Tekad besar dan semangat yang tinggi tetap dia perlihatnya keskipun kondisi sangat sulit yang nampak pada dirinya. Dia hanya mengenakan pakaian yang hampir compang-camping. Namun dia meniupkan tekad pada semua pemilik rumah yang diratakan buldoseer-buldoser Zionis
Meski penderitaan terus berlanjut akibat agresi Zionis
Ketika koresponden Infopalestina sampai di daerah tersebut sebagai bagian dari kunjunganya melihat langsung wilayah-wilayah yang terpapar agresi Zionis Israel Haji Abu Ataya segera mengeluarkan potongan kertas dari sakunya yang dia tulis pada buku sekolah anaknya yang paling besar Yaser yang dia ambil dari bawah puing reruntuhan. Dia mulai membaca isi kerta tersebut yang menegaskan bahwa agresi ini pasti kalah dan kebenaran pasti menang. Bahwa Palestina mulai dari luat hingga sungainya dengan izin Allah akan kembali berkat keutamaan jihad orang-orang yang ikhlas dan jujur.
Dia berbicara dengan tekad kuat keyakinan yang teguh bahasa yang fasih dan penyampaikan yang penuh komitmen yang mempertanyakan adakan orang yang menulis kalimat kecaman atas agresi Zionis
Kira-kira dua setengah menit dia menyampaikan kata-kata penuh amarah seraya tersenyum karena dia tahu bahwa orang yang mewancarainya mengira dia adalah orang awam. Bagaimana bisa menulis dan mengutarakan kalimat-kalimat bernas. Kemudian dia menjawab sendiri “Saya adalah seorang guru bahasa Arab untuk pelajar SMU. Saya menyelesaikan studi saya di Universitas Kairo. Anda jangan tertipu oleh wajah tua saya. Puing reruntuhan rumah ini memantulkan ketuaan wajah saya ini.”
Dengan tatapan tajam ke arah wajah anaknya yang paling besar Yaser keduanya saling berbalas senyum Abu Ataya mengatakan “Saya akan mengirimnya ke Universitas Kairo untuk kuliah kedokteran.” Sang anak yang sudah absent pada semester pertama kelas satu SMU ini tersenyum. Sang Ayah menegaskan “Yaser orangnya tekun dalam belajar. Dia selalu menjadi rangking di antara teman-temannya di sekolah. Sebentar lagi dia akan kembali belajar. Mimpin menjadi dokter masih menjadi obsesinya betapapun penderitaan yang baru saja terjadi.”
Kembalinya Yaser bersama 5 saudarnya ke bangku sekolah jelas memerlukan semua kebutuhan sekolah baru mulai dari buku paket buku catatan dan sebagiannya. Semua ini jelas membutuhkan dana tambungan yang dia simpan dari gajinya di saat kondisi normal lantas bagaimana dengan kondisi darurat seperti saat ini.
Apalagi Abu Ataya kini sudah tidak punya sisa tabungan di bank barang dagangan atau tanah yang bisa untuk memenuhi keingingan dia dan anaknya untuk melanjutkan studi kedokteran.
Namun laki-laki ini bertekad merancang untuk merealisasikan keinginannya pada anaknya juga keinginan anaknya “Yaser yang sangat pintar” dan kuliah kedokteran di Kairo. “Kembalilah ke ini setelah
Saat koresponden Infopalestina menanyakan detail agresi Zionis
Abu Ataya bersama istri dan anak-anaknya sejak rumahnya diratakan
Abu Ataya adalah satu dari contoh warga Palestina yang sabar dan teguh mempertahankan tanahnya dan komitmen dengan jalan perlawanan meskipun agresi menghancur-leburkan apa yang ada. Namun dia mengajarkan kepada anaknya untuk mengibarkan slogan: lanjutkan hidup dan memori ini tidak pernah lupa dan tidak pula mengampuni. (seto)