Gaza – Infopalestina: Hasan Dauhan dari Gerakan Nasional Tahanan dalam sebuah laporan berita yang diterbitkan di koran al hayah al jadidah mengatakan anak-anak Palestina hidup dalam kondisi sangat buruk disebabkan oleh aksi berkelanjutan pasukan penjajah Israel yang menjadikan mereka sebagai target pembunuhan pengejaran penangkapan dan penahanan. Hal ini meninggalkan efek buruk dalam diri mereka akibat trauma. Efek trauma semakin besar di kalangan anak-anak yang ditakdirkan lahir di dalam penjara
Jumlah anak Palestina yang masih menjadi tahanan di penjara Israel sebagaimana dilaporkan Asosiasi Tahanan Palestina mencapai lebih dari 400 anak dari (7600) anak yang ditahan sejak meletus intifadhah al Aqsha. Sementara menurut Gerakan Internasional untuk Pembelaan Anak-anak jumlah anak-anak Palestina yang ditahan
Lahir di Penjara
Selama intifadhah al Aqsha 4 wanita yang ditahan
Sementara itu bocah keempat yang lahir di penjara
Sedang Samar Sabih asal Jabaliya di utara Jalur Gaza melahirkan anaknya Bara di penjara Israel setelah ditangkap dalam kondisi hamil tiga bulan pada 29 September 2005 dari rumah suaminya yang tinggal di kota Tulkarem. Setelah 6 bulan penahanan dia melahirkan anaknya Bakar Bara pada 30 April 2006 dengan operasi cesar. Dia dibebaskan 18 Desember 2007 setelah 27 bulan mendekam di penjara
Menurut pakar psikologi “Lama Auda” yang meneliti dan menangani sejumlah kasus tahanan anak menyatakan “Anak-anak yang lahir di penjara mengalami trauma psikologis. Efek negatif sangat besar karena ketidaktahuan anak sejauh mana yang terjadi dengan dirinya dan latar belakangnya. Anak mengingat tahun-tahun pertama pengalaman dalam tahanan tetapi tidak dapat menyatakan atau menjelaskan apa yang terjadi dengan dia dan tetap disimpan sebagai trauma psikologis …”
Direktur Departemen Statistik Departemen Tahanan Palestina dan Peneliti Khusus Urusan Tahanan Abdul Nasir Farwana mengatakan bahwa yang menyertai pertumbuhan anak di bulan-bulan dan tahun-tahun pertama meninggalkan efek dalam membentuk perilaku umum anak kemudian. Anak-anak yang dilahirkan di pernjara atau tinggal di sel tahanan pada bulan-bulan pertama usianya maka gambaran borgol gembok dan rantai besi akan tetap terekam dalam imajinasinya dan memiliki kencederungan untuk memperoleh gembok rantai besi dan menutup pintu.
Anak-anak yang Menyusul Ibunya di Penjara
Efek Psikologis dan Sosial
Masa penahanan atau penjara meninggalkan banyak efek negatif pada anak-anak. Penderitaan dan rasa sakit tetap tersimpan dalam memori mereka dan sulit untuk diatasi dalam hidupnya. Hal ini menuntut integrasi ulang ke dalam masyarakat. Seperti yang dialami Hatim Abdul Rahman Khalil dari kamp pengungsi al Arub. Bocah ini masuk penjara pada 2 Februari 2006 dan dibebaskan baru-baru ini. Dia menuturkan “Di penjara Damoun aku tinggal selama empat bulan. Hapir setiap malamnya aku bermimpi tentang keluarga dan ketika bangun pagi aku menemukan bahwa itu hanya mimpi. Aku bermimpi bersenang-senang dan bermain dengan adikku. Ketika aku buka kedua mataku di waktu pagi aku memperhatikan kedua kakiku dengan seksama dan aku tetap gelisah.” Bocah lain Umar Jamal yang ditahan pada 15 Mei 2007 dan telah dibebaskan menceritakan tentang pengalamannya selama ditahan “Semua yang aku ingat adalah instruksi dan pengawasan …”
Pembimbing psikologis dan sosial dari “The Young Mens Christian Association” di Ramallah Lama Auda mengatakan “Pengalaman penahanan baik sebentar atau lama selalu ada interogasi dan penyiksaan atau trauma psikologis bagi anak-anak yang menyebabkan gejala psikologis di masa depan dan menambah kesulitan dan kejutan pengalaman penahanan di satu sisi. Dan anak-anak masuk ke dunia yang tidak diketahui pada saat penahanan. Semua itu tersimpan di otak belakang anak. Di dalamnya berlangsung banyak konflik yang mempengaruhi pendidikan memori dan perhatian mereka. Ditambah rasa bersalah karena ketidakmampuannya untuk membalas serdadu
Konsultan Hukum Gerakan Internasional untuk Pembelaan Anak-anak Khalid Kesmar menyatakan “Derita yang paling dialami tahanan anak-anak setelah mereka keluar dari penjara bahwa suasana penjara tidak sama dengan suasana di luar. Kita mendapatinya seakan mereka dalam isolasi di rumah sekolah dan masyarakat.
Direktur Departemen Statistik Departemen Tahanan Palestina Abdul Nasir Farwana mengatakan “Sayang tahanan anak-anak tumbuh dan menghabiskan masa kanak-kanaknya di balik sel penjara dan tahanan yang mirip untuk disebut sebagai ’kuburan orang-orang hidup’.” Dia menegaskan apa yang dilakukan otoritas penjajah terhadap tahanan anak-anak Palestina bertentangan dengan hukum internasional khususnya Konvensi Anak. (seto)