Wed 7-May-2025

Israel Lanjutkan Yahudisasi “Telaga Suci” dengan Biaya 1 Miliar Dolar

Minggu 12-Juli-2009

Jerusalem – Infopalestina: Sumber-sumber hukum Palestina mengungkap serangkaian keputusan dan undang-undang baru Zionis Israel mengenai apa yang disebut proyek “Telaga Suci”. Proyek ini bertujuan untuk mengontrol kawasan sekitar Kota Lama di al Quds di sebelah tenggara. Proyek ini termasuk dalam proyek yang luasnya mencapai 25 kilometer persegi.

Sumber-sumber hukum Palestina mengatakan bahwa penjajah Israel berniat untuk menyelesaikan proyek ini selama empat tahun mendatang. Proyek ini mencakup pembangunan jaringan taman-taman dan jalan-jalan untuk mengepung rapat Kota Lama. Sekaligus menciptakan perubahan radikal pada status quo di Kota Lama untuk kepentingan organisasi-organisasi Israel dan dinas-dinas resmi penjajah Israel.

Sumber-sumber hukum Palestina dalam sebuah pernyataan yang salinannya diterima koresponen Infopalestina Ahad (5/7) mengatakan “Di saat orang-orang Palestina mencanangkan al Quds sebagai ibu kota budaya Arab tahun 2009 Israel meluncurkan proyek yahudisasi “Telaga Suci” dengan dukungan dana keuangan Zionis dan Barat yang mencapai lebih dari satu miliar dolar selama empat tahun mendatang.”

Pernyataan ini menjelaskan bahwa salah satu undang undang ketat yang dibuat Israel adalah bahwa setiap orang Palestina yang ingin membangun di wilayah tersebut yang membentang dari Jabal Mukabir dan kampung al Bustan di selatan hingga kampung Syaikh Jarrah di utara dan Sawwanah di timur harus mendapatkan persetujuan dari komisi kementerian Israel yang di dalamnya ada perdana menteri sebagai ketua komisi setelah itu pemerintah kota Jerusalem (Israel) mengkaji permintaan tersebut.

Kontrol Atas Perkampungan al Quds

Sejak awal tahun delapanpuluhan pemerintah kota penjajah Israel di al Quds (Jerusalem) dan Departemen Perumahan Israel memulai pelaksanaan proyek baru untuk menguasai perkampungan Palestina yang dikelilingi dengan pagar-pagar kota suci. Mereka namakan daerah ini dengan istilah “Telaga Suci”. Dengan dalih bagian dari “kota Raja Daud” penamaan yang mereka berikan dengan mengada-ada dan palsu terhadap kota Silwan di selatan masjid al Aqsha. Dengan alasan bahwa daerah-daerah tersebut daerah-daerah yang paling suci bagi orang Yahudi.

Sebagai akibat dari situasi kepadatan penduduk dan kontrol kelompok kanan Zionis atas pemerintah kota pendudukan dibuatlah rencana ini dan sedang diimplementasikan dalam tahapan-tahapan pengosongan perkampungan yang ada. Seperti kampung Silwan direncanakan akan ada penghancuran 88 rumah di daerah Bustan yang dihuni 1500 jiwa Palestina. Di daerah ini ada dua pemakaman islam di mana buldoser-buldoser Israel mulai melakukan penghancuran dan perusakan. Selain itu ada juga fitur-fitur bersejarah kuno yang sedang dibongkar seperti Jembatan Pintu Maghariba yang sedang mereka bangun kembali dengan cara modern dan berdampak pada peninggalan lama.

Berdasarkan skema rencana yang diungkap organisasi Yahudi “Eir Amem” di daerah sasaran ada sejumlah perkampungan yang sudah dilakukan penetrasi dengan menguasai bangunan-bangunan Palestina yang dibeli dari orang-orang Palestina atau dibeli dengan cara curang perantara (calo). Seperti perkampungan Syaikh Jarrah Jabal Zaitun dan Mandub Sami di Jalul Mukabbir.

