Sidang pemerintah Israel berakhir tanpa satu keputusan terkait transaksai pertukaran. Perdana menteri Olmert manawarkan semua upaya untuk membebaskan Giladh Shalit dan mengundang orang tua Shalit untuk hadir dalam rapat tersebut.
Harian Haaretz Israel menyebutkan rapat pembebasan Shalit berakhir dengan keputusan membentuk komite yang terdiri dari sejumlah pemimpin lembaga keamanan untuk mencari solusi tercepat guna menekan gerakan Hamas. Mereka membekukan kunjungan terhadap tawanan Palestina di penjara Israel memperketat masalah perlintasan dan membuat sejumlah sangsi lainya agar Hamas tunduk pada semua peryaratan yang mereka minta.
Sementara itu kepala dinas intelijen Shabak Yuval Diskin mengumumkan pihaknya tidak keberatan mengungkapkan nama-nama yang diminta gerakan Hamas untuk dibebaskan. Ia juga setuju untuk membebaskan sebagian besar dari mereka. Langkah ini diambil untuk memberi kesan bahwa Israel sungguh-sungguh ingin mensukseskan kesepakatan.
Di sisi lain menteri kehakiman Israel Daniel Friedman dalam pidato penutupnya mengatakan semua pejabat pemerintah Israel tidak akan menerima persyaratan Hamas. Padahal sebelumnya Olmert bersiap untuk memberikan kelonggaran lebih jauh lagi. Namun tuntutan Hamas di luar ukuran semua pejabat pemerintah Israel tidak akan menerima persyaratan tersebut.
Sementara Nuam Shalit ayah dari Shalit menuding pemerintah Israel telah gagal dalam membebaskan anaknya. Ia menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas kegagalan ini. Ia menyebutkan pemerintah tidak bisa menjaga aliansi antara militer Negara dan para keluarga yang mengirimkan anak-anaknya untuk menjadi tentara. Padahal setahu kami Negara tidak akan berlepas diri dari semua itu. Dalam tuntutannya keluarga Shalit menuntut pemerintah mengembalikan anaknya sebelum Olmert meninggalkan jabatan perdana menteri berapapun harga yang harus dibayar ungkapnya.
Kemudian pemerintah kembali menggelar sidang khusus terkait terpuruknya pandangan public Israel yang mengangkat pernyataan para menteri di sejumlah media pada beberapa hari terakhir penanda tanganan pertukaran tawanan yang hampir jadi dilakukan.
Sebagaimana harian Yedeor Aharonot sebuah harian terbesar di Israel dengan nada psimistis ia menulis di halaman utamanya dengan satu kata saja “Kecewa”. Sementara harian Ma’arev menulis tentang keterangan perdana menterinya Olmert dengan “Olmert : Hamas Hancurkan Perundingan”. Adapun harian Haaretz menulis “Perundingan Gagal Bebaskan Shalit”.
Sejumlah pejabat Israel yang terlibat dalam perundingan menuding sejumlah menteri di pemerintahan Olmert telah mengagalkan perundingan. Mereka ini mendukung membayar dengan harga berapapun untuk membebaskan Shalit.
Sejumlah pernyataan menteri dan beberapa pengunjung ke tenda solidaritas yang didirikan keluarga Shalit di depan kantor perdana menteri mengatakan Hamas merasa bahwa desakan dalam negeri Israel tidak akan tertangguhkan. Hamas melihat kesempatan ini untuk menancapkan keyakinannya bahwa Israel akan menerima semua persyaratannya.
Walau sejumlah tuduhan dari pemerintah terhadap Hamas yang telah menancapkan keteguhan sikapnya namun di sisi lain tidak ada transaksi susulan yang dijadwalkan. Oleh karena itu tidak ada kemungkin voting dalam sidang susulan pemerintahan Israel. Sejumlah media Ibrani bahkan melansir penolakan Israel untuk membebaskan semua tawanan Palestina yang diminta Hamas. Mereka juga tetak bersikukuh untuk mendevortase 70 tawanan ke Gaza atau ke Negara Arab lainya.
Mereka berargumen kalau para tawanan ini dikembalikan ke Tepi Barat dimana mereka berasal pasti mereka akan melanjutkan operasi militernya melawan Israel. Kepulangan mereka justru akan mendorong perlawanan baru yang lebih sengit lagi terhadap Israel di dalam wilayah garis hijau. (asy)
Harian al-Hayat 18/3/2009