Oslo – Infopalestina: Sejumlah media Norwegian mengungkapkan bahwa beberapa sumber minyak di negara Skandinavia sedang diinvestasikan dalam pengembangan produksi pesawat militer Israel tanpa pilot yang digunakan untuk pembunuhan pembantaian dan pengintaian.
Kantor berita Quds Pers edisi Jumat lalu (3/7) melansir sejumlah sumber yang mengatakan bahwa Norwegia Petroleum Fund pada awal tahun ini memiliki saham di perusahaan Elbit Systems milik Israel yang memproduksi pesawat tanpa pilot (awak) khusus yang dikenal oleh warga Palestina dengan nama Zananah karena dampak suara selama penerbangan.
Sumber menyatakan perusahaan Israel yang memproduksi pesawat yang mereka namakan Hermes dan Sky Lark didanai oleh hasil laba beberapa perusahaan minyak Norwegia.
Para pengamat mengatakan bahwa informasi ini akan menggetarkan citra Norwegia sebagai negara dunia yang damai yang ingin mengelola hubungan antara Negara secara seimbang dan memiliki hubungan baik dengan dunia Arab. Disamping itu ibukotanya Oslo terkait dengan penyelesaian politik yang telah mengantarkan kepada pembentukan Otoritas Palestina pada tahun 2004.
TV 1 Norwegia menayangkan dalam program “hot spot” soal pemanfaatan pasukan Israel secara luas dalam pemakaian pesawat tersebut di atas yang didanai sebagiannya oleh Norwegia dan menyatakan bahwa hampir 87 warga sipil Palestina yang tewas akibat serangan pesawat terbang tersebut selama agresi terbaru di Jalur Gaza.
Menurut sejumlah organisasi HAM baik Israel atau Palestina pasukan Israel melakukan 42 serangan dengan pesawat terbang pengintai dan mengakibatkan kematian 87 warga Palestina selama agresi terakhir.
Pesawat pengintai Zananah Israel memiliki kelebihan peralatan teknologi tinggi dan mampu membawa sejumlah alat sensor canggih membawa alat radar dan video kamera digital inframerah dan sensor laser. Sensor ini akan memberikan gambar yang baik dari obyek manusia di bumi siang dan malam. Disamping sensor ini juga mampu membedakan antara anak-anak dan orang dewasa namun tentara Israel menewaskan puluhan anak-anak dan warga sipil.
Undang-undang ekspor yang berlalu di Norwegia melarang penjualan senjata kepada Negara lain dalam kondisi perang seperti yang berlaku pula kepada Negara penjajah Israel. Tetapi Norwegia Petroleum Fund menyatakan bahwa tidak ada larangan untuk investasi di bidang militer Israel. Padahal kode etik dalam Norwegia Petroleum Fund melarang investasi di perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.
Organisasi Human Rights Watch yang membela HAM telah mendakwa pasukan Israel pada Selasa 30 Juni lalu telah bersalah membunuh warga sipil Palestina selama agresi terhadap Jalur Gaza dengan melepaskan missil dari pesawat tak berawak. Mereka menegaskan bahwa warga sipil yang dibunuh itu tidak terlibat dalam perang.
Organisasi mengatakan dalam sebuah laporan yang terbitkan dengan judul “Mata Yang Salah” bahwa penggunaan missil tersebut merupakan pelanggaran hukum dan norma-norma internasional yang diterapkan dalam kondisi perang. (bn-bsyr)