Thu 8-May-2025

Pemerintah Obama .. Berubahkah Sikapnya Pada Gerakan Hamas

Sabtu 25-April-2009

Washington – Infopalestina: Meskipun sikap yang dinyatakan pemerintah baru Amerika terhadap Gerakan Pengungsi Islam Hamas sampai sekarang belum ada perubahan signifikan dibandingkan dengan apa yang terjadi di masa pemerintah Presiden Bush. Amerika tetap berkomitmen untuk tidak berurusan dengan pemerintah yang dipimpin atau melibatkan di dalamnya gerakan Hamas. Selama yang disebut terakhir ini tidak mau mengakui persyaratan yang disebutkan ” tim kuartet”. Namun ada pengamat yang menganggap bahwa sikap ini bukanlah final. Mungkin sedang terjadi beberapa perubahan di era Presiden Obama berdasarkan rekomendasi dari politisi dan diplomat Amerika dan Barat.

Formulasi Model Membawa

Menlu Amerika Hillary Clinton meragukan kesempatan tercapainya kesepakatan Palestina untuk membentuk sebuah pemerintah persatuan nasional. Dia juga menuntut keharusan pemerintah Palestina di yang akan datang berkomitmen pada persyaratan “kuartet” dan dia menekankan tidak ada pencairan dana bantuan AS kepada pemerintah di Jalur Gaza. Meskipun demikian namun para pengamat memandang bahwa pembicaraan Clinton tersebut pada dasarnya disampaikan dalam sidang dengar pendapat yang panjang di Komisi “Pengalokasian Dana” di Kongres. Dan pernyataan itu disampaikan sebagai jawaban terhadap kritik yang disampaikan para anggota Kongres Amerika terhadap pemerintahnya tentang sikap “lentur” yang ditunjukkan Washington dengan mau berurusan dengan pemerintah persatuan Palestina yang mungkin tergabung di dalamnya gerakan Hamas. Untuk diketahui bahwa secara hukum di Amerika menyampaikan bantuan kepada pihak Palestina yang tergabung di dalamnya gerakan Hamas.

Menurut kabar dari kantor-kantor berita dan surat kabar internasional dalam sidang tersebut Clinton membela pemberian bantuan senilai 900 juta dolar kepada Otoritas Palestina. Dia berkata “Kami meragukan tercapainya kesepakatan pembentukan pemerintah persatuan (Palestina). Tanda-tanda kesepakatan tidak tampak di cakrawala. Namun kita tidak ingin berpangku tangan saat dicapai kesepakatan yang sama.” Dia mengisyaratkan kepada kemungkinan pemerintah Amerika mau berurusan dengan pemerintah persatuan nasional Palestina yang melibatkan gerakan Hamas apabila hal itu diikat oleh syarat-syarat yang disebutkan “kuartet”. Dia mengatakan “Mereka harus mematuhi syarat-syarat yang ditetapkan “kuartet” agar pemerintah Amerika mau berususan dengannya.”

Clinton mengingatkan kembali tentang model Libanon sebagai contoh untuk membenarkan rumusan ini dengan merujuk bahwa Washington memberikan bantuan kepada pemerintah Lebanon. Di mana dalam pemerintahan ini meliputi (anggota) dari Hizbullah. Karena hal itu demi kepentingan Amerika Serikat untuk mendukung Pemerintah memerangi penyebaran ekstrimis menurut Clinton.

Pendekatan yang Lebih Realistis Berurusan dengan Hamas

Para pengamat melihat ada indikasi-indikasi – meskipun belum jelas dan pasti sampai sekarang – mengenai kemungkinan menilik ulang dalam sikapnya pada Hamas yang berulang-ulang sejak Presiden Obama berkuasa. Ada orang-orang yang percaya bahwa perubahan ada di watak.

Dalam pada itu laporan yang terbitkan situs internet BBCArabic mengisyaratkan bahwa Paul Volcker penasihat ekonomi senior Presiden Obama menandatangani dokumen yang mengandung “pendekatan lebih realistis kepada Hamas” di antara rekomendasi dari berbagai politisi.

Harry Sigman ketua sebuah kelompok penelitian yang menyiapkan dokumen teersebut meyakini bahwa di sana ada “indikasi-indikasi” bahwa pemerintah baru Amerika bisa jadi mendengarkan rekomendasi-rekomendasi tersebut terutama yang berkaitan dengan berhenti “mencegah pihak lain” untuk berurusan dengan Hamas.

Sigman mengatakan tanggapannya positif selama pertemuan baru-baru ini dan dihadiri oleh sejumlah pejabat senior pemerintah Amerika di antaranya utusan Presiden Obama untuk Timur Tengah George Mitchell.

Pararel dengan itu Martin Indyk – mantan duta besar Amerika di entitas Zionis Israel yang merupakan salah satu penesehat Hillary Clinton selama kampanye pemilu – dalam sebuah bab dari buku yang diterbitkan baru-baru ini berpendapat bahwa proses perdamaian tanpa Hamas hanya berujung pada kegagalan.

Dalam buku ini disebutkan bahwa Amerika harus mau berurusan dengan pemerintah persatuan nasional Palestina dan mengizinkan pertemuan-pertemuan langsung pada level paling bawah dengan Hamas apabila gencatan terus berlanjut antara Hamas dan Israel dan terjadi rekonsiliasi damai antara gerakan Hamas dan Fatah.

Sikap dan Kunjungan Eropa

Dalam tren arah yang sama para pengamat mencatat peningkatan kunjungan delegasi parlemen Eropa kepada pimpinan Hamas di Damaskus termasuk delegasi dari British House of Commons demikian juga pidato yang dilakukan Kepala Biro Politik Gerakan Hamas Khaled Meshaal untuk pertama kalinya pada House of Commons Inggris beberapa hari lalu dijadwalkan pula kunjungan delegasi Dewan Legislatif Palestina ke Parlemen Eropa pada minggu pertama bulan depan setelah menerima undangan resmi bulan lalu namun baru-baru ini dibatalkan digagalkan oleh para petinggi gerakan Fatah mereka memberi saran kepada parlemen Eropa untuk tidak membuka diri kepada Hamas demikian menurut kabar yang dilansir kantor berita qudspress.

Para analis berpendapat bahwa meningkatnya frekuensi kunjungan para delegasi negara-negara Eropa di era Obama dan itu tidak terbatas pada pemerintah Norwegia semua itu tidak terjadi sekiranya tidak ada lampu hijau dari Amerika ungkap mereka.

Para pengamat pengaitkan kerelaan pihak-pihak Barat untuk melakukan dialog dengan Hamas karena kesangsian mereka untuk mengalahkan Hamas secara militer khususnya setelah agresi ke Gaza yang dilakukan Zionis Israel akhir tahun 2008 lalu dan dalam waktu yang sama mustahil bagi mereka untuk mengabaikannya. Para pengamat menilai bahwa pembukaan saluran lebih besar untuk itu mungkin tinggal masalah waktu. (seto)

Tautan Pendek:

Copied