Wed 7-May-2025

Dialog Palestina: Keraguan di Tengah Optimisme Pertemuan Fatah dan Hamas

Selasa 17-Februari-2009

Gaza/Ramallah – Infopalestina: Suasana positif muncul di tengah-tengah upaya merealisasikan kesuksesan dialog Palestina yang akan dilaksanakan di Kairo pada akhir bulan Februari ini. Dialog ini sebagai pendahuluan bagi islah nasional untuk mengakhiri perseteruan dan perpecahan internal Palestina. Meski demikian menurut para pengamat masih banyak kekhawatiran dan keraguan.

Optimisme ini terkait dengan semangat kesepahaman dan kesepakatan yang terjadi dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan antara delegasi gerakan Hamas dan Fatah beberapa hari terakhir. Hal itu ditegaskan sendiri oleh para pemimpin di kedua belah pihak. Ditambah rencana-rencana dan persiapan-persiapan di Palestina dan Arab yang berlomba dan bersamaan dengan dialog faksi-faksi Palestina. Namun hal ini tidak menutup adalah keraguan dari pihak Hamas akan keberhasian dialog ini di tengah-tengah aksi-aksi represif yang dilakukan dinas keamaan otoritas Ramallah.

Memecah Kebekuan 2 Gerakan

Jurubicara gerakan Hamas Fauzi Barhum memuji perjalanan pertemuan yang terjadi anara delegasi gerakan Hamas dan Fatah di Kairo. Dia menegaskan pertemuan ini berhasil memecahkan kebekuan antara kedua belah pihak.

Barhum mengatakan dalam pernyataan persnya “Pertemuan tingkat pimpinan tinggi antara Wakil Kepala Biro Politik Hamas Musa Abu Marzuq dan Anggota Komisi Central Fatah Ahmad Qurai’ berjalan baik dan positif.”

Barhum menyatakan bahwa pertemuan ini membahas sejumlah tema penting yang dianggap kebutuhan wajib dialog khususnya persoalan-persoalan penangkapan dan penahanan politik propaganda media provokatif interogasi dan pemutusan gaji pegawai. Dia mengatakan “Fatah menunjukan kesungguhan besar untuk mengatasan rintangan ini. Hamas meminta kerja sungguh-sungguh untuk mengakhiri masalah penangkapan dan penahanan politik serta penghentian provokasi.”

Petinggi Hamas di Tepi Barat Rafat Nashif menilai indikasi-indikasi yang berkaitan dengan dialog antara gerakan Hamas dan Fatah di Tepi Barat sampai saat ini positif. Dia mengaitkan hal itu dengan “penyiapan suasana yang kondusif untuk sampai pada dialog yang sungguh-sungguh.” Dia menilai ini adalah poin esensial. Dia mengisyaratkan telah disepakati rencana prioritas dan penting untuk menutup masalah penangkapan politik dan serangan terhadap geakan Hamas di Tepi Barat.

Nashif berharap semua tahanan politik di Tepi Barat dibebaskan dan diakhiri masalah ini sebeum dimulainya dialog pada 22 Februari nanti. Dia juga berharap ada mekanisme epat sebelum pelaksanaan dialog untuk mengatasi masalah tahanan politik ini.

Sementara itu ketua fraksi Fatah di parlemen Palestina Azam al Ahmad mengatakan pertemuan yang terjadi antara gerakan Hamas dan Fatah di Kairo menegaskan bahwa di sana ada kemajuan pada perjalanan dialog dan bahwa di sana ada sesuatu yang baru.

Ahmad menambahkan “Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas sudah menyatakan penghentian propaganda media pada hari Senin (16/02).”

7 Negara Arab Siap Kawal

Mengenai upaya Arab yang akan ikut mendukung dialog Palestina yang akan dilaksanakan di Kairo akhir bulan ini Wakil Ketua Biro Politik Hamas Musa Abu Marzuq mengungkapkan tujuh negara Arab siap kawal dialog nasional Palestina.

Dalam keteranganya lewat telepon di sela-sela simposium yang diadakan pusat kajian timur tengah di Amman Yordania Abu Marzuq menegaskan tujuan dari pertemuan delegasi Hamas dan Fatah adalah untuk mengondisikan iklim dialog Palestina.

Meski demikian gerakan Hamas mengungkapkan keraguannya dalam kesiapan gerakan Fatah dan otoritas Palestina untuk menyukseskan dialog ini. Keraguan Hamas itu didasarkan pada berlanjutnya aksi penangkapan ratusan kader dan pendukung gerakan Hamas oleh dinas keamanan otoritas Palestina serta intimidasi dan penyiksaan terhadap mereka.

Otoritas Ramallah Lanjutkan Penangkapan dan Penyiksaan

Gerakan perlawanan Islam Hamas mengungkapkan keraguanya atas kesiapan Fatah untuk berdialog dengan faksi perlawanan menyusul tindakanya yang masih menangkapi ratusan simpatisan dan aktivis Hamas di Tepi Barat.

Gerakan Hamas di Tepi Barat dalam pernyataan Senin (16/2) seperti dilansir koresponden Infopalestina mengatakan bahwa berdasarkan informasi dari dalam penjara keamanan Abbas para kader dan pendukung Hamas yang ditahan dinas keamanan mengalami penyiksaan dan perlakuan kejam terutama terhadap aktivis gerakan. Sementara jumlah tawanan baru terus bertambah. Mereka ditangkap dari rumah atau tempat kerja mereka atau melalui pemanggilan. Hamas menyatakan semua ini bukan merupakan indikator positif bagi iklim dialog. Situasi inilah sebenarnya sebagai kendala utama bagi keberhasilan upaya rekonsiliasi di Kairo saat ini.

Dalam pada itu Hamas menambahkan keherananya atas sikap acuh tak acuh dan tidak peduli terhadap langkah-langkah konkret serta serius untuk menciptakan iklim dialog nasional yang sukses. Hamas juga merasa heran dengan sikap keamanan Abbas di Tepi Barat yang terus menangkapi aktivis perlawanan dan menunda-nunda pembebasan ratusan tahanan politik dari penjara. Sejumlah tawanan yang terdiri dari berbagai tokoh Palestina disiksa dan mendapat perlakuan kejam hingga berujung ke rumah sakit akibat kerasnya siksaan yang dialami mereka. Padahal sejumlah rumah sakit merekomendasikan kepada keamanan untuk membebaskan tawanan tersebut.

Hamas menegaskan masih banyak tokoh-tokoh politik masih mendekam di dalam penjara. Seperti Syaikh Shaker Wahdan ketua dewan lokal dari desa Rantis barat Ramallah. Padahal ia sudah dipenjara selama lebih dari 7 bulan. Syaikh Idris Hussein Aqbia dari desa kecamatan Ramallah sudah berada dalam tahanan selama lebih dari 6 bulan. Dari Hebron Syaikh Abu Firas seorang khatib yang tengah mengambil gelar master dan yang lainya.

Gerakan Hamas menyatakan menolak segala bentuk penyiksaan dan buruknya kondisi para tahanan dengan alasan apapun. Hamas meminta mediator Mesir dan di Liga Arab untuk mengatasi masalah ini dengan cepat dan sungguh-sungguh jika menginginkan upaya ini berbuah dan menghasilkan sessuatu yang realistis. Hamas menuding Mahmoud Abbas bertanggung jawab atas sikap yang menghalangi dialog sebagai kendala utama terciptanya dialog serius. (seto)

Tautan Pendek:

Copied