Eir Amem mengatakan “Di sana ada sebuah skema rencana pemerintah resmi dan rahasia bekerjasama dengan organisasi-organisasi “permukiman”di kota (Jerusalem) untuk membangun sembilan taman tempat rekreasi jalan dan situs arkeologi yang akan mengubah secara radikal kondisi yang ada di kota ini.”

Membangun Rangkaian Taman

Pelaksanaan skema rencana rahasia ini dikuasakan kepada “Jerusalem Development Authority” yang pada bulan November tahun lalu memberikan laporan ke presiden Israel sebelumnya Ehud Olmert. Dalam laporan itu dinyatakan bahwa tujuan dari proyek ini adalah untuk membuat rangkaian menyeluruh berupa kebun yang mengelilingi Kota Lama. Taman-taman ini akan dimulai dari sisi selatan dan bergerak ke arah timur laut melewati “Kota Daud” Jabal Zaitun dan mengelilingi pagar Kota Lama kemudian terus melalui Jabal “Scopus” dan berakhir dengan menyambung daerah yang dikenal dengan “I 1” di utara pemukiman “Maale Adumim”.

Eir Amem menyimpulkan dari skema rencana tersebut bahwa tujuan utamanya adalah membangun kontak (ketersambungan) geografis situs-situs peninggalan sejarah Yahudi untuk dihubungkan dengan pemukiman-pemukiman Yahudi strategis sekitar Jerusalem (al Quds) seperti daerah “I 1”. Ditambahkan bahwa skema rencana baru bertemu dengan skema lain yang dibuat oleh pemerintah kotaIsrael terhadap kotaJerusalem (al Quds) akhir tahun 2007 dengan tujuan melaksanakan aktivitas pengembangan dengan frekuensi tinggi pada situs-situs arkeologi paling penting di al Quds.

Pembangunan Kereta Tempat Rekreasi dan Terowongan

Sekema rencana ini mencakup pembangunan sebuah kereta gantung dari pintu Asbat menuju Jabal Zaitun sebuah tempat rekreasi dan terowongan “yang mengusung karakteristik taman permaian sesuai Talmud” yang dioperasikan oleh organisasi (asosiasi) pemukiman yang berdiri atas dasar pengecualian terhadap orang-orang Palestina dari tempat tinggal mereka dan mendirikan kota “Al Quds Lama” yang meliputi “Kota Daud” Jabal Zaitun dan Istana Mandub Sami.

Direktur Jenderal “Eir Amem” Daniil Zaedman berpendapat bahwa pelaksanaan rencana ini akan mengurangi kemungkinan tercapainya penyelesaian geografis di al Quds karena akan membatasi di dua sisi utara dan selatan dengan pengecualian daerah-daerah yang sekitar di Kota Lama melalui pemindahan kontrol operasional kepada organisasi (asosiasi) “permukiman”. Menurut dia kebijakan ini memperuncing konflik dan mengancam terjadinya perubahan dari konflik kebangsaan yang bisa dikontrol dan bisa diselesaikan menjadi konflik agama yang tidak bisa terselesaikan.

Organisasi ekstrim Yahudi “Elad” yang memfokuskan kegiatan koloni permukimannya di Silwan dan di dalam kawasan Kota Lama mengklaim bahwa “Telaga Suci adalah situs arkeologi warisan nasional dan internasional mencakup harta arkeologi dari Jerusalem (al Quds) sejak empat ribu tahun.”

“Pusat Kajian Kontemporer Palestina” mengatakan bahwa langkah pertama dalam proyek ini adalah penghancuran kampung al Bustan dan pengusiran penduduk al Quds. Dan bahaya yang mengancam masjid al Aqsha ada dua jenis pertama adalah apa yang mengancam masjid itu sendiri dan yang yang berhubungan dengan daerah sekitarnya dan yang kedua adalah apa yang diungkap dalam sebuah rencana yang disetujui Pemerintah penjajah Israel sebelumnya dan akan dilaksanakan oleh pemerintah saat ini yang bertujuan untuk mengubah daerah sekitar masjid menjadi taman-taman bagi orang Yahudi. (seto)

Tautan Pendek:

Copied