Wed 7-May-2025

Yayasan al Aqsha: Desa Silwan di al Quds Terancam Yahudisasi

Jumat 27-Februari-2009

Alquds – Infopalestina: Yayasan al Aqsha menegaskan adanya bahaya besar yang mengancam kampung al Bustan di desa Silwan al Quds dan pentingnya aktivis Islam dan Arab bergerak untuk menyelamatkan al Quds dari yahudisasi dan melindungi Masjid al Aqsa.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis (26/2) yayasan al Aqsha mengatakan “Bahaya mengencam desa Silwan selama bertahun-tahun ketika penjajah memperbanyak gigi-gigi jahatnya ingin menelan al Quds dan Masjid al Aqsa serta mengambil alih properti dengan mengusir warganya.” Yayasan al Aqsha menambahkan “Cerita tentang Silwan tidak dimulai minggu ini. Adalah salah orang yang berpikir bahwa awal kisahnya adalah saat harian Israel “Haaretz” pada Jumat lalu mengungkap tawaran yang diajukan pemerintah kota Yerusalem kepada warga Silwan yang memberikan alternatif tanah pengganti bila mereka setuju secara sukarela mengosongkan rumah-rumah mereka.”

Cerita kampung ini dimulai penjajah Zionis menduduki al Quds timur dan Masjid al Aqsa pada 1967 semakin dalamnya aktivitas penggalian di wilayah selatan dan timur dari Masjid al Aqsa semakin intensifnya pembangunan permukiman Yahudi di al Quds timur peminggiran warga al Quds diskriminasi ras dan penganiayaan agama terhadap warga kampung Silwan.

Yayasan al Aqsha menyatakan pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an sudah dimulai aksi pengambil alihan melalui pembajakan penipuan dan kecurangan oleh organisasi-organisasi koloni pemukiman dan pernyiapan rencana yahudisasi menyeluruh terhaap Kota Lama di al Quds dan daerah sekitar Masjid al Aqsa.

Pada saat yang sama terjadi peningkatan pekerjaan penggalian di dataran tinggi Silwan dan lembah Halwa dan Ain Silwan dimana Silwan berubah menjadi daerah penggalian luas dengan dalih mencari peninggalan Raja Dawud dan terungkap sejumlah terowongan di dataran tinggi daerah Silwan di selatan masjid al Aqsha.

Pada awal milenium ketiga mulai terungkap besarnya target Zionis Israel terhadap daerah Silwan terutama di kampung Bustan dengan penghancuran banyak rumah. Masalah ini mencapai puncaknya pada tahun 2004 ketika arsitek di Kota Yerusalem (al Quds) mengeluarkan perintah penghancuran 88 rumah di kampung Bustan – yakni seluruh kampung – dengan alasan bangunan-bangunannya tidak memiliki izin.

Tujuan sebenarnya dari pemusnahan ini adalah pendirian Taman Taurat dengan nama “Taman Raja Dawud” sebagai salah satu fasilitas bangunan kuil yang mereka klaim.

Yayasan al Aqsha mengatakan “Kala itu didirikan tenda untuk mempertahankan desa. Diteruskan dengan kegiatan-kegiatan lanjutan sampai saat diumumkan pembekukan pembongkaran rumah. Warga Silwan diminta mengajukan rencana pembangunan menyeluruh untuk kampung Silwan. Mereka segera melakukan permintaan itu. Rencana pembangunan telah disampaikan kepada Komisi Perencanaan Pembangunan Kecamatan di al Quds (Yerusalem). Rencana warga Silwan ini akan disetujui dan diakui. Namun pada saat yang sama diajukan rencana lain oleh pemerintah kotaIsrael. Yaitu rencana yahudisasi daerah Silwan termasuk di dalamnya kampung Bustan. Dan telah diketahui bahwa rencana ini telah disetujui.”

Pada hari Rabu 18 Februari 2009 Komisi Perencanaan Pembangunan Kecamatan di al Quds bertemu untuk membicarakan rencana yang diajukan oleh warga Silwan. Diadakan pertemuan terbuka yang disusul dengan pertemuan tertutup. Dan diketahui bahwa pemerintah kota telah menolak rencana warga Silwan. Pada saat yang sama wakil dari pemerintah kotaIsrael mengadakan pertemuan dengan warga kampung agar mereka mengosongkan rumah-rumah mereka secara sukarela.

Yayasan al Aqsha menjelaskan “Kampung Silwan dilingkupi suasana ketakutan dan ketidakpastian terutama setelah naiknya kelompok radikal kanan Israel ke pemerintahan. Yang menjadi backing kuat bagi pemerintah kota dan organisasi pemukiman di mana mereka bisa melaksanakan rencananya dengan lebih mudah.

Yayasan al Aqsha meminta dunia Islam dan Arab agar bergerak praktis dan cepat untuk mendukung perjuangan warga Bustan di daerah Silwan selatan dinding Masjid al Aqsa. Agar gerakan ini mengecam tingkat ancaman terhadap kampung tersebut dan kota Quds secara umum. “Melalui kunjungan dan inspeksi dari tim kami pada situasi saat ini di kampung Bustan kami merasakan kondisi semacam kesepakatan dari warga al Quds yang tinggal di kampung Bustan dan secara umum warga Silwan bahwa bahawa pembongkaran dan pengusiran massal dapat terjadi kapan saja” ungkap Yayasan al Aqsha.

Aktivitas “pemukiman” yahudisasi semakin menambak kegigihan dan komitmen orang-orang Silwan dan masyarakat al Quds secara umum. Mereka gigih dan konsisten bertahan di rumah-rumah mereka bertapapun hal ini harus dibayar dengan pengorbanan.

Dalam pada itu Syaikh Raed Shalah ketua Harakah Islamiyah di wilayah Palestina 1948 mengatakan “Kami telah mengunjungi tenda kampung Bustan. Karena kami menyadari bahwa penjajah Israel masih terus melanjutkan kebijakan pembersihan etnis terhadap warga kami di Silwan sesuai rencana penghancuran mereka merubahnya menjadi taman agama bersejarah kemudian dilanjutkan pelaksanaan rencana ke arah tanah al Anshari dan seterusnya.”

Dia menambahkan “Pada saat ketika penjajah Israel melakukan pembersihan Silwan dengan bertahap Israel berupaya melakukan pembersihan etnis di Kota Lama untuk mengeluarkan penduduk al Quds. Untuk melengkapi cincin “pemukiman” yang mengelilingi Masjid al Aqsa. Ini adalah kerakusan dari insitusi Zionis Israel dalam mengontrol Masjid al Aqsa. Ini berarti dalam perhitungan mereka adalah pendahuluan penting untuk membangun kuil dengan mengorbankan masjid al Aqsha.” Raed menegaskan perlunya meneguhkan warga al Quds dalam perjuangan dan mengulurkan bantuan kepada mereka.

Dia menekankan bahwa apa yang terjadi di kota Silwan berupa penggalian terowongan di bawah tanah dan upaya pengusiram warga yang ada di atasnya menunjukkan hitamnya rencana Zionis Israel yang bertujuan untuk melumpuhkan masjid al Aqsha melalui yahudiasi semua yang ada di daerah-daerah sekitarnya. (seto)

Tautan Pendek:

Copied