun yang berbasis di Beirut kemarin Jumat (31/7) menyimpulkan tiga sekenario pertama penghentian penangkapan dengan tetap berlanjutnya tugas jenderal Amerika Dayoton dalam mengendalikan kerja milisi Abas dan koordinasinya dengan pasukan Israel.
Kedua penghentian koordinasi keamanan sebagai langkah awal persetujuan dengan Hamas untuk menggelar pemilu presiden dan legislative.
Ketiga – peluang terbesar – berlanjutnya koordinasi keamanan dan mengkristalnya perpecahan geografis antara Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sebab kesepakatan Oslo membatas tugas Otoritas Palestina menguasai penduduk Tepi Barat dan Jalur Gaza menjaga keamanan Israel memerangi perlawanan dan menghancurkan infrastrukturnya dengan kompensasi berdirinya negara Palestina.
Dengan latar belakangan ini koordinasi keamanan
Di sisi lain Salam Fayyadl ngotot menerapkan intruksi jenderal Amerika
Bentrokan di Qalqiliah Mei lalu antara milisi Abbas dan unsure Izzudin Al-Qassam merupakan bukti jelas adanya koordinasi tersebut di atas.
Laporan penelitian di atas menegaskan bahwa peran Jenderal Amerika Keyt Dayton menyatakan di depan pejabat Palestina dan Jordania “Jika harus ada negara Palestina maka ada kerja serius yang menunggu kita di perbatasan di perlintasan kemudian di Gaza dan Hamas bersenjata adalah tantangan terbesar bagi masa depan Palestina.”
Inilah tujuan ringkas Jenderal Amerika itu yang harus dilalukan oleh milisi Abbas Palestina.
Selama itu
Di tengah realitas ini fenomena kebencian dan permusuhuan atau benturan antara milisi Abbas dan pasukan atau warga ekstrim yahudi berangsur hilang dan berganti dengan saling percaya dan kerjasama pada saat yang sama mereka (milisi Abbas) menjadi sangat kejam dan keras kepada perlawanan Palestina.
Laporan ini menegaskan bahwa atas latar belakangan itu maka setiap kali Fatah dan Hamas mendekat untuk dialog maka terjadi “ledakan keamanan” baik berupa penangkapan dan penyiksaan terhadap anggota Hamas di Tepi Barat.
Kemungkinan pertama penangkapan akan dihentikan. Namun pengembangan badan keamanan dan koordinasi informasi dengan
Kemungkinan kedua dihentikan koordinasi keamanan sebagai langkah awal persetujuan dengan sikap Hamas untuk melakukan pemilu legislative dan presiden pada 2010. dalam kondisi seperti ini Hamas akan memperkuat posisinya dan legalitasnya sebagai gerakan perlawanan. Sementara OP Abbas hanya mendahulukan perundingan damai dan keamanan dari pada menghentikan perpecahan dan reformasi pemerintahan.
Ketiga – peluang terbesar – berlanjutnya koordinasi keamanan dan mengkristalnya perpecahan geografis antara Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sebab ini adalah keharusan Mahmod Abbas menepati syarat sebagai partner perdamaian dengan